Dampak Investasi Modal Manusia terhadap Kinerja Ekonomi dan Kemiskinan Di Provinsi Aceh
View/Open
Date
2018Author
Sartiyah
Hartoyo, Sri
Syaukat, Yusman
Oktaviani, Rina
Metadata
Show full item recordAbstract
Teori Pertumbuhan Endogen (Endogenous Growth Theory) menyatakan
modal manusia berperan sebagai faktor endogen dalam pertumbuhan ekonomi
suatu negara. Pada masa globalisasi dan otonomi daerah saat ini modal manusia
yang berkualitas dan unggul berperan penting bagi tercapainya pertumbuhan
ekonomi dan proses pembangunan secara menyeluruh. Pendidikan dan kesehatan
yang didukung oleh infrstruktur yang memadai berperan penting bagi peningkatan
kualitas modal manusia. Perbaikan kualitas modal manusia berarti perbaikan bagi
pembangunan bangsa. Kebijakan fiskal merupakan instrumen penting untuk
mengatasi permasalahan pada modal manusia yang tejadi. Peningkatan pengeluaran
pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan adalah suatu investasi yang harus
dilakukan untuk peningkatan kualitas manusia dan menjadi kebutuhan dasar bagi
masyarakat. Peningkatan pendidikan dan kesehatan diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan modal manusia dalam menggunakan teknologi produksi
yang terus berkembang sehingga dapat menaikkan produktivitas. Produktivitas
yang tinggi memungkinkan untuk memperoleh pendapatan dan kesejahteraan yang
lebih tinggi sehingga masyarakat dapat keluar dari lingkaran kemiskinan.
Penelitian ini bertujuan mengetahui kebijakan pemerintah dalam
meningkatkan pendidikan dan kesehatan dikaitkan dengan input, output dan
produktivitas di sektor pertanian dan non pertanian, persentase penduduk
kemiskinan, indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan.
Peningkatan investasi modal manusia ini didukung oleh infrastruktur digunakan
sebagai variabel kebijakan dalam pembangunan modal manusia agar dapat
mencapai pertumbuhan dan penurunan kemiskinan yang tinggi. Tujuan penelitian
ini adalah, (1) menganalisis dampak investasi modal manusia dan infrastruktur
terhadap pertumbuhan ekonomi, sektor pertanian dan non pertanian serta
kemiskinan. (2) menganalisis dampak kebijakan tersebut terhadap pertumbuhan
ekonomi, sektor pertanian dan non pertanian, serta kemiskinan di daerah induk dan
pemekaran Provinsi Aceh. Penelitian dilakukan pada 5 daerah kota dan 18 daerah
kabupaten di Provinsi Aceh. Data yang digunakan adalah data panel, yang
menggabungkan time series data tahun 2008-2013 dan cross section data dari 23
kabupaten/kota, dimana seluruh data sebanyak 138 record data. Model persamaan
simultan terdiri atas 3 blok yaitu blok modal manusia, blok input, dan output dan
kinerja daerah. Jumlah persamaan sebanyak 13 yang terdiri atas 11 persamaan
struktural dan 2 persamaan identitas. Estimasi model dilakukan dengan metode
Two State Least Square (2SLS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak investasi modal manusia kecil
dalam meningkatkan pendidikan dan kesehatan, kinerja ekonomi di sektor
pertanian dan non pertanian, dan menurunkan kemiskinan di Provinsi Aceh. Hal
ini disebabkan tingkat produktivitas tenaga kerja sangat rendah, terutama di
produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian, sehingga pendapatan perkapita
v
menjadi rendah. Konsekuensinya adalah penduduk miskin tidak bisa keluar dari
batas garis kemiskinan sehingga tingkat kemiskinan di Provinsi Aceh masih tinggi
daan sulit diturunkan. Temuan lain bahwa dampak investasi modal manusia di
daerah pemekaran lebih kecil dibandingkan dampaknya di daerah induk. Hal ini
menunjukkan bahwa pembangunan modal manusia di daerah pemekaran masih
jauh tertinggal dibandingkan pembangunan modal manusia di daerah induk. Di
daerah pertanian dan pertambangan menunjukkan temuan berbeda, dimana
investasi modal manusia berdampak lebih besar terhadap peningkatan kinerja
ekonomi dan penurunan kemiskinan di daerah pertanian dibandingkan di daerah
pertambangan.
Implikasi pembagunan daerah di era globalisasi dan otonomi memerlukan
peningkatan modal manusia, agar dapat digunakan sebagai strategi pembangunan
untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi dan penurunan kemiskinan. Mengingat
kualitas pendidikan dan kesehatan yang masih rendah, maka sistem pendidikan dan
pelayanan kesehatan diperbaiki dan sesuai dengan kebutuhan dan lebih fokus di
sektor pertanian dan daerah pemekaran agar tingkat produktivitas tenaga kerja
dapat meningkat.