Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri Hidrolisat Protein Hasil Fermentasi Telur Ikan Cakalang
View/ Open
Date
2018Author
Aditia, Rifki Prayoga
Desniar
Trilaksani, Wini
Metadata
Show full item recordAbstract
Telur ikan cakalang sebagai hasil samping pengolahan ikan asap dan ikan
kayu potensial dimanfaatkan sebagai hidrolisat protein. Hidrolisis menggunakan
fermentasi bakteri diharapkan menghasilkan peptida bioaktif yang bersifat
antioksidan dan antibakteri pada hidrolisat protein telur ikan cakalang. Penelitian
ini bertujuan untuk: (1) menentukan pengaruh fermentasi spontan dan tidak
spontan (starter) terhadap karakteristik mikrobiologi dan kimiawi selama
fermentasi telur ikan cakalang; (2) menentukan aktivitas antioksidan dan
antibakteri hidrolisat protein telur ikan cakalang dan; (3) menentukan profil asam
amino dari hidrolisat protein telur ikan cakalang.
Pembuatan hidrolisat protein menggunakan 3 perlakuan fermentasi yaitu:
(1) fermentasi spontan (FS); (2) fermentasi menggunakan starter tunggal
L. plantarum SK (5) (FL) dan; (3) fermentasi menggunakan bakteri endogenous
serta ditambah bakteri L. plantarum SK (5) (FSL). Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa total BAL (bakteri asam laktat) pada perlakuan FS
mengalami peningkatan selama 48 jam fermentasi dan selanjutnya menurun
hingga akhir fermentasi. Total BAL pada perlakuan FSL mengalami perubahan
yang statis selama fermentasi, sedangkan pada perlakuan FL total BAL
mengalami penurunan selama 48 jam fermentasi dan kemudian cenderung statis
hingga akhir fermentasi. Total mikroba aerob pada perlakuan FS dan FSL
mengalami penurunan hingga jam ke-48 fermentasi dan kemudian jumlahnya
sama dengan total BAL, sedangkan pada perlakuan FL total mikroba aerob dari
awal hingga akhir fermentasi jumlahnya sama dengan total BAL. Peningkatan
total asam terjadi pada ketiga perlakuan hingga jam ke-48 fermentasi yang diikuti
oleh penurunan nilai pH. Nilai absorbansi pengujian asam amino bebas dan bobot
hidrolisat protein pada perlakuan FS meningkat paling tinggi selama fermentasi,
sedangkan pada perlakuan FL cenderung tetap dari awal hingga akhir fermentasi.
Aktivitas antioksidan dari hidrolisat protein perlakuan FS dan FSL
mengalami penurunan seiring bertambahnya waktu fermentasi, sedangkan pada
perlakuan FL tidak terjadi perubahan selama fermentasi. Hasil pengujian aktivitas
antibakteri menunjukkan bahwa zona hambat teringgi dengan kategori sedang
terjadi pada hidrolisat protein perlakuan FL dan FSL pada konsentrasi 0.5 mg/μL
dengan lama fermentasi 48 jam. Hidrolisat protein terpilih dari perlakuan FS, FSL
dan FL mengandung 17 unsur asam amino. Asam amino yang paling tinggi
keberadaannya adalah asam glutamat dan asam aspartat.
Collections
- MT - Fisheries [3019]