Aplikasi Stimulator Mekanis Rumen terhadap Performa Sapi Brahman Cross pada Penggemukan Tiga Bulan
View/Open
Date
2018Author
Nurmeiliasari
Priyanto, Rudy
Astuti, Dewi Apri
Salundik
Takahashi, Junichi
Metadata
Show full item recordAbstract
Perlakuan pemberian serat buatan dengan nama produk rumen reticulator, pot
scrubber dan rumen mechanical stimulating brush atau stimulator mekanis rumen
diintroduksi untuk mengurangi resiko asidosis yang ditimbulkan dari praktek
pemberian pakan konsentrat tinggi. Penelitian ini adalah penelitian pertama di
Indonesia yang menggunakan stimulator mekanis rumen untuk meminimalisir
dampak negatif pakan konsentrat tinggi terhadap homeostasis rumen.
Penelitian ini dibagi menjadi tiga kelompok pengamatan yaitu: (i) Pengaruh
penggunaan stimulator mekanis rumen (SMR) terhadap tingkah laku makan,
konsumsi dan kecernan pakan sapi brahman cross. (ii) Gambaran papila dan
histologi rumen, hematologi, metabolit darah dan IgG sapi brahman cross dengan
aplikasi stimulator mekanis rumen. (iii) Pengukuran parameter performa produksi,
sifat-sifat karkas, sifat fisika dan kimia daging, dan komposisi asam lemak daging
longissimus dorsi pada sapi brahman cross yang diberi perlakuan SMR.
Pengamatan pertama bertujuan mengevaluasi pengaruh penggunaan SMR
terhadap tingkah laku makan, konsumsi dan kecernaan bahan kering pakan. Ternak
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi brahman cross dengan rataan berat
267.50±3.456 kg sebanyak 20 ekor. Sapi dibagi ke dalam dua perlakuan yaitu
kontrol (tanpa SMR) dan kelompok SMR. Prosedur penelitian dan penggunaan
hewan percobaan pada penelitian ini telah mendapat persetujuan dari Komisi
Bioetik Institut Pertanian Bogor (No. 01/2015/IPB). Stimulator mekanis rumen
adalah alat mekanis veteriner dengan merek dagang Rumenfibe®. Instalasi SMR
dilakukan mengikuti prosedur sesuai panduan instalasi Meiwa-sangyo.co Ltd, oleh
tenaga profesional. Semua sapi mendapatkan pakan yang sama terdiri dari
konsentrat 94.5% dan hijauan 5.5% dengan kandungan serat kasar 18.2 % dan
protein kasar 12.24%. Pakan yang diberikan dihitung berdasarkan 3% berat badan.
Konsumsi pakan diukur dengan mengurangi jumlah pakan yang diberikan pada
pagi hari dengan sisa pakan pada keesokan paginya. Sampel konsentrat, hijauan
dan feses diambil untuk analisis kecernaan dengan metode acid insoluble ash (AIA)
menurut metode van Keulen (1977). Pengamatan tingkah laku makan meliputi
durasi, frekuensi dan persentase makan, minum, berdiri, istirahat dan ruminasi
dilakukan 24 jam selama 28 hari melalui rekaman video.
Aplikasi SMR meningkatkan durasi, frekuensi dan persentase ruminasi
(P<0.05). Durasi dan persentase istirahat pada SMR lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok kontrol (P<0.05) Konsumsi pakan dan kecernaan pakan tidak
dipengaruhi oleh perlakuan SMR (P>0.05).
Pengamatan kedua bertujuan mempelajari pengaruh aplikasi SMR terhadap
gambaran papila, deskripsi histologi rumen, hematologi, metabolit darah dan IgG
sapi brahman cross. Sampel darah diambil melalui vena coccygea pada akhir
penelitian dengan menggunakan syringe 5 ml. Pengukuran gambaran darah
mencakup hemoglobin, jumlah eritrosit dan leukosit, hematokrit dan diferensiasi
sel darah putih. Perhitungan diferensiasi sel darah putih dilakukan dengan
menggunakan preparat ulas. Parameter metabolit darah yang diukur adalah total
iii
glukosa dengan metode Barham dan Trinder (1972), total protein dengan metode
Weichselbaum et al. (1946) dan trigliserida menggunakan metode Trinder (1969).
Serum IgG diukur dengan metode Burgess (1988). Penyembelihan dilakukan
diakhir penelitian sesuai prosedur penyembelihan halal. Selanjutnya retikulorumen
dibersihkan dan difoto untuk tampilan makroskopik. Histologi jaringan rumen
dibuat untuk penghitungan jumlah papila dan selanjutnya dilakukan pengukuran
luas permukaan mukosa papila dengan menggunakan software ImageJ.
Hasil pengamatan gross anatomi rumen menunjukkan rumen dalam kondisi
sehat, bentuk papilla yang relatif seragam dan tidak mengalami atropi sesuai dengan
hasil pengamatan histologi rumen. Perhitungan jumlah papila menunjukkan
perlakuan SMR meningkatkan jumlah papila (P<0.05) meskipun tidak terdapat
perbedaan pada luas permukaan mukosa rumen (P>0.05). Aplikasi SMR
mempengaruhi persentase neutrofil dan rasio neutrofil : limfosit (P<0.05) yang
mengindikasikan stres pada sapi meskipun nilainya masih berada pada kategori
normal. Metabolit darah dan IgG tidak dipengaruhi oleh perlakuan aplikasi SMR
(P>0.05).
Pengamatan ketiga mengukur parameter performa produksi, sifat-sifat karkas,
sifat fisika dan kimia daging, dan komposisi asam lemak otot longissimus dorsi.
Ternak ditimbang setiap bulan untuk mengetahui pertambahan berat badan.
Pertambahan berat badan harian dilakukan dengan membagi total pertambahan
berat badan dengan jumlah hari pemeliharaan tiap bulan. Setelah sapi disembelih
dilakukan pemisahan dan pengukuran bagian karkas dan non karkas. Tebal lemak
punggung diukur pada rusuk 9/10 dan luas urat daging mata rusuk (udamaru) diukur
dari gambar udamaru pada plastik mika dengan menggunakan planimeter.
Selanjutnya sampel otot longisimus dorsi diambil untuk pengukuran sifat fisik yang
mencakup pH, keempukan daging, warna daging, persentase susut masak dan daya
mengikat air.
Aplikasi SMR tidak mempengaruhi performa produksi, persentase karkas
tetapi dapat menurunkan tebal lemak punggung (P<0.05). Pengukuran kimia dan
komposisi asam lemak otot longissimus dorsi pada sapi brahman cross yang diberi
perlakuan stimulator mekanis rumen tidak berbeda nyata dibandingkan kelompok
kontrol.
Kesimpulan penelitian ini adalah stimulasi mekanis oleh aplikasi SMR dapat
meningkatkan durasi ruminasi tanpa pengaruh pada konsumsi dan kecernaan bahan
kering pakan. Aplikasi ini menyebabkan peningkatan jumlah papila rumen,
proporsi netrofil dan rasio netrofil:limfosit. Aplikasi SMR dapat menurunkan tebal
lemak punggung meskipun tidak mempengaruhi performa produksi.
Collections
- DT - Animal Science [352]