Show simple item record

dc.contributor.advisorAnas, Iswandi
dc.contributor.advisorAnwar, Syaiful
dc.contributor.advisorYahya, Sudirman
dc.contributor.advisorDjajakirana, Gunawan
dc.contributor.authorSasmita, Rr. Kurnia Dewi
dc.date.accessioned2018-06-26T03:56:18Z
dc.date.available2018-06-26T03:56:18Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92275
dc.description.abstractPemanfaatan tanah masam untuk pengembangan tanaman kakao dihadapkan pada masalah kesuburan tanah yang rendah, yang disebabkan oleh pH, kejenuhan basa, dan kadar C organik rendah, kejenuhan aluminium, dan fiksasi P tinggi. Penelitian ini mengkaji keefektifan beberapa input yaitu arang dan pupuk organik, dan mikrob pelarut fosfat (MPF) dalam memperbaiki sifat tanah masam dan meningkatkan keefektifan pupuk P khususnya fosfat alam (FA) terhadap bibit kakao. Penelitian dilaksanakan dalam empat percobaan, dengan tujuan masing-masing adalah: (1) mengkaji pengaruh arang dan pupuk organik kulit kakao terhadap kualitas media tanam dan pertumbuhan bibit kakao, (2) mengkaji pengaruh mikrob pelarut fosfat terhadap keefektifan fosfat alam dalam meningkatkan pertumbuhan bibit kakao di tanah masam, (3) mengkaji pengaruh amelioran arang dan pupuk organik terhadap ketersediaan P dari FA dan daya tahan hidup mikrob pelarut fosfat di tanah masam, dan (4) mengkaji pengaruh arang, pupuk organik, dan MPF terhadap keefektifan pupuk P untuk pertumbuhan bibit kakao di tanah masam. Percobaan pertama menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan susunan perlakuan faktorial yang terdiri atas 3 faktor dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah pemberian pupuk organik (tanpa dan dengan pupuk organik 10% (b/b)). Faktor kedua adalah jenis arang (arang sekam padi dan arang kayu sengon). Faktor ketiga adalah dosis arang (0%, 1%, 2%, 4%, 6% (b/b)). Media tanam yang sudah diberi perlakuan diinkubasi selama 15 hari, dan diambil sampel untuk analisis sifat kimia dan biologi. Pengujian selanjutnya pada pembibitan kakao yang dilakukan selama 20 minggu. Percobaan kedua dilaksanakan dua tahap yaitu di laboratorium dan di rumah pembibitan kakao. Tahap pertama adalah seleksi terhadap tiga puluh tiga isolat dari rizosfer kakao dan satu isolat koleksi IPB dalam melarutkan fosfat di media cair yang diberi trikalsium fosfat (Ca3(PO4)2), fosfat alam, dan aluminium fosfat (AlPO4). Lima bakteri dan dua isolat fungi pelarut fosfat yang terpilih, selanjutnya dievaluasi pengaruhnya terhadap keefektifan fosfat alam untuk pertumbuhan bibit kakao melalui percobaan yang terdiri dari 9 perlakuan (tanpa pupuk P, pupuk SP-36, FA saja, dan kombinasi FA dengan masing-masing isolat) dengan 4 ulangan. Pengujian pada pembibitan kakao dilakukan selama 20 minggu. Percobaan ketiga dilaksanakan di laboratorium dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan susunan perlakuan faktorial 3 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah jenis amelioran (tanpa amelioran, pupuk organik 10%, arang 4%, dan arang 4% + pupuk organik 10%). Faktor kedua adalah pemberian MPF (tanpa inokulan, inokulan B-SS1.2, dan inokulan F-E1). Faktor ketiga adalah aplikasi FA (tanpa FA dan FA 400 mg P kg-1). Media steril yang telah diberi perlakuan, diinkubasi selama 45 hari dengan pengambilan sampel setiap 15 hari sekali untuk dianalisis kadar P tersedia dan populasi MPF. Percobaan keempat merupakan percobaan pembibitan kakao menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan susunan perlakuan faktorial yang terdiri atas 3 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah