Analisis Variasi Jumlah Tumpukan Biji Terhadap Akurasi Prediksi Kandungan Minor Kopi Arabika Dengan NIR Spectroscopy
View/Open
Date
2018Author
Madi, Sri Citra Yuliana
Budiastra, I Wayan
Purwanto, Aris
Metadata
Show full item recordAbstract
Kopi Arabika Bondowoso merupakan salah satu kopi spesialti Indonesia
yang banyak diminati karena cita rasanya yang khas dan berbeda. Kafein, asam
klorogenat, dan trigonelin merupakan kandungan minor yang memiliki kontribusi
besar terhadap cita rasa dan kualitas kopi. Penentuan kandungan ini telah banyak
dilakukan dan dilaporkan dengan menggunakan metode NIR spectroscopy (NIRS).
Namun penelitian-penelitian tersebut menghasilkan akurasi prediksi yang berbedabeda.
Salah satu faktor penyebabnya adalah pretreatment data yang digunakan dan
desain tumpukan biji dalam pengambilan spektrum NIR yang berbeda, di mana
pengukuran NIR pada tumpukan biji-bijian, intensitas penyerapannya dipengaruhi
oleh void space. Besarnya void space menyebabkan terjadinya non-fully interacted
radiation (NFIR) yang akan menurunkan kualitas rasio signal to noise dari
spektrum yang dikumpulkan dan akan mempengaruhi akurasi prediksi kandungan
yang diuji. Void space ini selain dipengaruhi oleh ukuran partikel, juga dipengaruhi
oleh jumlah/tebal tumpukan bijian. Oleh sebab itu, secara umum tujuan penelitian
ini adalah menentukan desain pengukuran yang tepat dalam menentukan
kandungan minor kopi Arabika Bondowoso dengan NIRS. Secara khusus penelitian
ini bertujuan menganalisis spektrum absorbansi NIR kopi pada berberapa variasi
tumpukan biji dan menentukan pretreatment data serta jumlah tumpukan yang tepat
dalam menduga kandungan kafein, asam klorogenat dan trigonelin biji kopi
Arabika Bondowoso dalam bentuk green beans dengan metode PLS.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan
Hasil Pertanian (TPPHP), IPB. Tahapan penelitian dimulai dengan persiapan
sampel, di mana sampel kopi yang diperoleh dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia dilakukan penyortiran terlebih dahulu untuk memisahkan biji cacat dan
kotoran. Setelah itu, sampel kopi dibagi ke dalam 100 kelompok dengan berat
masing-masing sampel 100 g dan sisanya digunakan untuk pengukuran void ratio.
Selanjutnya, sampel kopi disusun ke dalam cawan petri dengan 3 cara tumpukan
berbeda, yaitu 3 tumpukan (65 g), 4 tumpukan (70 g), dan 5 tumpukan (95 g).
Kemudian reflektan kopi untuk masing-masing tumpukan diukur dengan
menggunakan alat FT-NIR spektrometer pada panjang gelombang 1000-2500 nm.
Setelah itu, sampel kopi dilakukan analisis kimia dengan metode liquid
chromatography–mass spectrometry (LC-MS). Pengukuran void ratio dilakukan
dengan metode perpindahan cairan dan persentasenya dihitung berdasarkan
perbandingan volume void yang berisi sampel dengan volume totalnya. Metode
kalibrasi yang digunakan pada penelitian ini adalah partial least square (PLS) dan
pretreatment data yang digunakan berdasarkan referensi terbaik dari penelitian
sebelumnya yaitu kombinasi first derivative Savitzky-Golay (dg1) dan
multiplicative scatter correction (MSC), second derivative Savitzky-Golay (dg),
dan kombinasi (dg2, MSC).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa spektrum absorbansi 3, 4, dan 5
tumpukan memiliki pola spektrum yang sama, namun memiliki intensitas
penyerapan yang berbeda. Penyusunan biji kopi sebanyak 5 tumpukan
menghasilkan intensitas penyerapan yang lebih tinggi dibandingkan 3 dan 4
tumpukan. Berdasarkan parameter statistik yang diukur diperoleh akurasi prediksi
kafein dan asam klorogenat terbaik untuk ketiga lapisan adalah dengan
pretreatment dg2, sedangkan trigonelin diperoleh dengan pretreatment kombinasi
(dg2, MSC). Selain itu, jumlah tumpukan biji memberikan pengaruh terhadap
akurasi prediksi kandungan minor yang diuji, di mana berdasarkan hasil analisis, 5
tumpukan menghasilkan akurasi prediksi yang lebih baik dibandingkan 3 dan 4
tumpukan. Hasil kalibrasi dan validasi terbaik untuk kafein dengan pretreatment
dg2 dan 6 faktor PLS diperoleh nilai r = 0.99, SEC = 0.011%, SEP = 0.012%, RPD
= 5.40, asam klorogenat dengan pretreatment dg2 dan 5 faktor PLS diperoleh nilai
r = 0.99, SEC = 0.089%, SEP = 0.091%, RPD = 4.76, sedangkan trigonelin dengan
pretreatment kombinasi (dg2, MSC) dan 5 faktor PLS diperoleh nilai r = 0.99, SEC
= 0.008%, SEP = 0.008%, RPD = 4.86. Akurasi prediksi yang diperoleh dari
penelitian ini sangat baik sehingga persamaan kalibrasi yang dikembangkan dapat
digunakan untuk menduga kandungan kafein, asam klorogenat dan trigonelin kopi
Arabika bondowoso dalam bentuk green beans.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2336]