Show simple item record

dc.contributor.advisorSajuthi, Dondin
dc.contributor.advisorYusuf, Tuty Laswardi
dc.contributor.advisorAgil, Muhammad
dc.contributor.advisorIskandar, Entang
dc.contributor.authorHidayatik, Nanik
dc.date.accessioned2018-07-30T01:20:38Z
dc.date.available2018-07-30T01:20:38Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92532
dc.description.abstractTarsius merupakan salah satu genus yang memiliki jumlah spesies paling banyak diantara family Tarsiidae. Salah satu spesies genus tersebut adalah Tarsius tarsier. Sampai saat ini studi tentang biologi reproduksinya sangat terbatas, terutama studi tentang reproduksi berdasarkan profil endokrin pada Tarsiidae belum pernah dilaporkan. Status konservasi spesies genus Tarsius bervariasi dari vulnerable – critically endangered. Usaha peningkatan populasi melalui penangkaran ex-situ telah dilakukan, namun sampai saat ini kurang berhasil. Oleh karena itu, diperlukan studi reproduksinya sebagai dasar untuk pengembangan teknik-teknik reproduksi dalam usaha meningkatkan populasinya. Penentuan siklus estrus pada studi-studi terdahulu dilakukan dengan metode ulas vagina. Namun, Tarsius merupakan satwa yang mudah mengalami stres, sehingga pada penelitian ini menggunakan metode non-invasif untuk mengukur hormon reproduksi di dalam sampel feses. Penelitian ini dilakukan selama 15 bulan terhadap 3 pasang Tarsius tarsier yang ditangkarkan di Pusat Studi Satwa Primata Institut Pertanian Bogor (PSSP-IPB) dan terdiri dari 3 tahapan, meliputi: (1) pengamatan tingkah laku seksual. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui pola tingkah laku seksual yang akan digunakan sebagai validasi biologi dalam memonitor status reproduksi; (2) validasi asai ELISA komersial dan in-house, serta karakterisasi metabolit estrogen dan progesteron. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui jenis metabolit yang ada dalam sampel feses dan mendapatkan asai yang tepat untuk mengukur metabolit estrogen dan progesteron tersebut; dan (3) penentuan status reproduksi, tahap ini bertujuan untuk mengetahui status reproduksi berdasarkan profil hormon dan status reproduksi selama pengamatan tingkah laku seksual. Tingkah laku seksual T. tarsier terdiri dari tingkah laku percumbuan dan kopulasi. Tingkah laku yang spesifik adalah loncat (jump) menghindari jantan, meningkat lebih banyak setelah kopulasi. Tingkah laku kopulasi diawali dengan mounting, diikuti dengan quick thrusting 168-293 kali, slow thrusting 9-20 kali, dan berlangsung selama 3-4 menit. Proses ejakulasi diduga terjadi ketika jantan diam tidak bergerak setelah slow thrusting. Betina mengeluarkan vokalisasi selama kopulasi yang terjadi ketika menjelang akhir kopulasi. Penerimaan betina terhadap jantan (kopulasi) terbatas hanya pada saat jam pertama periode estrus. Jenis metabolit estrogen dalam feses T. tarsier adalah estradiol dan estron, sedangkan metabolit progestogen adalah pregnanolon dan progesteron. Jenis asai yang dapat mengukur metabolit tersebut dan memberikan gambaran profil status reproduksi yang paling baik adalah asai total estrogen dan pregnanolon. Konsentrasi hormon estrogen saat puncak mencapai 1.62 ± 0.93 μg/g feses kering. Panjang siklus ovarium Tarsius tarsier berdasarkan rerata interval antar kenaikan hormon estrogen di atas baseline adalah 22.0 ± 5.7 (n = 9 siklus, rentang 12-29 hari). Panjang siklus estrus ini hampir sama dengan perhitungan panjang siklus berdasarkan interval antar puncak estrogen (22.8 ± 8.4 hari; n = 7, rentang 16-43 hari). Berdasarkan v tingkah laku kopulasi dan betina loncat menghindari jantan, serta profil hormon estrogen sebelum – setelah puncak, panjang masa estrus sekitar 1-3 hari. Kebuntingan dapat didiagnosa melalui analisis hormon progesteron dan estrogen feses setelah 32-38 hari post-konsepsi karena konsentrasi progesteron mulai meningkat secara gradual di atas baseline dan dipertahankan sampai kelahiran. Kisaran masa kebuntingan 128-131 hari. Pengukuran hormon feses merupakan metode bebas stres yang dapat digunakan untuk memonitor fungsi reproduksi satwa.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcPrimatesid
dc.subject.ddcTarnius Tarsierid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleStatus Reproduksi Tarsius (Tarsius tarsier) Berdasarkan Tingkah Laku Seksual dan Metabolit Hormon Steroid Fesesid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordkebuntinganid
dc.subject.keywordmetabolit hormon reproduksiid
dc.subject.keywordsiklus ovariumid
dc.subject.keywordTarsius tarsierid
dc.subject.keywordtingkah laku seksualid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record