Show simple item record

dc.contributor.advisorSulistiyani
dc.contributor.advisorSajuthi, Dondin
dc.contributor.advisorSuparto, Irma Herawati
dc.contributor.authorZuraida
dc.date.accessioned2018-07-30T02:35:32Z
dc.date.available2018-07-30T02:35:32Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92552
dc.description.abstractStres oksidatif adalah gangguan keseimbangan antara produksi radikal bebas (reactive oxygen species/ROS ) dan pertahanan antioksidan yang terjadi, sehingga dapat merusak makromolekul seperti protein, lipid, dan asam deoksinukleat (DNA). Stres oksidatif berperan penting dalam patogenesis aterosklerosis karena merangsang terjadinya hiperpermeabilitas permukaan sel endotel, peradangan, kerusakan, dan disfungsi endotel. Keadaan ini menyebabkan low density lipoprotein (LDL) masuk ke dalam sub endotel dan mengalami oksidasi (LDL-ox). LDL teroksidasi dikenali reseptor skavenger makrofag, dan terjadi internalisasi LDL-ox melalui reseptor skavanger makrofag, sehingga terjadi akumulasi kolesterol pada makrofag, dan terbentuk sel busa/foam cell, serta terjadi aterosklerosis sebagai penyebab jantung koroner. Antioksidan dapat mencegah terjadinya proses oksidasi. Flavonoid adalah salah satu kelompok metabolit sekunder yang banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan, dan buah-buahan yang berfungsi sebagai antioksidan. Kayu pulai (Alstonia scholaris R.Br), adalah salah satu tumbuhan hutan Indonesia yang mengandung flavonoid, dan memiliki khasiat antioksidan. Bagian tumbuhan yang sering digunakan adalah daun dan kulitnya. Pada penelitian ini menggunakan kulit kayu pulai. Penelitian ini bertujuan untukmengidentifikasi jenis flavonoid kulit kayu pulai, menentukan aktivitas antioksidan fraksi flavonoid, mengkaji kemampuan fraksi flavonoid kulit kayu pulai dalam menghambat oksidasi LDL, dan akumulasi kolesterol pada makrofag monyet ekor panjang di tingkat seluler, serta menentukan konsentrasi terbaiknya. Penelitian ini terdiri dari tiga rangkaian kegiatan penelitian. Rangkaian pertama mencari konsentrasi pelarut terbaik untuk mendapatkan total flavonoid tertinggi dengan cara mengekstrak kulit kayu pulai menggunakan metode maserasi dalam berbagai konsentrasi pelarut etanol (0, 30, 50, 70, 80, dan 90%), lalu dihitung rendemen, dan total flavonoidnya. Pelarut dengan total flavonoid tertinggi dilanjutkan ke tahap fraksinasi bertingkat menggunakan n-heksana, kloroform, dan etanol, lalu diuji fitokimia pada fraksi etanol dan kloroform. Hasil penelitian menunjukkan rendemen ekstrak kasar etanol 70% kulit kayu merupakan konsentrasi pelarut terbaik dalam menarik senyawa flavonoid dengan nilai total flavonoid tertinggi (0.625 mg EK/g ekstrak), dan rendemen 2.96%., tetapi ekstrak kasar etanol 90% memiliki rendemen tertinggi (6.47%), dengan total flavonoid (0.183 EK/g) yang lebih rendah dari ekstrak kasar etanol 70%. Selanjutnya, hasil fraksinasi ekstrak kasar etanol 70% menghasillkan fraksi etanol dan kloroform, dan hasil uji fitokimia, kedua fraksi mengandung flavonoid, saponin, alkaloid, dan triterpenoid, sedangkan tanin hanya terdeteksi pada fraksi etanol, karena fraksi etanol bersifat polar. Fraksi etanol dan khloroform 70% dilanjutkan ke tahap berikutnya untuk mengidentifikasi turunan flavonoid, dan aktivitas antioksidannya. Rangkaian penelitian kedua mengukur rendemen kedua fraksi, dan mengidentifikasi jenis flavonoid menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (High Performance Liquid Chromatography/HPLC). Aktivitas antioksidan dianalisis dengan metode 1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl (DPPH), dan