View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Dissertations
      • DT - Multidiciplinary Program
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Dissertations
      • DT - Multidiciplinary Program
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Kebijakan Pengelolaan Kawasan Konservasi Penyu Pantai Pangumbahan Sukabumi untuk Pengembangan Ekowisata Berkelanjutan

      No Thumbnail [100%x80]
      View/Open
      Fulltext (27.04Mb)
      Date
      2018
      Author
      Ismane, M. Apuk
      Kusmana, Cecep
      Gunawan, Andi
      Ridwan, Affandi
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Potensi pariwisata Pangumbahan yang terkenal dari dahulu di kalangan masyarakat, wisatawan dalam negeri ataupun wisatawan luar negeri adalah wisata penyu. Kegiatan wisata penyu yang disediakan oleh pengelola Pantai Pangumbahan, yaitu pemutaran film penyu, pelepasan tukik, dan melihat aktivitas penyu bertelur. Penyu yang melakukan pendaratan dan peneluran di Pantai Pangumbahan, terdiri atas penyu lekang, penyu tempayan, penyu sisik, penyu belimbing, dan didominasi oleh penyu hijau. Hal ini menyebabkan Pantai Pangumbahan menjadi salah satu wilayah yang memiliki potensi penyu laut yang tinggi dan produktif, namun dilain pihak tingkat pemanfaatan penyu di berbagai sektor semakin meningkat. Pemanfaatan penyu (karapas, daging, dan telur) yang tidak terbatas akan mengancam kelestarian penyu di masa yang akan datang. Oleh karena itu diperlukan kebijakan pengelolaan kawasan tersebut secara berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah 1) menganalisis situasional kondisi biofisik lingkungan, sosial-ekonomi penduduk, dan potensi objek wisata di kawasan konservasi penyu Pantai Pangumbahan; 2) menentukan status keberlanjutan pengelolaan kawasan konservasi penyu Pantai Pangumbahan untuk pengembangan ekowisata; dan 3) memformulasikan kebijakan pengelolaan kawasan konservasi penyu Pantai Pangumbahan untuk pengembangan ekowisata secara berkelanjutan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis situasional, analisis status keberlanjutan, dan analisis kelembagaan. Analisis situsional meliputi biofisik lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat. Pengelolaan berkelanjutan wisata konservasi penyu di Pantai Pangumbahan dilakukan dengan menggunakan analisis MDS (Multi Dimentional Scalling), sedangkan untuk mengetahui kebijakan pengelolaan wisata konservasi penyu menggunakan metode ISM (Interpretative Structure Modelling). Hasil analisis situasional menunjukkan bahwa secara umum kondisi peubah habitat peneluran penyu hijau di Pantai Pangumbahan termasuk kriteria sesuai sampai sangat sesuai berdasarkan matriks kesesuaian habitat peneluran penyu hijau. Kriteria tersebut adalah nilai rata-rata kemiringan Pantai Pangumbahan berkisar antara 4.71°–7.29°, lebar pantai berkisar antara 26.81–38.67 m, substrat pasir sebesar 97.31%–98.76%, sedangkan untuk penutupan vegetasi berkisar antara 29.67%–46.67%, dan pencahayaan berkisar antara 2–3 lux, sementara itu untuk bangunan memiliki persentase antara 0.015–0.031%, yang terakhir adalah jarak pantai dengan daerah pakan yaitu berkisar antara 0.005–0.1 km. Suhu permukaan laut yang pernah tercatat di Pantai Pangumbahan pada musim timur berkisar antara 220C–270C, suhu permukaan laut musim barat berkisar antara 280C–300C dengan tinggi gelombang di perairan pantai berkisar antara 1.6 m–2.1 m, dan kecepatan arus antara 0.15 m/s–0.50 m/s. Sikap masyarakat terhadap pengelolaan konservasi penyu di TP4 sebagian besar bersikap tidak jelas (44%) terhadap