Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Berbasis Ecofishingport (Studi Kasus Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta).
View/Open
Date
2018Author
Muninggar, Retno
Lubis, Ernani
Iskandar, Budhi Hascaryo
Haluan, John
Metadata
Show full item recordAbstract
Penerapan standar pelabuhan perikanan berwawasan lingkungan
(ecofishingport) di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta
(PPSNZJ) menjadi hal yang sangat penting untuk dilaksanakan. Hal ini
dikarenakan PPSNZJ merupakan pusat kegiatan pemasaran ikan tujuan ekspor
yang sangat mengutamakan kualitas produk perikanan, sehingga memerlukan
dukungan sarana dan prasarana yang memperhatikan sanitasi dan hygienitas. Di
sisi lain, pelabuhan perikanan merupakan fasilitas publik dimana berbagai
kegiatan perikanan dilakukan, mulai dari kegiatan persiapan melaut, pendaratan
ikan, tambat labuh kapal, pemasaran dan distribusi serta pengolahan hasil
tangkapan. Kegiatan-kegiatan tersebut menimbulkan dampak bagi lingkungan,
seperti penurunan kualitas perairan, sampah padat, limbah cair yang mencemari
tanah dan air, bau yang tidak sedap dan sebagainya.
Pengelolaan lingkungan berbasis ecofishingport mencakup keselarasan
dalam pengelolaan aspek produksi di pelabuhan perikanan dan lingkungan
sebagaimana pendekatan sustainable development yang menyimbangkan aspek
ekonomi dan lingkungan (Kay and Alder, 1999). Indonesia telah mengatur tata
laksana penerapan standar ecoport untuk pelabuhan niaga. Untuk pelabuhan
perikanan, penerapan prinsip ecoport masih sebatas kajian dan perencanaan (FDA
dan KKP, 2013; Kepmen KP No 45 tahun 2014).
Penelitian penerapan standar ecofishingport dimulai dari PPSNZJ sebagai
salah satu pelabuhan yang diprioritaskan oleh pemerintah. Tujuan umum
penelitian ini adalah melakukan studi pengelolaan pelabuhan perikanan berbasis
ecofishingport dengan studi kasus PPSNZJ. Tujuan khusus yang ingin dicapai
adalah: (1) Mengidentifikasi aspek lingkungan signifikan dan pengelolaannya di
PPSNZJ;(2) Melakukan analisis kelembagaan terkait pengelolaan ecofishingport
di PPSNZJ; (3) Mengidentifkasi regulasi pengelolaan PPSNZJ dan menentukan
rumusan standar ecofishingport; (4) Menentukan strategi pengelolaan
ecofishingport di PPSNZJ; (5) Melakukan simulasi dinamik pengelolaan
ecofishingport di PPSNZJ. Tujuan-tujuan penelitian tersebut dicapai dengan
menggunakan alat analisis, yakni: (1) Strategic Overview Significant
Environmental Analysis/SOSEA (2) Analisis Komparatif; (3) Analisis
Kesenjangan/Gap Analysis: (4) model SWOT-FAHP; dan (5) Analisis Sistem
Dinamik.
Hasil analisis menggunakan pendekatan SOSEA menunjukkan bahwa Aspek
lingkungan signifikan yang menjadi prioritas di PPSNZJ adalah Sampah padat
(nilai IF= 3,16), Kualitas perairan (nilai IF= 2,91) dan Limbah cair (Nilai
IF=2,89). Hasil pengujian kualitas air kolam pelabuhan didapatkan data yang
menunjukkan beberapa parameter fisika, kimia dan biologi telah berada di atas
baku mutu air laut (baku mutu berdasarkan Kep Men LH No.115 tahun 2003).
Demikian pula pengujian terhadap air pada saluran output fasilitas Instalasi
Pengolahan Limbah (IPAL), banyak parameter telah berada di atas baku mutu
berdasarkan baku mutu air limbah untuk kegiatan/usaha industri pengolahan ikan
(baku mutu sesuai dengan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No 69 Tahun 2013).
Gambaran lingkungan strategis terhadap aspek lingkungan signifikan di PPSNZJ
berupa peraturan dan kebijakan, image pelabuhan dan hubungan masyarakat serta
rencana pengembangan pelabuhan.
Lembaga formal pengelola PPSNZJ terdiri dari Unit Pelaksana Teknis (UPT)
di bawah Kementerian Kelautan Peirkanan dan Perusahaan Umum Perikanan
Indonesia (Perum Perindo) d bawah Kementerian Bdan Usaha Milik Negara.
Analisis komparatif antara UPT dan Perum Perindo menunjukkan bahwa peran
UPT dan Perum belum sepenuhnya mendukung fungsi pengendalian lingkungan.
Pengelolaan di bawah UPT dan Perum memiliki peran positif dan negatif dalam
upaya penerapan ecofishingport di PPSNZJ.
Pendekatan aspek regulasi menjelaskan bahwa terdapat regulasi lingkungan
yang belum diimplementasikan di PPSNZJ meliputi: regulasi terkait penyusunan
dokumen RKL/RPL, pelaksanaan pengelolaan sampah, pemantauan kualitas air
laut dan air bersih dan juga penanganan limbah B3. Standar ecofishingport yang
dihasilkan terdiri dari aspek lingkungan fisik (0.35), aspek sosial ekonomi (0.15);
aspek perikanan (0.25) dan aspek pengawasan (0.25). Hasil pengukuran indeks
ecofishingport menunjukkan bahwa PPSNZJ mendapatkan nilai indeks sebesar
1.83 (tahap perlu peningkatan menuju kriteria ecofishingport).
Pilihan strategi yang dapat dilakukan oleh PPSNZJ untuk menuju tahap
pelabuhan berwawasan lingkungan (ecofishingport) berdasarkan hasil analisis
SWOT dan Fuzzy AHP adalah : (1) strategi SO (bobot 0.49) yaitu memperbaiki
IPAL dan mengoptimalkan pelaksanaan standar K3 yang telah dijalankan selama
ini oleh PPSNZJ; (2) strategi WO (bobot 0.29) yaitu merumuskan SOP
pengelolaan lingkungan dan pemantauan rutin terhadap kualitas air; (3) strategi
ST (bobot 0.17) yang terdiri dari: sosialisasi kepada stakeholder dan masyarakat
tentang ecofishingport dan koordinasi dengan pihak lain dalam kegiatan
pengelolaan lingkungan di PPSNZJ; (4) srategi WT (bobot 0.05) yaitu menyusun
RKL/RPL dan peningkatan upaya pengawasan bekerjasama dengan DLHD
Provinsi DKI Jakarta. Simulasi dinamik dilakukan untuk menjelaskan
perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada PPSNZJ saat ecofishingport
diterapkan. Perubahan sistem disimulasikan hingga tahun 2030. Variabel yang
digunakan dalam simulasi adalah ketersediaan air bersih; pengelolaan limbah cair
dan pencemaran lingkungan.
Collections
- DT - Fisheries [733]