Show simple item record

dc.contributor.advisorSajuthi, Dondin
dc.contributor.advisorAstuti, Dewi Apri
dc.contributor.advisorSuparto, Irma H
dc.contributor.advisorHandharyani, Ekowati
dc.contributor.authorLaila, Sri Rahmatul
dc.date.accessioned2018-07-20T09:08:14Z
dc.date.available2018-07-20T09:08:14Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92512
dc.description.abstractPenyakit kardiovaskular masih merupakan penyebab kematian tertinggi di sebagian besar negara di dunia. Penyakit ini terutama dilatarbelakangi kondisi aterosklerosis yang progresif. Penelitian-penelitian untuk pengobatan dan pencegahan aterosklerosis perlu didukung ketersediaan hewan model. Pembuatan hewan model aterosklerosis membutuhkan induksi agar terbentuk lesio di arteri, yang biasanya berkaitan dengan induksi faktor risiko aterosklerosis. Induksi kondisi aterosklerosis dengan diet aterogenik pada hewan model satwa primata yang telah dikembangkan di Pusat Studi Satwa Primata Institut Pertanian Bogor (PSSP IPB). Diet ini diformulasikan khusus dari bahan-bahan lokal untuk menginduksi faktor risiko aterosklerosis pada Macaca fascicularis atau monyet ekor panjang (MEP). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi diet aterogenik IPB-1 dalam menginduksi faktor risiko dan lesio di arteri perifer pada pembuatan hewan model MEP aterosklerosis. Penelitian ini menggunakan 20 MEP hasil penangkaran di PSSP IPB. Penelitian dilakukan dengan empat tahapan, terdiri atas: (1) pengamatan faktor risiko yang muncul akibat perlakuan diet aterogenik IPB-1 pada hewan model MEP, (2) pendeteksian lesio aterosklerosis pada arteri perifer di leher (arteri karotis) dengan metode ultrasonografi (USG) (non-invasif), (3) analisis lesio aterosklerosis yang muncul pada arteri perifer leher (arteri karotis) dan arteri perifer kaki bagian atas (arteri iliaka) secara mikroskopis, dan (4) analisis korelasi antara faktor risiko aterosklerosis dengan lesio yang muncul pada arteri perifer, baik berdasarkan pengamatan USG maupun pengamatan mikroskopis. Tahapan ini bertujuan untuk menjelaskan kondisi perubahan metabolik dan morfometri arteri perifer hasil induksi diet aterogenik IPB-1 sebagai rangkaian proses dalam pembuatan hewan model aterosklerosis. Pengamatan faktor risiko akibat diet aterogenik IPB-1 menunjukkan bahwa diet aterogenik IPB-1 menimbulkan dislipidemia pada 80% MEP ditandai dengan peningkatan total plasma kolesterol (TPK) dan low density lipoprotein (LDL) serta penurunan high density lipoprotein (HDL). Sebanyak 20% menunjukkan profil lipid darah yang normal. Berdasarkan nilai TPK, MEP dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu hipo-responsif, intermediet-responsif, dan hiper-responsif. Diet ini diketahui tidak menimbulkan hiperglikemia maupun obesitas setelah 2 tahun pemberian. Pengamatan lesio aterosklerosis dengan USG menunjukkan adanya peningkatan ketebalan lapisan intima-media arteri karotis (common carotid /CC dan bifurcation/BIF) dalam 8 bulan perlakuan. Plak aterosklerosis pada arteri karotis diidentifikasi pada ketebalan minimal intima-media 0.3 mm dengan disertai perubahan menjadi hiperekoik. Ketebalan intima-media dan pembentukan plak di arteri karotis pada penelitian ini meningkat seiring dengan meningkatnya respon terhadap kolesterol. Pengamatan USG arteri karotis MEP menunjukkan plak aterosklerosis lebih tinggi pada percabangan atau BIF dibandingkan dengan common carotid (CC). Lesio aterosklerosis secara mikroskopis menunjukkan bahwa plak aterosklerosis pada arteri karotis dan iliaka hanya terbentuk pada kelompok intermediet- dan hiper-responsif, tidak pada kelompok hipo-responsif. Pada arteri karotis, lesio aterosklerosis paling tinggi mencapai lesio tingkat V, sedangkan di arteri iliaka lesio maksimum mencapai lesio tingkat VI. Serabut elastik pada dinding arteri di bagian lesio mengalami degradasi dan digantikan jaringan ikat dan otot polos, sehingga kemampuan kontraksi dan relaksasi arteri akan berkurang. Sel-sel busa dan sel-sel otot polos mengalami nekrosis sampai pembentukan kalsifikasi yang meningkatkan potensi kerapuhan jaringan arteri. Lesio yang bersifat eksentris memiliki ketebalan intima yang besar. Di sisi lain, lesio yang difus akan memiliki ketebalan intima tidak terlalu besar tetapi area lesio yang cukup luas. Area lesio aterosklerosis pada arteri iliaka dan karotis pada penelitian ini meningkat seiring dengan meningkatnya respon terhadap kolesterol. Makrofag adalah salah satu sel yang berperan dalam pembentukan lesio aterosklerosis. Marka penanda makrofag yang diamati pada penelitian ini adalah cluster of differentiation 68 (CD68). Arteri common carotid monyet kelompok hipo-responsif sangat sedikit mengandung CD68, hanya berkisar 1%, sedangkan pada bifurcation dapat mencapai 10%. Persentase CD68 pada arteri karotis kelompok intermediet-responsif dan hiper-responsif berkisar 10-60%. Semakin banyak sel makrofag yang ada pada arteri, semakin parah lesio aterosklerosis yang terbentuk. Faktor risiko TPK, LDL, dan rasio TPK/HDL berkorelasi kuat dengan pembentukan lesio aterosklerosis pada MEP yang diberi diet aterogenik IPB-1. Ketebalan intima-media pada pengamatan ultrasonografi arteri karotis berasosiasi signifikan pada parameter ketebalan maksimum intima, namun tidak pada luasan area lesio. Rangkaian hasil penelitian ini menunjukkan diet aterogenik IPB-1 mampu menginduksi perubahan metabolik berupa dislipidemia dan meningkatkan lesio plak aterosklerosis pada arteri perifer MEP kelompok hiper-responsif dan intermediet-responsif sebagai hewan model aterosklerosis. Selain itu, ultrasonografi arteri karotis dapat digunakan sebagai metode deteksi lesio aterosklerosis pada hewan model monyet ekor panjang. Selanjutnya, lesio aterosklerosis yang terbentuk pada arteri karotis dan iliaka MEP akibat pemberian diet aterogenik IPB-1 bertambah parah seiring dengan meningkatnya respon terhadap kolesterol.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcPrimatesid
dc.subject.ddcMacaca Fascicularisid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleKajian Lesio Aterosklerosis Arteri Perifer Kaitannya dengan Faktor Risiko pada Hewan Model Macaca fascicularis yang Diberi Diet Aterogenik IPB-1.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordarteri periferid
dc.subject.keyworddiet aterogenikid
dc.subject.keywordlesio aterosklerosisid
dc.subject.keywordMacaca fascicularisid
dc.subject.keywordultrasonografiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record