Pengembangan Variable Rate Fertilizer Applicator Berbasis Mikrokontroler 32-Bit.
View/Open
Date
2018Author
Azis S, Abdul
Setiawan, Radite P.A
Hermawan, Wawan
Mandang, Tineke
Metadata
Show full item recordAbstract
Pemupukan merupakan salah satu tahapan dalam budi daya pertanian, baik
tanaman perkebunan maupun persawahan, yang sangat berperan dalam
menentukan keberhasilan produksi. Pemupukan berperan dalam menyuplai atau
mengganti kandungan hara bagi tanaman yang berkurang atau bahkan habis
terserap oleh tanaman selama proses budidaya yang terus menerus. Kekurangan
unsur hara, terutama hara makro, akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan serta produktifitas tanaman. Oleh karena itu, menjadi salah satu
faktor krusial dan biaya tinggi dalam budidaya tanaman.
Selama ini, teknik pemupukan tanaman padi sawah di Indonesia dilakukan
secara manual dengan ditebar menggunakan tangan. Teknik ini tentunya akan
menghasilkan pola dan dosis pemupukan yang tidak seragam dan akan
mengakibatkan pertumbuhan tanaman dalam satu lahan tidak seragam. Bagi
tanaman yang memperoleh dosis pemupukan kurang dari kebutuhan akan
menyebabkan pertumbuhan terhambat dan cenderung kerdil, sedangkan bagi
tanaman yang menerima pupuk dengan dosis melebihi kebutuhan akan
menyebabkan pertumbuhan cepat pada pase vegetatifnya dan mempengaruhi
perkembangan generatifnya. Selain itu, telah banyak penelitian yang memaparkan
dampak pemupukan berlebih, diantaranya berpotensi menimbulkan pencemaran
lingkungan, menurunkan pH tanah dan terjadinya nutrition disorder akibat
terakumulasinya unsur hara P dan K.
Variable rate fertilizer applicator (VRFA) merupakan salah satu teknologi
yang mampu mengatasi dampak penggunaan pupuk yang tidak tepat. Teknologi
ini dapat menjatah pupuk sesuai dengan kebutuhan melalui sistem pengontrolan
dosis pemupukan dan aplikasi pemupukan tepat lokasi melalui teknologi GPS dan
dan pengujian tanah. Pengembangan dan penerapan teknologi VRFA memerlukan
sebuah teknologi metering device terkontrol yang dapat mengendalikan dosis
penjatahan pupuk granular. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengembangkan sebuah metering device yang dapat dikontrol untuk
aplikator pemupukan presisi pada tanaman padi sawah. Untuk mencapai tujuan
ini, maka dilakukan beberapa tahapan, yaitu pemilihan mode kontrol dan
pengembangan sistem pengontrolan, mendesain dan menguji performa metering
device menggunakan sistem pengontrolan dengan menggunakan metode step
response dan stair step response.
Sebuah meering device tipe auger telah berhasil didesain dan dipabrikasi.
auger dibuat dari bahan stainless sedangkan hopper terbuat dari bahan akrilik.
Metering device ini digunakan untuk mengeluarkan pupuk dari hopper melalui
putaran auger. Pengontrolan dosis pemupukan dilakukan melalui pengontrolan
kecepatan motor DC yang terhubung dengan poros auger. Pengontrolan kecepatan
motor menggunakan kontrol PID dan penalaan konstanta PID menggunakan
metode internal model control (IMC) melalui pendekatan model Tustin.
Hasil penalaan PID menghasilkan nilai-nilai konstanta KP, KI dan KD
berturut-turut sebesar 0.4013; 0.0988 dan 0.0176 untuk perlakuan dengan PWM
100. Sedangkan perlakuan dengan PWM 400 berturut-turut diperoleh sebesar
0.2314; 0.0531 dan 0.044. Kedua pasangan konstanta PID tersebut kemudian diuji
untuk mengendalikan kecepatan motor DC. Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa kedua pasangan konstanta PID tersebut mampu mengendalikan kecepatan
motor sesuai dengan nilai set-point yang diberikan.
Pengujian kalibrasi statis dilakukan terhadap tiga unit metering device. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa antara kecepatan motor DC (sumbu y) dan massa
pupuk yang keluar dari metering device (sumbu x) berkorelasi secara linier
dengan persamaan korelasi antara kecepatan motor DC dengan keluaran pupuk
dari ketiga metering device y = 7.125x – 108.9; y = 6.893x – 118.1; dan y = 7.11x
– 10.8 dengan masing-masing koefisien determinasi R2 = 0.996; 0.998; dan 0.999.
Hasil pengujian dengan metode stair step response menunjukkan bahwa performa
sistem pengontrolan yang dikembangkan mampu mengontrol kecepatan motor
DC, baik pada pengujian tanpa pupuk maupun dengan pupuk. Hal ini dibuktikan
dengan grafik kecepatan motor DC dengan waktu yang mampu mengikuti setiap
perubahan nilai set-point yang diberikan, baik pada step naik (step-up) maupun
step turun (step-down).
Pengujian kalibrasi dinamis menghasilkan persamaan kalibrasi dinamis
yang menunjukkan korelasi antara kecepatan motor DC (sumbu y) dengan massa
pupuk (sumbu x). pengujian ini menghasilkan korelasi linier untuk masing-masing
motor dengan persamaan korelasi y = 7.667x – 77.81 (R2 = 0.984) untuk metering
device I; y = 7.674x - 37.19 (R2 = 0.984) untuk metering device II; dan y = 8.027x
+ 101.4 (R2 = 0.992) untuk metering device III. Hasil pengujian distribusi sebaran
pupuk, baik dengan metode step response maupun dengan metode stair step
response memperlihatkan bahwa pupuk hasil jatahan metering device terdistribusi
merata ke lintasan untuk masing-masing perlakuan kecepatan motor DC
Pengujian variable rate fertilizer applicator terintegrasi RTK DGPS
berhasil dilakukan. Terdapat 66 blok pengujian dengan ukuran masing-masing
blok adalah 3 m x 3 m. Dosis target pemupukan ditentukan secara acak dengan
variasi dosis antara 150 – 250 kg/ha. Hasil pengujian menunjukkan bahwa unit
VRFA mampu menjatah pupuk NPK mengikuti peta kebutuhan dosis yang
diberikan dengan tingkat error yang cukup kecil. Error terkecil yang diperoleh
sebesar -0.02% dan tertinggi sebesar -6.12% dengan rata-rata error sebesar
1.76%. Tanda minus menunjukkan bahwa dosis pupuk yang dijatahkan oleh unit
pemupuk lebih kecil dari dosis target.