Evaluasi in vitro Ampas Jus Mengkudu (Morinda citrifolia L.) terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Mastitis Subklinis
View/Open
Date
2017Author
Hilal, Mohamad
Evvyernie, Dwierra
Afiff, Usamah
Metadata
Show full item recordAbstract
Penyakit mastitis di Indonesia disebabkan oleh beberapa bakteri. Penyakit
ini menyerang pada sistem ambing. Penggunaan obat antimastitis sintetis secara
terus menerus dapat menyebabkan timbulnya residu pada susu di dalam ambing
sehingga diperlukan obat alternatif yaitu penggunaan tanaman herbal yang tidak
akan menimbulkan residu pada susu. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan
salah satu tanaman herbal yang memiliki senyawa antibakteri. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengevaluasi kemampuan anti bakteri dari ampas mengkudu yang
telah diekstraksi dengan menggunakan kloroform terhadap beberapa bakteri
penyebab mastitis subklinis. Bahan baku yang dilakukan pengujian, yaitu: buah
mengkudu segar, ampas jus mengkudu Sentul, dan ampas jus mengkudu Javanony
yang terbagi menjadi 6 konsentrasi larutan, yaitu: 5, 10, 20, 25, 30, dan 35%.
Bakteri yang diujikan, yaitu: Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis,
dan Streptococcus agalactiae dengan masing-masing 1 perlakuan kontrol, dan 2
ulangan. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dengan total 63
perlakuan. Pengamatan antibakteri dilakukan secara in vitro. Peubah yang diamati
meliputi rendemen, kandungan kualitatif senyawa fitokimia ampas jus mengkudu
dan mengkudu asli, dan luasan clearing zone pada tiap perlakuan. Hasil dari
penelitian ini adalah rendemen tertinggi pada proses ekstraksi diperoleh oleh ampas
mengkudu Sentul dengan rendemen sebesar 15.105%. Ekstrak mengkudu segar
dengan konsentrasi 35% memperoleh hasil terbaik dan termasuk kedalam kategori
antibakteri yang kuat pada bakteri Streptococcus agalactiae dan antibakteri yang
sedang pada bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis.
Penggunaan ekstrak ampas jus mengkudu pada penelitian ini bisa berperan sebagai
antimastitis pada ternak ruminansia namun tidak dapat diaplikasikan karena
keterbatasan pemberiannya pada pakan.