Analisis Ekspor Manufaktur Unggulan Indonesia ke Kawasan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
View/ Open
Date
2018Author
Wardani, Mia Ayu
Mulatsih, Sri
Rindayati, Wiwiek
Metadata
Show full item recordAbstract
Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) merupakan
kerjasama ekonomi antara ASEAN dengan enam mitra dagangnya yaitu China,
Korea, India, Jepang, Australia dan New Zealand. RCEP merupakan kawasan
yang sangat potensial karena adanya peluang pasar dengan penyatuan populasi 15
negara anggota RCEP yang mencapai 48% total populasi dunia, total GDP yang
mencapai 40% total GDP dunia dan total perdagangan yang mencapai 28% total
perdagangan dunia. Namun demikian, ekspor Indonesia ke RCEP menunjukkan
penurunan. Perlu adanya strategi untuk memperbaiki kinerja ekspor Indonesia
salah satunya dengan meningkatkan ekspor manufaktur Indonesia. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi manufaktur unggulan Indonesia di pasar RCEP,
menganalisis kinerja perdagangan manufaktur unggulan Indonesia dan
menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor manufaktur unggulan
Indonesia ke kawasan RCEP. Metode yang digunakan adalah Revealed
Comparative Advantage (RCA), Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) dan
Analisis Gravity Model. Data yang digunakan adalah data dari 16 negara anggota
RCEP dengan periode waktu 2000 sampai 2016.
Hasil analisis RCA dan analisis ISP menunjukkan bahwa manufaktur
unggulan Indonesia yaitu industri makanan dan minuman (ISIC 15), industri
pengolahan tembakau (ISIC 16), industri kayu dan anyaman (ISIC 20) dan
industri kertas (ISIC 21). Rata-rata nilai RCA dan ISP dari tahun 2000 sampai
2016 menunjukkan bahwa manufaktur unggulan Indonesia memiliki daya saing
yang kuat dan perkembangan ekspor yang baik di kawasan RCEP. Berdasarkan
share ekspor, diperoleh negara pesaing Indonesia pada masing-masing
manufaktur unggulan di kawasan RCEP yaitu China, Singapura, Thailand dan
Filipina. Secara umum, manufaktur unggulan Indonesia memiliki daya saing yang
lebih kuat dibandingkan dengan dengan negara pesaing di kawasan RCEP.
Berdasarkan hasil analisis gravity model, variabel populasi, keterbukaan
perdagangan, dan tarif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap empat sektor
manufaktur unggulan Indonesia. Populasi dan keterbukaan perdagangan
berpengaruh positif sedangkan tarif berpengaruh negatif pada ekspor manufaktur
unggulan Indonesia. Variabel perbedaan GDP negara Indonesia dengan negara
tujuan berpengaruh pada ekspor industri tembakau dan kayu. Variabel jarak
ekonomi berpengaruh pada industri makanan, kayu dan kertas. Variabel GDP riil
perkapita negara tujuan berpengaruh pada industri makanan dan kertas. Variabel
harga ekspor berpengaruh pada industri makanan dan kayu. Sedangkan variabel
dummy non-tariff measure hanya berpengaruh pada industri kertas. Berdasarkan
hal tersebut, kebijakan yang dapat diambil adalah memfokuskan ekspor Indonesia
pada negara-negara anggota RCEP yang memiliki populasi besar, keterbukaan
perdagangan yang tinggi, dan tarif yang rendah.
Collections
- MT - Economic and Management [2965]