konservasi penyu. Menurut masyarakat konservasi penyu adalah melindungi dan melestarikan penyu (56%) diikuti dengan menyelamatkan penyu dari kepunahan (28%) dan telur serta tukik tidak boleh diperjual belikan (16%). Masyarakat mengganggap bahwa konservasi penyu mempunyai tujuan melindungi penyu dan habitatnya (69%), pengembangan wisata (23%), mensejahterakan masyarakat (5%), dan penelitian (3%). Indeks keberlanjutan konservasi penyu Pantai Pangumbahan pada seluruh dimensi adalah berkelanjutan. Status keberlanjutan dimensi sosial, ekonomi, lingkungan, ekologi, hukum & kelembagaan, dan infrastruktur masuk dalam kategori berkelanjutan karena memiliki nilai > 76%. Koefisien determinasi (R2) seluruh dimensi sebesar 0.897–0.996, berarti bahwa keragaman dari model dapat dijelaskan sebesar 89% sampai dengan 99% oleh atribut-atribut dalam model. Dimensi lingkungan dan infrastruktur memiliki nilai stress terendah yang artinya model yang dihasilkan sudah baik sedangkan untuk dimensi sosial, hukum & kelembagaan, ekologi, dan ekonomi memiliki nilai stress antara 10%–20% yang artinya model sudah cukup baik. Secara keseluruhan bahwa model yang dihasilkan sudah baik dengan nilai stress sebesar 0.06 (6%). Simpulan yang didapat bahwa seluruh atribut yang digunakan pada analisis keberlanjutan konservasi penyu Pantai Pangumbahan adalah baik dalam menerangkan seluruh dimensi yang dianalisis. Stakeholders pengelolaan yang terlibat dalam konservasi penyu di TP4 teridentifikasi sebanyak 13 pihak. Stakeholders pengelolaan tersebut merupakan perwakilan dari pemerintah, masyarakat, LSM, dan perguruan tinggi. Stakeholders pengelolaan diklasifikasikan berdasarkan 3 kegiatan konservasi yaitu kegiatan perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan. Elemen-elemen yang digunakan dalam metode ISM yaitu 13 stakeholder yang terlibat, 8 program kebutuhan konservasi penyu, 4 tujuan konservasi penyu, 10 kendala utama konservasi, 10 aktivitas yang dibutuhkan. Hasil analisis ISM menunjukkan bahwa kebijakan yang dapat dilakukan dalam upaya konservasi penyu yang berkelanjutan adalah peningkatan koordinasi antara stakeholders, sinkronisasi peraturan perundang-undangan, menetapkan sanksi minimum, dan peningkatan peran stakeholders. Hasil formulasi kebijakan menunjukkan bahwa lembaga yang paling terlibat dalam konservasi penyu Pantai Pangumbahan adalah Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi (DKP), Lembaga Swadaya Masayarakat (LSM, WWF, Posmaswas, KMPP), dan Kepala Desa/Lurah. Kebutuhan program dalam pelaksanaan konservasi penyu Pantai Pangumbahan yang paling mempengaruhi adalah dengan dukungan peraturan, intregasi program konservasi antar stakeholders, dan adanya pembiayaan. Tujuan Konservasi penyu adalah untuk meningkatkan peran stakeholders. Hambatan atau kendala utama dalam program konservasi penyu Pantai Pangumbahan adalah program konservasi penyu antar stakeholders tidak terintegrasi, tidak sinkronnya peraturan perundang-undangan konservasi penyu, tidak ditetapkannya sanksi minimum terhadap pelaku pelanggaran peraturan konservasi, dan kurangnya peran stakeholders. Untuk mengatasi kendala tersebut, aktivitas yang perlu dilakukan terlebih dahulu dalam konservasi penyu yang paling utama adalah peningkatan koordinasi antara stakeholders, sinkronisasi peraturan perundang-undangan, penetapan sanksi minimum, dan peningkatan peran stakeholders.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91600
      Collections
      • DT - Multidiciplinary Program [775]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      NoThumbnail