dc.description.abstract | Kabupaten Kerinci merupakan daerah penghasil kulit kayu manis
(Cinnamonum burmanii) terbesar di Indonesia dimana total produksi kulit kayu
manis ini mencapai 52.980 ton pada tahun 2013. Tanaman kayu manis juga menjadi
mata pencaharian hingga 13.000 keluarga petani di Kabupaten Kerinci. Namun,
kulit kayu manis di Kabupaten Kerinci selama ini hanya dijadikan sebagai
komoditas ekspor saja tanpa adanya pengolahan menjadi produk tepat guna. Tujuan
penelitian ini adalah mendalami permasalahan pada setiap stakeholder yang
berperan dalam tataniaga kayu manis dan merancang model pengembangan dan
produk bisnis yang profitable bagi designer dan partisipan. Pendekatan yang
digunakan yaitu melalui pendekatan Human Centered Design dimana partisipan
berperan sebagai agen pemilik permasalahan sekaligus agen pembangun solusi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapati bahwa model bisnis terbaik
yang dapat digunakan adalah model bisnis middle man, dimana designer berperan
langsung sebagai perantara antara konsumen akhir dengan produsen produk turunan
kayu manis. Dalam hal ini, produsen utama terdiri dari kelompok usaha tani di desa
Siulak Deras. Produk-produk yang dapat diturunkan dari komoditas kulit kayu
manis terdiri dari sirup kayu manis, teh kayu manis, minuman kayu manis, stik kayu
manis, dan serbuk kayu manis. Perlakuan yang diberikan terhadap produk berupa
penggantian kemasan distribusi, penjabaran fungsi dan kegunaan produk, serta
penjabaran segmentasi konsumen dari setiap produk. Konsumen dari produkproduk
turunan ini diantaranya adalah gerai jamu, toko herbal, fitness dan aerobic
centre, cafe dan coffee shop, bakery, toko oleh-oleh, dan rumah makan padang. | id |