Karakteristik Pengeringan Gabah Dan Mutu Beras Dari Berbagai Tingkat Malai.
View/Open
Date
2018Author
Adhiguna, Rizky Tirta
Sutrisno
Sugiyono
Thahir, Ridwan
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian yang dilakukan bertujuan menentukan model dari kurva laju
pengisian gabah untuk tingkat malai gabah yang berbeda, terkait dengan
terjadinya peningkatan bobot gabah dan bertambahnya waktu pengisian gabah
setelah anthesis (pembungaan). Penelitian ini menggunakan tiga model
pertumbuhan yaitu model eksponensial, model logistik dan model Gompertz
menggunakan bobot 1000 butir gabah dalam menentukan laju pengisian gabah
dari tingkat malai yang berbeda untuk varietas Sintanur dan IPB-4S. Pemilihan
model dilakukan dengan uji kesesuaian menggunakan koefisien determinasi (R2),
Root mean square error (RMSE) dan Aikake’s Information Criterion (AIC).
Penelitian ini menghasilkan nilai R2, RMSE dan AIC untuk model Gompertz
secara berturut-turut 0.999, 0.224, -9.949 (gabah dari malai primer varietas
Sintanur), 0.997, 0.353, -4.512 (gabah dari malai sekunder varietas Sintanur);
1.000, 0.131, -16.376 (gabah dari malai primer varietas IPB-4S); 0.999, 0.266, -
7.877 (gabah dari malai sekunder varietas IPB-4S), dan menunjukkan bahwa
model Gompertz sebagai model yang terbaik untuk menentukan laju pengisian
bobot seribu butir gabah dari malai primer dan sekunder di kedua varietas
Sintanur dan IPB-4S .
Lebih lanjut penelitian ini juga melaporkan karakteristik pengeringan
lapisan tipis gabah dari malai primer dan sekunder di kedua varietas Sintanur dan
IPB-4S. Kondisi percobaan lapisan tipis gabah pada suhu 35oC, 45oC, 55oC
dengan RH 45%, 50%, 55% dengan kecepatan aliran udara konstan 1 m/s.
Beberapa model digunakan untuk menjelaskan kesesuaian model terhadap data
pengeringan lapisan tipis gabah yaitu model Lewis, model Henderson-Pabis dan
model Page. Penentuan model terbaik digunakan kriteria R2 dan (SE). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa model matematis pengeringan lapisan tipis gabah
dari malai primer dan sekunder di kedua varietas Sintanur dan IPB-4S mengikuti
model Page.
Penelitian ini selanjutnya juga melakukan perbandingan karakteristik fisikkimia
dan mutu giling gabah dari malai primer dan sekunder di kedua varietas
Sintanur dan IPB-4S. Tanaman padi di kedua varietas tersebut ditanam dan gabah
yang dihasilkan pada saat panen dilakukan analisis mengenai karakteristik fisik,
komposisi kimia dan mutu giling gabah dari malai primer dan sekunder. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa karakteristik fisik-kimia dan mutu giling yang
meliputi ukuran, volume, bobot 1000 butir, densitas, kadar air, kadar lemak kasar,
kadar protein kasar, kadar serat, beras kepala, beras patah dan menir serta
kekerasan memiliki perbedaan nyata dari malai primer dan sekunder di kedua
varietas Sintanur dan IPB-4S, tetapi tidak terdapat perbedaan pada bentuk gabah,
kadar abu dan derajat putih dari malai primer dan sekunder di kedua varietas
tersebut.