Desain Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Karang di Taman Nasional Wakatobi
View/Open
Date
2018Author
Patanda, Mercy
Wisudo, Sugeng Hari
Monintja, Daniel Rudolf
Wiryawan, Budy
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan karang merupakan salah satu sumber daya penting di Kabupaten
Wakatobi dan ikan karang ditangkap dengan alat tangkap pancing dan bubu.
Aktifitas penangkapan ikan karang semakin meningkat dari tahun ke tahun seperti
data dari Dinas Perikanan Wakatobi (2015), pada tahun 2011 berjumlah 448
menjadi 987 tahun 2015 yang berarti bahwa semakin meningkat aktifitas
penangkapan ikan di Kabupaten Wakatobi. Aktifitas penangkapan meningkat
tetapi data tentang ikan karang masih terbatas terutama tentang status ikan karang
dan ukuran ikan yang layak tangkap. Selain itu, aktivitas penangkapan ikan di
Kabupaten Wakatobi masih ditemukan penangkapan ikan yang tidak ramah
lingkungan seperti bom dan sianida. Pemanfaatan ikan karang tersebut akan
mempengaruhi sumber daya ikan karang dan habitatnya sehingga diperlukan
desain pemanfaatan perikanan untuk menjaga keberlanjutan dari sumber daya ikan
karang.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menggambarkan sistem perikanan
karang di Pulau Wangi-wangi mencakup sumber daya ikan, armada penangkapan
ikan, alat penangkapan ikan, nelayan, daerah penangkapan ikan karang, terumbu
karang, rantai pemasaran ikan, pemangku kepentingan dan peraturan yang
berlaku; (2) menghitung status produktivitas dan tingkat kerentanan ikan karang
serta panjang pertama tertangkap (Length at first capture) dan panjang pertama
matang gonad (Length at first maturity); (3) menentukan kelayakan usaha, margin
pemasaran dan jenis alat tangkap yang ramah lingkungan berdasarkan Code of
Conduct For Responsible Fisheries (CCRF) untuk perikanan karang di Kabupaten
Wakatobi; (4) mengidentifikasi dan merumuskan peran agen dan aktor serta
menentukan persamaan dan perbedaannya pada agen dan aktor dalam
pemanfaatan perikanan karang di Taman Nasional Wakatobi; (5) menentukan
prioritas pengelolaan perikanan karang di Pulau Wangi-wangi Kabupaten
Wakatobi.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa status ikan karang yaitu ikan
kakap (Letrinus harak dan Lutjanus gibbus) dan ikan sunu (Plectropomus
oligacanthus dan Plectropomus areolatus) terindikasi overfishing sehingga
diperlukan pengaturan ukuran ikan yang tertangkap seperti yang telah diterapkan
oleh UD Pulau Mas. Selain status ikan karang, dilakukan pemetaan stakeholder
dalam pengelolaan perikanan dan hasil memperlihatkan bahwa semua pemangku
kepentingan berpengaruh pada pengelolaan perikanan khususnya Bupati, Balai
Taman Nasional (BTNW) Kabupaten Wakatobi dan Lembaga Adat.
Rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian ini bahwa pemanfaatan
perikanan perlu menerapkan harvest strategy. Pengaturan yang diperlukan di
Kabupaten Wakatobi yaitu (1) pengaturan ukuran ikan; (2) pengaturan armada
penangkapan ikan; (3) pengaturan alat penangkapan ikan; (4) pengaturan waktu
penangkapan ikan. Harvest strategy telah banyak diterapkan di berbagai kawasan
konservasi di dunia salah satunya adalah Australia.
Pengelolaan perikanan di Kabupaten Wakatobi tidak dapat dipisahkan
dari kearifan lokal karena beberapa kearifan lokal di Kabupaten Wakatobi dapat
menjaga ketersediaan dari sumberdaya ikan dan kelestarian lingkungan. Hal yang
sama dengan hak komunal dapat diterapkan karena pulau Wangi-wangi
mempunyai lembaga adat seperti kadie Liya, Wanci, Mandati dan Kapota. Hak
komunal dapat mendukung pengawasan sumberdaya ikan dan lingkungan karena
lembaga adat memiliki kewenangan yaitu menyusun, menetapkan dan
menegakkan hukum adat serta mengawasi pengelolaan sumberdaya laut.
Collections
- DT - Fisheries [733]