pemberian amelioran (tanpa amelioran, pupuk organik 10%, arang sekam padi 4%, dan arang sekam padi 4% + pupuk organik 10%). Faktor kedua adalah pemberian MPF (tanpa inokulan, inokulan B-SS1.2, dan inokulan F-E1). Faktor ketiga adalah pemberian pupuk P (tanpa FA, FA 100, 200, dan 400 mg P kg-1, dan SP-36 400 mg P kg-1). Pengamatan dan analisis pertumbuhan bibit dilakukan sampai 20 minggu, dan analisis pH, Al-dd, P tersedia, dan aktivitas fosfatase pada media tanam setelah tanam. Hasil percobaan pertama menunjukkan bahwa pemberian arang dan/atau pupuk organik dapat memperbaiki sifat kimia dan biologi media tanam di antaranya: meningkatkan pH, N total, C organik, P tersedia, kation dapat ditukar, Zn tersedia, dan respirasi tanah, serta menurunkan Al-dd. Pupuk organik juga meningkatkan KTK, unsur mikro (Fe, Cu, Mn) tersedia, dan total populasi mikrob. Pemberian arang tanpa pupuk organik nyata meningkatkan populasi fungi media tanam tetapi menurunkan bobot kering bibit, serta serapan P dan K tajuk. Peningkatan dosis arang pada media dengan pupuk organik meningkatkan bobot kering, serta serapan N, P, K, Mg dan Na tajuk bibit kakao. Hasil percobaan kedua memperoleh tujuh isolat MPF terpilih yang di antaranya menghasilkan pelarutan P paling tinggi dalam media cair yang mengandung Ca3(PO4)2, FA, dan AlPO4, masing-masing adalah isolat F-E1, B-SS1.2, dan F-16.3. Hasil evaluasi di tingkat pembibitan kakao menunjukkan bahwa inokulasi Burkholderia ambifaria B-SS1.2, Burkholderia cepacia B-SS19.7 dan Aspergillus niger F-E1 meningkatkan bobot kering total bibit dan Relative Agronomic Effectiveness (RAE) dari FA terhadap bibit kakao. Inokulasi B. ambifaria B-SS1.2 juga meningkatkan serapan N, P, dan K tajuk bibit kakao. Hasil percobaan ketiga menunjukkan bahwa arang dan/atau pupuk organik tidak meningkatkan ketersediaan P dari FA pada tanah masam sampai hari ke-45. Uji daya tahan hidup MPF sampai hari ke-45 menunjukkan bahwa populasi bakteri B. ambifaria B-SS1.2 paling rendah pada media yang diberi kombinasi pupuk organik dan FA, sedangkan populasi fungi A. niger F-E1 tidak berbeda nyata pada semua perlakuan. Hasil percobaan keempat menunjukkan bahwa arang nyata meningkatkan aktivitas fosfatase asam media tanam. Pupuk organik nyata meningkatkan pH tanah, aktivitas fosfatase asam, dan P tersedia, menurunkan Al-dd tanah, meningkatkan pertumbuhan, bobot kering bibit dan serapan hara P, Ca, dan Mg tajuk bibit kakao. Peningkatan dosis FA meningkatkan secara linier kadar P tersedia dan menurunkan secara linier Al-dd media tanam. Pemberian MPF B. ambifaria B-SS1.2 dan A. niger F-E1, nyata meningkatkan bobot kering tajuk pada media tanpa amelioran, tetapi tidak nyata pada media yang diberi pupuk organik. Kedua inokulan nyata meningkatkan serapan P dan Mg dalam tajuk. Kombinasi arang, pupuk organik dan inokulasi baik dengan B. ambifaria B-SS1.2 maupun A. niger F-E1 menghasilkan jumlah daun dan bobot kering tajuk yang paling baik dibandingkan perlakuan lainnya.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcSoil Sciencesid
dc.subject.ddcAcid Soilid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleAplikasi Arang, Pupuk Organik, dan Mikrob Pelarut Fosfat untuk Perbaikan Sifat Tanah Masam dan Peningkatan Keefektifan Pupuk P pada Bibit Kakaoid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordamelioranid
dc.subject.keywordAspergillus nigerid
dc.subject.keywordBurkholderia ambifariaid
dc.subject.keywordfosfat alamid
dc.subject.keywordkualitas tanahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record