Adaptasi Jintan Hitam (Nigella sativa L.) dan Produksi Timokuinon dan Timol Biji di Tiga Ketinggian Wilayah Tropika Indonesia
View/Open
Date
2018Author
Herlina
Aziz, Sandra Arifin
Kurniawati, Ani
Faridah, Didah Nur
Metadata
Show full item recordAbstract
Jintan hitam (Nigella sativa L.) merupakan tanaman aromatik semusim yang
menghendaki lingkungan tumbuh dengan rata-rata suhu di bawah 20 oC dan curah
hujan rendah. Pengembangannya di wilayah tropika Indonesia masih sangat
terbatas karena terkendala oleh faktor iklim khususnya suhu. Suhu adalah salah
satu faktor iklim yang mempengaruhi laju pertumbuhan dan proses metabolisme
tanaman. Pengaruh ini dapat dilihat melalui laju perkembangan tanaman termasuk
perkecambahan, pembentukan daun, dan pembentukkan organ reproduksi. Pada
suhu yang lebih tinggi dari suhu optimal kardinal, aktivitas fisiologi tanaman akan
terganggu karena inaktivasi beberapa enzim dan protein. Paparan suhu tinggi
dapat menginduksi akumulasi senyawa oksigen reaktif (ROS) pada tanaman dan
hal ini akan menyebabkan terjadinya cekaman oksidatif. ROS yang dihasilkan
pada kondisi cekaman akan menyebabkan terjadinya proses lipid peroksidasi dan
inaktivasi enzim. Malondialdehid (MDA) merupakan produk akhir dari lipid
peroksidasi yang digunakan sebagai indikator cekaman oksidatif. Adanya
perbedaan suhu udara pada lingkungan tumbuh jintan hitam diduga memiliki
hubungan antara kandungan MDA yang terbentuk dengan produksi senyawa
bioaktif tanaman. Kajian pertumbuhan dan produksi beberapa aksesi jintan hitam
di tiga wilayah ketinggian dapat menjadi informasi awal untuk pengembangan
budidaya jintan hitam di wilayah tropika Indonesia.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang
pertumbuhan jintan hitam dan produksi senyawa bioaktif timokuinon dan timol
biji di wilayah tropika Indonesia. Percobaan pendahuluan dilakukan untuk
menentukan benih jintan hitam yang digunakan sebagai materi penelitian.
Pemilihan dilakukan untuk mendapatkan dua aksesi dari lima aksesi yang ada
berdasarkan nilai persentase perkecambahan. Tujuan khusus penelitian adalah (1)
menganalisis peran seed priming (hydropriming dan phytohormon priming) pada
proses perkecambahan benih jintan hitam aksesi India dan Kuwait melalui
pembentukan MDA; (2) mempelajari pertumbuhan, produksi biji dan bioaktif biji
(timokuinon dan timol) jintan hitam aksesi India dan Kuwait di wilayah tropika
Indonesia pada musim kemarau dan musim hujan; (3) mempelajari pengaruh
aplikasi pupuk guano terhadap produksi biji dan bioaktif biji (timokuinon dan
timol) jintan hitam aksesi India dan Kuwait pada dataran tinggi.
Percobaan pertama dilaksanakan di Laboratorium Seed Storage & Seed
Quality Testing, Departemen Agronomi dan Hortikultura pada bulan November
sampai dengan Desember 2015. Percobaan ke-dua dilaksanakan bulan Juni
sampai dengan Oktober 2015 untuk musim kemarau dan bulan Februari sampai
dengan Juni 2016 untuk musim hujan di tiga wilayah ketinggian, yaitu dataran
rendah di Kebun Percobaan IPB Leuwikopo, Dramaga (220 mdpl); dataran
menengah di Kebun Percobaan IPB Sukamantri, Ciapus (560 mdpl); dan dataran
tinggi di Kebun Tanaman Obat Sari Alam, Ciwidey, Bandung (1,280 mdpl).
Percobaan ke-tiga dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2016 di
dataran tinggi di Kebun Tanaman Obat Sari Alam, Ciwidey-Bandung. Analisis
peubah dilakukan di Laboratorium Molecular Marker and Spectrophotometry,
dan Microtechnique, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian’
Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Kimia Pangan, Departemen Ilmu dan
Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB.
Hasil yang diperoleh adalah bahwa teknik hidropriming yang dilanjutkan
dengan aplikasi GA3 memiliki peran positif dalam menurunkan kadar MDA pada
proses perkecambahan benih jintan hitam. Penurunan kadar MDA secara
konsisten dan terbesar diperoleh dengan perlakuan hidropriming selama 12 jam
yang diikuti dengan aplikasi GA3 dan memberikan penurunan kadar MDA sebesar
67.6% pada kecambah jintan hitam aksesi Kuwait umur 10 MST dan sebesar
hingga 71.4% pada kecambah jintan hitam aksesi India.
Pertumbuhan dan produksi jintan hitam aksesi India dan Kuwait di wilayah
tropika Indonesia terbaik di wilayah dataran tinggi. Kadar timokuinon tertinggi
pada musim kemarau dihasilkan oleh aksesi Kuwait yang ditanam pada dataran
menengah dan dataran tinggi (3,267.74 dan 2,745.54 mg kg-1), dan kadar timol
tertinggi dihasilkan oleh aksesi India pada dataran tinggi (157.63 mg kg-1);
sedangkan pada musim hujan, kadar timokuinon tertinggi dihasilkan oleh aksesi
India pada dataran rendah dan dataran tinggi (2,486.40 and 3,279.83 mg kg-1), dan
kadar timol tertinggi dihasilkan oleh aksesi India yang ditanam di dataran tinggi
(399.93 mg kg-1). Selain itu, data juga memperlihatkan bahwa kadar MDA pada
dataran rendah (220 mdpl) dan menengah (560 mdpl) lebih tinggi dibandingkan
dengan kadar MDA pada dataran tinggi (1,280 mdpl) pada kedua musim. Pada
musim hujan biosintesis timol meningkatkan kadar timokuinon aksesi India, dan
menurunkan kadar timokuinon aksesi Kuwait. Hubungan timokuinon, timol dan
MDA terlihat lebih kuat pada musim hujan.
Penggunaan pupuk guano sebagai upaya peningkatan produksi biji aksesi
India dan Kuwait direkomendasikan pada dosis 6 g per tanaman, sedangkan
penggunaan guano sebagai upaya peningkatan kadar bahan bioaktif timokuinon
aksesi India disarankan pada dosis 2.25 g per polibag. Peningkatan kadar bioaktif
timokuinon dan timol aksesi Kuwait disarankan pada dosis 3.75 dan 2.5 g per
polibag. Secara umum, untuk menghasilkan produksi bioaktif timokuinon dan
timol terbaik di wilayah dataran tinggi tropika Indonesia adalah dengan menanam
jintan hitam aksesi Kuwait dengan aplikasi pupuk guano pada dosis 4-6 g per
tanaman.
Disarankan untuk dilakukan penelitian lanjut untuk memperoleh teknik
budidaya jintan hitam yang spesifik lokasi masing-masing ketinggian. Hal ini
berhubungan dengan upaya untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan tanaman
dan untuk menentukan ketepatan waktu panen yang secara langsung berkaitan
dengan kualitas senyawa bioaktif tanaman.
Collections
- DT - Agriculture [755]