Aplikasi Bakteriosin dari Pediococcus pentosaceus 2A2 Pada Udang Rebus untuk Menghambat Pertumbuhan Listeria monocytogenes
View/Open
Date
2017Author
Meitasari, Amy
Suryaatmadja, Sri Laksmi
Kusumaningrum, Harsi Dewantari
Metadata
Show full item recordAbstract
Penambahan antimikroba merupakan salah satu cara untuk
mempertahankan umur simpan pangan. Bakteriosin yang dihasilkan Bakteri Asam
Laktat (BAL) adalah antimikroba alami yang dapat diaplikasikan pada bahan
pangan. Salah satu BAL penghasil bakteriosin adalah P. pentosaceus 2A2. Tujuan
penelitian adalah untuk melihat potensi SBS bakteriosin P. pentosaceus 2A2 dalam
bentuk supernatan bebas sel (SBS) yang diaplikasikan pada udang rebus dalam
menghambat pertumbuhan L. monocytogenes. Produksi bakteriosin oleh P.
pentosaceus 2A2 dilakukan dalam media molase selama 24 jam kemudian
disentrifugasi, evaporasi, dan filtrasi membran hingga diperoleh SBS. Aktivitas
antibakteri SBS terhadap L. monocytogenes diuji dengan metode difusi cakram
kertas. Zona hambat yang dihasilkan oleh SBS adalah 9.30 ± 0.092 mm. Penelitian
selanjutnya dilakukan terhadap udang yang direbus pada suhu 95oC. Sampel udang
rebus diinokulasi dengan cara melakukan perendaman dalam kultur L.
monocytogenes (105 cfu/g) selama 30 menit. Selanjutnya, sampel tersebut dibagi
menjadi kontrol, sampel tanpa penambahan SBS, dan sampel yang diberi
penambahan SBS dengan konsentrasi SBS:udang sebesar 1:10 dan 1:2. Sampel
disimpan selama 4 hari pada suhu refrigerator (4-7oC). Penelitian menunjukkan
bahwa penambahan SBS konsentrasi 1:2 dapat mereduksi total mikroba dan L.
monocytogenes sebesar 1.09 log cfu/g dan 0.81 log cfu/g pada hari keempat
sedangkan sampel tanpa penambahan SBS menunjukkan peningkatan total mikroba
dan total L. monocytogenes dari hari pertama hingga hari keempat. Semakin tinggi
konsentrasi SBS yang ditambahkan per gram udang, semakin tinggi
kemampuannya sebagai antimikroba dan antilisteria. Penambahan SBS terhadap
penerimaan organoleptik mempengaruhi karakteristik mutu warna dan rasa sampel,
namun tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap karakteristik mutu
aroma, tekstur, dan secara keseluruhan (overall).