Uji Kinerja dan Optimasi Oil Spill Dispersant (OSD) Dari Surfaktan Minyak Sawit pada Bioremediasi Tanah Tercemar Minyak Bumi dengan Penambahan Pseudomonas aeruginosa
Abstract
Oil Spill Dispersant (OSD) merupakan produk berbahan dasar surfaktan yang dapat mendispersikan limbah minyak di lingkungan. Surfaktan akan menurunkan tegangan permukaan antara kontaminan minyak dan tanah, sehingga minyak akan terdispersi menjadi butiran kecil. Minyak yang terdispersi akan memudahkan proses biodegradasi oleh mikroorganisme. Produk OSD yang sudah banyak digunakan dalam proses bioremediasi diantaranya OSD S200. Produk OSD komersial ini mengandung surfaktan LAS. Surfaktan LAS merupakan surfaktan yang sudah banyak digunakan pada larutan deterjen. Produk OSD yang sudah komersil sebagian besar merupakan OSD yang berasal dari surfaktan berbasis petroleum dan berpotensi memberikan cemaran lain jika digunakan dalam bioremediasi. Saat ini SBRC (Surfactant and Bioernergy Research Center) IPB telah mengembangkan OSD yang berbahan surfaktan berbasis olein minyak sawit yang ramah lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja OSD SBRC dibandingkan dengan OSD komersil S200 pada proses bioremediasi tanah tercemar minyak bumi, dan optimasi dosis OSD dalam proses bioremediasi tanah tercemar minyak bumi.
Penelitian ini terdiri dari dua tahap. Pada tahap pertama yaitu membandingkan OSD SBRC dengan OSD komersil. Aplikasi OSD dalam proses bioremediasi dilakukan pada tanah tercemar minyak bumi yang berasal dari lapangan XYZ dengan nilai TPH (Total Petroleum Hydrocarbon) sebesar 11-13%. Penambahan OSD dengan Dispersant to Oil Ratio (DOR) adalah 0.5:1 dan 1:1. Tanah terkontaminasi ditambahkan bakteri Pseudomonas aeruginosa dan nutrisi (Urea dan SP36) untuk mendukung pertumbuhan bakteri. Pengamatan suhu, pH dan kadar air dilakukan setiap satu minggu. Pengukuran hasil bioremediasi didasarkan pada hasil TPH dan TPC (Total Plate Count). Analisis data dilakukan secara deskriptif dan metoda statistika.
Tahap kedua pada penelitian yaitu optimasi OSD SBRC dengan metode Response Surface Method (RSM). Tanah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tanah simulasi terkontaminasi minyak bumi sebesar 6%. Tanah terkontaminasi ditambahkan bakteri Pseudomonas aeruginosa dan nutrisi (Urea dan SP36) untuk mendukung pertumbuhan bakteri. Variabel faktor yang digunakan dalam penelitian ini yaitu waktu pengamatan (X1) dan DOR (Dispersant to oil ratio) (X2). Respon pengamatan pada optimasi ini yaitu biodegradasi TPH (Y1) dan TPC (Y2). Pengamatan suhu, kadar air, pH dilakukan untuk mengamati pertumbuhan bakteri.
Hasil penelitian pada tahap pertama menunjukkan suhu yang terukur tidak jauh berbeda dengan suhu lingkungan pada saat proses bioremediasi, karena aktifitas eksoterm dari bakteri belum dapat mempengaruhi peningkatan suhu. Pengamatan pH menunjukkan adanya penurunan setelah minggu ke-2 yang mengindikasikan adanya aktifias mikroorganisme dalam proses bioremediasi yang menghasilkan asam-asam organik. Air yang mengandung surfaktan akan meningkatkan efektifitas proses biodegradasi hidrokarbon. Populasi bakteri pada
perlakuan OSD S200 mengalami penghambatan populasi yang menyebabkan penghambatan proses biodegradasi pada awal pengamatan. Kinerja OSD SBRC dalam biodegradasi TPH lebih baik dibandingkan OSD S200. Hasil biordegradasi TPH tertinggi pada penelitian ini yaitu 89.62%. Kemampuan OSD SBRC dalam melarutkan senyawa hidrokarbon lebih tinggi dibandingkan OSD S200 yang dapat diketahui dari hasil analisis komponen minyak bumi dan hasil analisis sifat fisiko kimia dari OSD.
Hasil pada penelitian kedua menunjukkan pada minggu ke 4 – 7 merupakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan bakteri P. aeruginosa. Suhu dan pH yang sesuai antara 30-50 oC dan 5-7 akan meningkatkan produksi enzim catechol 2.3 dioxygenase dan biosurfaktan rhamnoliphids. Hasil RSM pada respon biodegradasi TPH menunjukkan nilai F model yang signifikan (P>0.05) yang berarti perlakuan dapat mempengaruhi hasil biodegradasi TPH dalam tanah. Hubungan antara perlakuan dengan respon yaitu positif, semakin besar dispersant to oil ration (DOR) OSD dan waktu bioremediasi, maka semakin besar biodegradasi TPH. Hasil optimum pada respon degradasi TPH yang tercapai pada penelitian ini yaitu 97.56% dengan DOR OSD SBRC 1.2:1 dan waktu bioremediasi selama 6 minggu. Hasil respon TPC menunjukkan nilai F model tidak signifikan (P<0.05), yang berarti bahwa perlakuan waktu dan DOR tidak mempengaruhi pertumbuhan bakteri P. aerugoinosa. Titik optimum yang tercapai pada respon TPC pada penelitian ini yaitu pada minggu ke-4 dengan DOR 1:1 sebesar log 8.74 (SPK/g). OSD SBRC pada penelitian ini terbukti tidak menghambat pertumbuhan bakteri P. aeruginosa selama proses bioremedisi.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2274]