Show simple item record

dc.contributor.advisorRahayu, Winiati Pudji
dc.contributor.advisorNuraida, Lilis
dc.contributor.authorUtami, Donna Fujie Rahaditha
dc.date.accessioned2018-08-16T08:43:01Z
dc.date.available2018-08-16T08:43:01Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92638
dc.description.abstractKonsumsi lalapan segar di warung kaki lima perlu mendapat perhatian khusus dari sisi keamanan pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah memperkirakan peluang paparan terhadap bakteri patogen akibat konsumsi lalapan segar pada konsumen warung kaki lima, menilai kondisi sanitasi warung kaki lima yang menyediakan lalapan segar, dan memberikan rekomendasi program pembinaan warung kaki lima di empat lokasi di Kota Bogor. Penelitian ini dilakukan pada 16 warung yang menyajikan lalapan segar di empat lokasi di Kota Bogor. Jumlah responden survei konsumsi lalapan segar ditentukan dengan menggunakan metode sampling terstratifikasi. Kuesioner konsumsi lalapan segar yang telah diuji coba digunakan sebagai alat survei pada 293 responden. Elemen penilaian observasi sanitasi warung mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 942 Tahun 2003 dan penentuan level kesesuaian sanitasi warungnya mengacu pada Peraturan Kepala BPOM RI Nomor HK. 03.1.23.04.12.2007 Tahun 2012 yang dimodifikasi. Program pembinaan sanitasi warung direkomendasikan untuk setiap lokasi warung. Hasil survei menunjukkan bahwa mentimun adalah lalapan segar yang paling sering dikonsumsi. Pria mengonsumsi lalapan di warung dengan jumlah dan frekuensi yang lebih tinggi daripada wanita, yaitu sebesar 47.12 g/orang/konsumsi dan 3.37 kali/minggu, berbanding 40.61 g/orang/konsumsi dan 2.37 kali/minggu pada wanita. Orang dewasa mengonsumsi lalapan sebesar 44.59 g/orang/hari dan frekuensi 3.05 kali/minggu. Remaja dan lansia mengonsumsi lalapan segar berturut-turut sebesar 38.44 dan 47.64 g/orang/konsumsi dengan frekuensi sebanyak 1.82 dan 0.86 kali/minggu. Hasil observasi sanitasi warung menunjukkan bahwa seluruh warung yang menyajikan lalapan segar yang disurvei di empat lokasi di Kota Bogor berada pada level IV. Rata-rata kesesuaian seluruh lokasi warung adalah 66%. Berdasarkan kondisi sanitasi warungnya, terdapat potensi cemaran bahaya mikrobiologi akibat mengonsumsi lalapan segar di warung kaki lima yang ada di empat lokasi di Kota Bogor. Berdasarkan asumsi jumlah patogen sama pada semua lokasi warung, maka pria berpeluang tinggi terpapar bahaya mikrobiologi akibat konsumsi lalapan segar, dengan total konsumsi 158.71 g/orang/minggu. Wanita berpeluang terpapar sedang dengan total konsumsi 97.12 g/orang/minggu. Orang dewasa berpeluang tinggi terpapar bahaya mikrobiologi, dengan total konsumsi 138.67 g/orang/minggu. Remaja dan lansia berpeluang terpapar sedang dan rendah, dengan total konsumsi sebesar 60.96 dan 41.83 g/orang/minggu. Rekomendasi program pembinaan sanitasi warung meliputi penataan warung kaki lima, sosialisasi peraturan penataan warung dan persyaratan higiene sanitasi makanan jajanan oleh pemerintah daerah dan dinas kesehatan kabupaten/kota, kesadaran dan peran aktif pedagang warung dalam mematuhi peraturan yang berlaku, serta penertiban bagi warung yang melanggar peraturan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFood Technologyid
dc.subject.ddcFood Consumptionid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleKonsumsi Lalapan Segar di Warung Kaki Lima dan Tingkat Sanitasi Warungnya di Empat Lokasi di Kota Bogorid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordlalapan segarid
dc.subject.keywordkonsumsiid
dc.subject.keywordpaparanid
dc.subject.keywordsanitasiid
dc.subject.keywordwarung kaki limaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record