Show simple item record

dc.contributor.advisorDewanti-Hariyadi, Ratih
dc.contributor.advisorNurjanah, Siti
dc.contributor.authorJameelah, Maryam
dc.date.accessioned2018-04-18T05:12:02Z
dc.date.available2018-04-18T05:12:02Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91355
dc.description.abstractCronobacter spp. adalah bakteri Gram negatif yang ditemukan pada pangan kering, termasuk susu formula bayi. Keberadaan Cronobacter spp. pada susu formula bayi secara etiologis dikaitkan dengan kasus meningitis dan enterokolitis nekrotikan (EKN) pada kelompok bayi tertentu. Khususnya Cronobacter sakazakii yang dikaitkan secara langsung dengan kasus kematian pada bayi baru lahir. Bakteri ini dapat bertahan pada pangan kering jauh lebih lama dibandingkan bakteri lainnya. Pada kondisi yang kaya nutrisi, bakteri yang mengalami stres karena rendahnya nilai Aw, dapat kembali tumbuh dan memperbanyak diri. Suatu kondisi akibat paparan stres dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan bakteri mengalami kondisi dorman, yang disebut sebagai kondisi viable but nonculturable (VBNC). Kondisi tersebut menyebabkan bakteri tidak dapat tumbuh pada medium uji, meskipun aktivitas metabolik bakteri masih dapat diamati. Kondisi VBNC pada C. sakazakii hingga saat ini masih belum banyak dilaporkan. Kemampuan virulensi C. sakazakii ketika telah memasuki kondisi VBNC juga belum pernah dilaporkan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah C. sakazakii dapat memasuki kondisi VBNC setelah diinduksi kekeringan, sekaligus mempelajari ekspresi gen yang berkaitan dengan kondisi stres (rpoS) dan kemampuan virulensinya (hfq dan ompA). Penelitian ini dilakukan terhadap dua strain C. sakazakii, strain E2 dan Yrt2a. Tahapan penelitian ini antara lain; tahap deteksi gen target, tahap induksi stres kekeringan, tahap pengamatan viabilitas dan kulturabilitas sel serta tahapan ekspresi gen target. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa C. sakazakii strain E2 dan Yrt2a memiliki karakter yang berbeda. Kedua strain masing-masing tidak dapat dikulturkan setelah induksi kekeringan selama 34 dan 24 hari, tetapi 78% dan 59% dari jumlah populasi sel awal masih hidup berdasarkan pengamatan mikroskopis. Ekspresi gen terkait stres (rpoS) dan gen virulensi (hfq dan ompA) diregulasikan meningkat selama kondisi stres, hal ini menandakan Cronobacter merespons kondisi stres dengan mempertahankan jumlah sel. Pada kondisi VBNC ekspresi gen rpoS, ompA, dan hfq masih menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan kondisi normal.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcFood scienceid
dc.subject.ddcFood Preservationid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleEKSPRESI GEN rpoS, ompA, DAN hfq Cronobacter sakazakii SELAMA KONDISI STRES DAN VIABLE BUT NONCULTURABLE (VBNC).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordCronobacter sakazakiiid
dc.subject.keywordrpoSid
dc.subject.keywordompAid
dc.subject.keywordhfqid
dc.subject.keywordstresid
dc.subject.keywordVBNCid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record