Kemandirian Kelompok Tani Hutan dalam Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu di Kabupaten Lampung Timur dan Sleman
View/ Open
Date
2018Author
Asmoro, Hendro
Sumardjo
Susanto, Djoko
Tjitropranoto, Prabowo
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) oleh Kelompok Tani Hutan
(KTH) kurang optimal sehingga produktivitas rendah dan pemasaran lemah,
padahal potensi komoditas ini yang dapat dikelola oleh masyarakat tinggi. Kurang
optimalnya pengelolaan hasil hutan bukan kayu diduga berkaitan dengan
rendahnya kemandirian kelompok tani hutan yang dipengaruhi oleh kualitas
pemberdayaan, karakteristik anggota kelompok, keefektifan kepemimpinan
kelompok, dukungan penyuluhan, dukungan faktor lingkungan/eksternal
kelompok, dan faktor internal kelompok. Berkaitan dengan hal tersebut,
permasalahannya adalah mengapa pemberdayaan kurang efektif dalam
meningkatkan kemandirian kelompok tani hutan mengelola hasil hutan bukan
kayu dan bagaimana strategi peningkatan kualitas pemberdayaan dan kemandirian
kelompok tani hutan dalam pengelolaan hasil hutan bukan kayu?
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengukur tingkat kemandirian
kelompok tani hutan dalam pengelolaan hasil hutan bukan kayu, (2) menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pemberdayaan dan kemandirian
kelompok tani hutan dalam pengelolaan hasil hutan bukan kayu, dan (3)
merumuskan strategi peningkatan kemandirian kelompok tani hutan dalam
pengelolaan hasil hutan bukan kayu.
Desain penelitian adalah survey dengan teknik Cluster Random
Sampling.Populasi penelitian adalah kelompok tani hutan pengelola hasil hutan
bukan kayu di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung dan Kabupaten
Sleman, Provinsi DI Yogyakarta.Pemilihan lokasi ditetapkan dengan merujuk
pada keberadaan dan perkembangan kelompok tani hutan pengelola komoditas
hasil hutan bukan kayu serta Permenhut P.21/2009. Pengambilan data dilakukan
bulan Desember 2016 sampai dengan April 2017 dengan menggunakan kuisioner
pada responden sebanyak 248 orang di kelompok tani pengelola komoditas hasil
hutan bukan kayu terpilih.
Simpulan dari penelitian adalah :Pertama, Kualitas pemberdayaan dan
kemandirian kelompok tani hutan dalam pemberdayaan hasil hutan bukan kayu
termasuk dalam kategori sedang dan cenderung rendah. Kedua, Faktor-faktor
dominan yang memengaruhi rendahnya kualitas pemberdayaan KTH dalam
pengelolaan HHBK adalah : (a) lemahnya dukungan penyuluhan, (b) kurang
kondusifnya faktor internal kelompok, (c) lemahnya pendidikan non formal dan
(d) lemahnya pengalaman berusaha menuju kemandirian. Faktor-faktor yang
memengaruhi rendahnya kemandirian kelompok tani hutan dalam pengelolaan
hasil hutan bukan kayuadalah : (a) kurangnya keefektivan kepemimpinan
kelompok (b), rendahnya kualitas pemberdayaan,dan (c) kurang kondusifnya
faktor internal kelompok.
Ketiga, Strategi peningkatan kualitas pemberdayaan kelompok tani hutan
dalam pengelolaan hasil hutan bukan kayu melalui: (1)Peningkatan Dukungan
Penyuluhan dan (2) Peningkatan Dukungan Faktor Internal kelompok tani hutan
yang kondusif. Peningkatan Dukungan Penyuluhan, melalui:(1) Penguatan
4
keberadaan kelembagaan penyuluhan sesuai amanat UU 16 Tahun 2006, (2)
Peningkatan kompetensi Penyuluh Kehutanan PNS dan Penyuluh Kehutanan
Swadaya Masyarakat (PKSM), (3) Pengembangan metode penyuluhan yang
memberdayakan, partisipatif dan dialogis berbasis pemecahan masalah, (4)
Pengembangakan materi penyuluhan yang efektif dan sesuai kebutuhan berbasis
daya saring, daya saing dan daya sanding, dan (5) Fasilitasi prasarana penyuluhan
yang efektif. Peningkatan Dukungan Faktor Internal kelompok tani hutan yang
kondusif, melalui: (1) Pelatihan penguatan kelembagaan kelompok (fungsi dan
administrasi) dan (2) Pelatihan pengembangan usaha kelompok mengarah pada
daya saring, daya saing dan daya saring.
Keempat, Strategi peningkatan kemandirian kelompok dalam pengelolaan
hasil hutan bukan kayu, meliputi:(1)Peningkatan Dukungan Faktor Internal
kelompok tani hutan yang kondusif, (2) Peningkatan Keefektivan Kepemimpinan
Kelompok, (3) Peningkatan Kualitas Pemberdayaan yang pastisipatif dan
memberdayakan, (4) Penguatan faktor lingkungan/eksternal yang sistematik dan
bersinergi, dan (5) Peningkatan Dukungan Penyuluhan.Peningkatan Dukungan
Faktor Internal kelompok tani hutan yang kondusif melalui: (1) Pelatihan
penguatan kelembagaan kelompok (fungsi dan administrasi) dan (2) Pelatihan
pengembangan usaha kelompok berbasis daya saring, daya saing dan daya saring.
Peningkatan Keefektivan Kepemimpinan Kelompok melalui pelatihan
peningkatan kapasitas kepemimpinan kelompok. Peningkatan Kualitas
Pemberdayaan yang pastisipatif dan memberdayakan melalui peningkatan
keefektivan metode, materi dan sarana pemberdayaan.Penguatan faktor
lingkungan/eksternal yang sistematik dan bersinergi melalui pembentukan
kelompok kerja yang kolaboratif dan sinergi.Peningkatan Dukungan Penyuluhan,
melalui: melalui: (1) Penguatan keberadaan kelembagaan penyuluhan sesuai
amanat UU 16 Tahun 2006, (2) Peningkatan kompetensi Penyuluh Kehutanan
PNS dan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM), (3) Pengembangan
metode penyuluhan yang memberdayakan, partisipatif dan dialogis berbasis
pemecahan masalah, (4) Pengembangakan materi penyuluhan yang efektif dan
sesuai kebutuhan mengarah pada daya saring, daya saing dan daya sanding, dan
(5) Fasilitasi prasarana penyuluhan yang efektif.
Collections
- DT - Human Ecology [567]