dc.description.abstract | Kara benguk (Mucuna pruriens var.utilis (L) DC) merupakan tanaman yang
tergolong ke dalam famili Fabaceae (Polong - polongan). Kara benguk telah banyak
dibudidayakan dengan beberapa peranan, yaitu sebagai tanaman sampingan di
pekarangan, tanaman penutup tanah yang produktif, pengisi lahan kosong di musim
kemarau, dan komponen pertanian berkelanjutan. Karabenguk merupakan tanaman
pangan yang dapat digunakan sebagai tanaman penutup tanah. Bijinya biasa digunakan
untuk membuat tempe, dan ini penting untuk mencukupi kebutuhan protein masyarakat
di lahan marginal. Kara benguk segar memiliki kandungan nutrisi berupa protein kasar
asam lenoleat, asam linolenat dan juga mengandung L-Dopa. L-Dopa memiliki fungsi
yang sama dengan L-fenilalanin dan L-tirosin, yang pada sistem syaraf pusat akan
dikonversi menjadi dopamine. Dopamine adalah suatu hormon yang dihasilkan olh
hipotalamus. Kara benguk telah banyak dimanfaatkan, diantaranya sebagai obat
penyakit Parkinson, pelancar peredaran darah, sebagai bahan untuk nugget dan tempe,
dan tambahan pakan sapi Sumba Ongole jantan dalam bentuk tepung dan tempe.
Berdasarkan sebuah penelitian kara benguk juga berpotensi sebagai growth promotor
alami.
Penelitian ini dilakukan selama tujuh bulan dari bulan oktober 2014 sampai
dengan Mei 2015. Ternak yang digunakan 20 ekor kelinci jantan jenis NZW (New
Zealand White), pakan konsentrat yang terdiri atas jagung, dedak padi, BIS, CGM,
tepung ikan, premix dicalcium phospat (DCP), crute palm oil (CPO), natrium clorida
(NaCL), tepung tapioca, molasses, dan kara benguk dengan berbagai level. Penelitian
ini menggunakan rancangan kelompok yang tediri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan.
Perlakuan yang diberikan adalah: R0 (Pakan komersil), R1 (Ransum Basal (24%
Hijauan + 76% Konsentrat)), R2 (R1 + Kara benguk rendam 16%), R3 (R1 + Kara
benguk rendam 32%), R4 (R1 + Kara benguk rendam 48%). Variabel yang diamati
yaitu adalah perfoma kelinci pedaging yang meliputi konsumsi, pertambahan bobot
badan dan konversi ransum, kandungan kimia daging (kadar air, protein , dan lemak),
metabolite darah (kolesterol, trigliserida, HDL dan LDL), serta histopatologi pada
organ hati dan ginjal kelinci.
Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung Mucuna
pruriens (kara benguk) dengan beberapa level tertentu dapat digunakan sebagai salah
satu bahan pakan penyusun konsentrat, dan pada ransum dengan kandungan kara
benguk 32% memberikan hasil terbaik untuk rasio protein dan lemak. Akan tetapi
penggunaan kara benguk yang memiliki kandungan zat toksik memberikan pengaruh
negatif terhadap organ ginjal kelinci yang diduga disebabkan zat antintrisinya. | id |