uji asam tiobarbiturat/Thiobarbituric Acid test (TBA) pada asam linoleat sebagai substrat. Derajat oksidasi LDL dilakukan dengan mengukur kadar malondialdehida (MDA) sebagai hasil oksidasi lipid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, identifikasi flavonoid pada kedua fraksi terdapat senyawa rutin dan kuersetin. Fraksi etanol mengandung senyawa rutin (5.01 mg/g), dan kuersetin (0.05 mg/g) yang lebih tinggi dibanding fraksi kloroform dengan kadar rutin (0.94 mg/g) dan kuersetin (0.04 mg/g). Senyawa rutin merupakan senyawa dominan pada kedua fraksi. Hasil uji aktivitas antioksidan: fraksi etanol (IC50 73.53 μg/mL) memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat daripada fraksi kloroform (IC50 445.96 μg/mL) dengan metode DPPH, dan hal yang sama juga pada uji TBA, fraksi etanol (IC50 18.68 μg/mL) memiliki aktivitas antioksidan lebih kuat daripada fraksi kloroform (IC50 116.90 μg/mL). Pada penelitian ini fraksi etanol dengan uji TBA termasuk antioksidan yang sangat kuat. Rangkaian penelitian ketiga mengkaji kemampuan fraksi flavonoid kulit kayu pulai dalam menghambat oksidasi LDL, dan akumulasi kolesterol pada makrofag monyet ekor panjang di tingkat seluler, serta menentukan konsentrasi terbaik. Penelitian ini menggunakan sel makrofag yang berasal dari monosit monyet ekor panjang, LDL yang digunakan berasal dari manusia (human LDL), Cu2+ sebagai oksidator, estrogen digunakan sebagai kontrol positif, dan ekstrak sampel yang digunakan adalah fraksi etanol kulit kayu pulai tiga konsentrasi (9, 18, dan 36 μg/mL). Analisis akumulasi kolesterol pada makrofag menggunakan metode Cholesterol Oxidase-Peroxidase Aminoantipyrine Phenol (CHODPAP). Hasil penelitian uji TBA menunjukkan bahwa pada inkubasi tiga jam, semua perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata secara statistik, namun ada kecenderungan fraksi etanol 9 μg/ mL memiliki kemampuan menghambat oksidasi LDL yang lebih baik dibanding fraksi etanol konsentrasi lainnya, dan mempunyai persentase inhibisi yang lebih besar (18%) dibandingkan dengan estrogen (8.51%). Hasil pada inkubasi enam jam sudah dapat dilihat perbedaan nyata pada fraksi etanol 18 μg/mL dibandingkan dengan estrogen sebagai kontrol positif. Fraksi etanol konsentrasi 9, dan 36 μg/ mL mempunyai daya hambat yang sama dengan estrogen. Dengan demikian fraksi etanol 9 μg/mL merupakan konsentrasi efektif, karena dengan konsentrasi yang lebih rendah memiliki daya hambat yang sama dengan estrogen. Pengukuran akumulasi kolesterol baik pada tiga maupun enam jam tidak ada perbedaan yang nyata secara statistik pada semua perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian di atas fraksi etanol 9 μg/mL memiliki potensi menghambat reaksi oksidasi LDL, tetapi tidak menghambat akumulasi kolesterol di tingkat seluler. Hal ini menunjukkan bahwa fraksi ini bekerja langsung ke dalam sel makrofag melalui pengaktifan Nrf2 dan antioksidan respon elemen (ARE) yang merangsang antioksidan endogen.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcPrimatesid
dc.subject.ddcMonkeyid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleMekanisme Inhibisi Fraksi Kulit Kayu Pulai (Alstonia scholaris R.Br) terhadap Oksidasi Lipoprotein Densitas Rendah dan Akumulasi Kolesterol pada Makrofag Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis).id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordAlstonia scholaris R. Brid
dc.subject.keywordflavonoidid
dc.subject.keywordMacaca fascicularisid
dc.subject.keywordmakrofagid
dc.subject.keywordoksidasi-LDid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record