Kajian Potensi Tahu Ungu dalam Memperbaiki Sindrom Metabolik pada Penderita Diabetes Melitus Tipe-2.
View/Open
Date
2018Author
Novalina A, Sri
Zakaria, Fransiska
Suliantari
Chasanah, Ekowati
Metadata
Show full item recordAbstract
Resistensi dan defisiensi insulin, serta obesitas merupakan faktor utama
terjadinya sindrom metabolik (MetS). Obesitas disebabkan oleh asupan makanan
berlebihan kalori yang menyebabkan hiperglikemia dan dislipidemia, yang
kemudian menyebabkan sintesis reactive oxygen species (ROS) sehingga
meningkatkan stres oksidatif. Hal ini akan memicu reaksi imunitas seperti
dilepaskannya faktor inflamasi interleukin-6 (IL-6), dan meningkatnya produksi
enzim siklooksigenase-2 (COX-2) yang mengakibatkan penurunan imunitas.
Penurunan sistem imun dapat dilihat pada penurunan jumlah sel T CD4+ dan
CD8+ dan terjadinya peradangan yang membuka akses bagi ROS dan glukosa
untuk berinteraksi dengan protein, lemak, dan DNA. Radikal bebas yang
menyerang DNA sel pankreas akan menyebabkan disfungsi sel-β pankreas
sehingga terjadi disfungsi sel-β. Pada akhirnya akan menyebabkan defisiensi dan
resistensi insulin yang memicu terjadinya penyakit diabetes melitus (DM) tipe-2.
Prevalensi penyandang DM berdasarkan data IDF 2015 mencapai 415 juta
jiwa dan diperkirakan akan meningkat menjadi 642 juta jiwa pada tahun 2040.
Diabetes dapat dicegah dan dikendalikan dengan cara menurunkan faktor risiko
penyebabnya, salah satunya dengan perbaikan pola makan. Ini dapat dilakukan
dengan mengonsumsi pangan nabati yang memiliki gizi tinggi, rendah indek
glikemik (IG), serta tinggi serat, dan komponen bioaktif. Tahu ungu yang terbuat
dari kedelai hitam termasuk ke dalam kategori makanan sehat yang cocok bagi
penderita DM. Kedelai hitam memiliki gizi yang hampir sama dengan kedelai
kuning tetapi memiliki flavonoid total enam kali lebih banyak dibanding kedelai
kuning dan kapasitas antioksidan yang lebih tinggi. Selain itu, terdapat antosianin
pada kedelai hitam yang tidak dimiliki oleh kedelai kuning.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji manfaat pemberian tahu
ungu dalam memperbaiki sindrom metabolik pada responden penderita DM tipe-
2. Adapun parameter yang diamati meliputi kadar glukosa darah puasa (GDP),
kadar insulin, perbaikan profil lipid (kadar trigliserida, LDL-k, HDL-k, dan
kolesterol total), perbaikan imunitas dengan peningkatan sel T CD4+ dan CD8+,
faktor inflamasi dari kadar IL-6 dan COX-2, serta pengamatan DNA adduct.
Penelitian dilakukan dalam empat tahap yaitu, pertama pengajuan ethical
clearence pada UNIKA Atmadjaya, selanjutnya pembuatan tahu ungu dari kedelai
hitam dengan menggunakan koagulan CaSO4 sebanyak 0.27%. Lalu dilakukan
analisis proksimat, serat larut, dan asam amino tahu ungu. Hasil analisis
menunjukkan bahwa tahu ungu mengandung kadar air sebesar 84.39±0.05; kadar
abu sebesar 0.33±0.01; protein 7.84±0.76; lemak 2.52±0.35; serat larut 4.33±0.01;
serat tak larut 1.23±0.05.
Survey dan pemilihan responden dilakukan secara purposive dengan total 20
orang responden yang terdiri dari 10 orang responden intervensi, dan 10 orang
responden kontrol. Selanjutnya, Sosialisasi pada responden terpilih tentang
pengendalian penyakit diabetes. Kemudian diminta persetujuan responden melalui
tanda tangan pada informed consent, pemeriksaan kesehatan klinis, serta
melakukan pengambilan darah awal sebelum intervensi.
Intervensi dengan pemberian tahu ungu selama 28 hari berupa tahu ungu
rebus sebanyak 85 g dengan tambahan kuah sop pada kelompok intervensi,
sedangkan kelompok kontrol tidak menerima apapun. Setiap minggu, asupan gizi
responden pada kedua kelompok dievaluasi melalui kuesioner food recall,
dihitung menggunakan NutriSurvey software (EBIS pro software).
Penyuluhan dan pengambilan darah untuk analisis oleh tenaga medis yang
bersertifikat. Darah diambil sebanyak 8 mL pada pagi hari setelah 12 jam
berpuasa. Pengukuran GDP dilakukan dengan metode prick menggunakan
glucometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar GDP
responden dari 224.7±92.45 mg/dL menjadi 170.2±68.15 mg/dL. Selanjutnya
pengukuran kadar insulin, IL-6, dan COX-2 menggunakan metode ELISA, hasil
pengukuran menunjukkan peningkatan kadar insulin plasma dari 0.29±0.08
menjadi 0.39±0.11; penurunan faktor inflamasi IL-6 dari 0.50±0.04 menjadi
0.43±0.07 dan COX-2 dari 0.75±0.10 menjadi 0.66±0.06. Analisis jumlah sel T
jumlah sel T CD4+ dan CD8+ menggunakan flowcytometer. Hasil analisis
menunjukkan peningkatan jumlah sel T CD4+ dari 649.33±207.92 sel/μL menjadi
883.5±315.25 sel/μL dan CD8+ dari 261.2±83.03 sel/μL menjadi 495.09±114.85.
Analisis kadar profil lipid darah menggunakan metode CHOD-PAP, menunjukkan
penurunan kadar trigliserida (TG) dari 175.6±72.61 mg/dL menjadi 123.7±29.50
mg/dL; kolesterol total dari 207.4±52.6 mg/dL menjadi 154.4±50.89 mg/dL;
kadar LDL-k dari 133.76±47.00 mg/dL menjadi 98.96±45.83 mg/dL. DNA
adduct tidak terdeteksi pada darah kelompok intervensi dan kontrol.
Berdasarkan hasil peneliti terlihat bahwa tahu ungu dapat memperbaiki
sindrom metabolik pada penderita DM tipe-2 melalui penurunan kadar glukosa
darah puasa (GDP), peningkatan kadar insulin, penurunan IL_6 dan COX-2,
perbaikan profil lipid darah dan peningkatan jumlah sel T CD4+ dan CD8+.