dc.description.abstract | Strategi meningkatkan jumlah itik lokal dapat dilakukan dengan meningkatkan ketersediaan day old duck (DOD). Ketersediaan DOD terkait erat dengan daya tetas yang dipengaruhi oleh perubahan karakteristik telur selama periode penetasan dan rendahnya higienitas telur tetas itik.
Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi efektifitas penggunaan air hangat ditambah disinfektan (P1) dan air hangat tanpa disinfektan (P2) untuk mengurangi resiko kematian embrio akibat kontaminasi bakteri, dan menganalisis karakteristik telur (suhu kerabang, susut bobot, dan perubahan kantung udara) di berbagai umur penetasan pada telur itik yang berhasil menetas dan telur itik yang gagal menetas.
Sebanyak 197 telur itik lokal ditetaskan dan diukur perubahan karakteristik telur pada hari ke 1, 7, 14, 21 dan 25 penetasan. Hasil pengamatan diperoleh rataan daya tetas P1 11% lebih tinggi dari P2. Secara umum karakteristik susut bobot dan perubahan kantung udara P1 dan P2 menunjukkan perbedaan signifikan (P<0,05) antara telur berhasil menetas dan gagal menetas pada hari ke-7 sampai hari ke-25, sedangkan karakteristik suhu kerabang hanya berbeda pada hari ke-14 dan 25.
Penelitian ini mengindikasikan bahwa penggunaan disinfektan mampu meningkatkan daya tetas telur itik lokal; dan variabel suhu kerabang, susut bobot, dan perubahan kantung udara telur dipengaruhi oleh perkembangan embrio dan karakteristik telur selama periode penetasan. | id |