Kapasitas Petani Pengelola Usahatani Padi Sawah Ramah Lingkungan di Sulawesi Tengah
View/ Open
Date
2018Author
Herawati
Hubeis, Aida Vitalaya S.
Amanah, Siti
Fatchiya, Anna
Metadata
Show full item recordAbstract
Dampak sistem pertanian yang belum berwawasan lingkungan ditemukan
persoalan pengunaan input pertanian yang berlebihan. Isu lingkungan seperti
degradasi lahan, hama dan penyakit tanaman yang terus berkembang, lemahnya
daya saing produk pertanian karena rendahnya mutu dan tidak efisiennya sistem
produksi, serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan produk-produk
pertanian yang sehat, bergizi dan aman dikonsumsi. Menurut Las et al. (2006);
Sumarno dan Suyamto (2014), bahwa usaha pertanian yang ramah lingkungan
menjadi salah satu alternatif dalam keberlanjutan usahatani. Pelaksanaan
usahatani yang ramah lingkungan menghasilkan inovasi dalam teknik budidaya
berorientasi kualitas hasil, produksi optimal dan tetap memelihara kelestarian
lingkungan.
Salah satu dampak positifnya adalah peningkatan jumlah produksi dan
akhirnya akan meningkatkan pendapatan petani sebagai pelaku usahatani. Hal ini
sesuai dengan upaya peningkatan produksi padi sawah di Sulawesi Tengah yang
masih rendah yaitu 4.58 ton/ha dan rata-rata produktifitas belum mencapai target
nasional untuk Sulawesi Tengah sebesar 5.2 ton/ha dari potensi sawah berupa
irigasi teknis, semi teknis dan irigasi sederhana seluas 93.975 ha (BPS Sulawesi
Tengah 2015). Upaya peningkatan produksi tersebut memerlukan peningkatan
kapasitas petani dalam menerapkan inovasi ramah lingkungan. Hal ini
dikarenakan inovasinya berbeda dengan konvensional. Kapasitas yang tinggi
sangat penting dimiliki petani dalam mengelola usahataninya secara tepat dan
berkelanjutan sehingga mampu menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi,
bermutu dan sesuai preferensi pasar. Oleh sebab itu strategi penyuluhan untuk
peningkatan kapasitas petani perlu dirancang, khususnya terkait dengan
pengelolaan padi sawah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis tingkat
kapasitas petani pengelola usahatani padi sawah ramah lingkungan; (2)
Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas petani pengelola
usahatani padi sawah ramah lingkungan dan (3) Merumuskan strategi peningkatan
kapasitas petani pengelola usahatani padi sawah ramah lingkungan secara
berkelanjutan.
Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh data
dan analisis kualitatif. Prosedur pengumpulan data dan informasi menggunakan
metode survei dari sejumlah responden dengan panduan kuesioner. Populasi
penelitian ini adalah kepala keluarga petani yang merupakan anggota
kelompoktani, berjumlah 556 orang petani yang tersebar di Kabupaten Sigi dan
Kabupaten Parigi Moutong. Penentuan sampel dalam penelitian dilakukan melalui
dua tahapan yaitu tahap pertama adalah menentukan jumlah sampel penelitian.
Besarnya sampel penelitian mengikuti kaidah dalam analisis Structural Equation
Modeling (SEM) dengan metode estimasi maximum likelihood memerlukan
sampel minimal 100-150 responden atau sebesar lima kali indikator yang ada
dalam model (Kusnendi 2008). Dalam penelitian ini terdapat 29 indikator dan
jumlah sampel yang diambil sebesar 6 x 29 = 174 orang. Jumlah sampel dalam
penelitian ini telah memenuhi persyaratan untuk pengujian SEM. Tahap kedua
adalah menentukan responden di setiap desa terpilih. Dari empat desa terpilih
masing-masing diambil satu kelompoktani terpilih yang telah mengikuti
SLPTT/SLPHT/kelompok Pengembang Agen Hayati, dengan ketentuan pada
setiap kelompok diambil semua pengurus inti kelompok dan anggota kelompok
dipilih secara acak (random sampling). Pengumpulan data dilakukan pada bulan
Agustus hingga November 2016. Analisis data dalam penelitian ini mencakup: (1)
analisis deskriptif berupa distribusi frekuensi dengan bantuan program Statistical
Product and Service Solution (SPSS versi 21); (2) analisis inferensial yaitu uji
beda Mann-Whitney dengan bantuan program SPSS versi 21 dan Structural
Equation Models (SEM) menggunakan program Linear Structural Relationships
(LISREL 8.3).
Hasil penelitian menunjukkan: Pertama, melalui kegiatan penyuluhan
intensif, petani yang kosmopolit, inovasi yang menguntungkan dan mudah
diterapkan serta dukungan kelompoktani dan informasi inovasi teknologi maka
tingkat kapasitas petani padi sawah pada kategori sedang dapat ditingkatkan
menjadi lebih baik (kategori tinggi). Kapasitas petani padi sawah menunjukkan
sedang dalam kemampuan teknis, mengatasi masalah, kemampuan evaluasi dan
kemampuan adaptasi lingkungan. Tingkat kapasitas petani yang rendah
ditunjukkan dalam kemampuan perencanaan usahatani dan kemampuan bermitra
petani pada kedua kabupaten. Tiga indikator kapasitas petani menunjukkan
berbeda sangat nyata dan dua indikator tidak menunjukkan perbedaan. Rata-rata
kapasitas petani di Kabupaten Parigi Moutong lebih tinggi dibandingkan petani
padi di Kabupaten Sigi dalam mengelola padi sawah ramah lingkungan. Kedua,
faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas petani menerapkan inovasi padi
sawah ramah lingkungan adalah meningkatnya penyuluhan inovasi (utamanya
dalam kemampuan penyuluh dan penggunaan metode penyuluhan serta didukung
oleh materi dan intensitas penyuluhan), faktor pendukung penerapan inovasi
(berupa kegiatan kelompoktani, adanya dukungan informasi teknologi,
ketersediaan bahan baku inovasi teknologi ramah lingkungan dan dukungan
pemimpin lokal), manfaat langsung dari teknologi berupa sifat inovasi
(keuntungan ekonomi yang lebih tinggi, kesesuaian teknologi terhadap nilai-nilai
sosial budaya (cara, kebiasaan bertani dan lingkungan), kemudahan penerapan
teknologi, mudah dicoba dalam skala kecil dan mudah diamati perbedaan
pertumbuhan tanaman dan hasil usahatani. Ketiga, strategi peningkatan kapasitas
petani mengelola padi sawah ramah lingkungan dilakukan melalui tiga strategi
yaitu: (1) peningkatan penyuluhan inovasi; (2) penguatan dukungan penerapan
inovasi ramah lingkungan dan (3) peningkatan peran aktif kelompoktani dan
ketersediaan inovasi teknologi ramah lingkungan.
Collections
- DT - Human Ecology [567]