Show simple item record

dc.contributor.advisorE Supriyono
dc.contributor.advisorD Djokosetiyanto
dc.contributor.authorLopulisa, Christy
dc.date.accessioned2018-04-18T04:59:45Z
dc.date.available2018-04-18T04:59:45Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91297
dc.description.abstractIkan gabus menjadi komoditas budidaya ekonomis karena selain sebagai ikan konsumsi, daging ikan gabus juga berkhasiat untuk mempercepat proses penyembuhan pasca operasi. Kegiatan pembesaran ikan gabus mulai banyak dilakukan di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Benih yang digunakan umumnya didatangkan dari Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Sumatera yang merupakan daerah penghasil utama ikan gabus. Perbedaan jarak antara lokasi penghasil benih dengan lokasi pembesaran menyebabkan perlu dilakukan transportasi benih ikan gabus. Salah satu upaya untuk mengefisiensikan biaya transportasi adalah dengan menambah kepadatan ikan dalam media transportasi. Kepadatan ikan yang tinggi dalam media transportasi tertutup menjadi masalah karena kebutuhan oksigen (O2) semakin meningkat sehingga mempercepat terjadinya penurunan fisika kimia air. Buruknya penanganan saat transportasi juga menyebabkan ikan mengalami stres. Ketika ikan tidak mampu beradaptasi dan mengatasi stres maka dapat menyebabkan terjadinya kematian. Stres saat transportasi dapat diatasi dengan cara peningkatan teknologi transportasi yaitu dengan penambahan zeolit dan karbon aktif. Zeolit dapat digunakan sebagai penyerap amoniak yang sangat efektif, sedangkan karbon aktif merupakan absorben yang memiliki daya serap tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kepadatan optimal pada media transportasi benih ikan gabus dengan penambahan zeolit dan karbon aktif. Penelitian ini terdiri atas dua tahap kegiatan, yaitu tahap satu adalah transportasi selama 24 jam dan tahap dua adalah pemeliharaan pascatransportasi selama 28 hari. Penelitian tahap satu bertujuan untuk mencari kepadatan optimal pada media transportasi benih ikan gabus kepadatan berbeda yaitu 50, 75 dan 100 ekor L-1 dengan penambahan zeolit 20 g dan karbon aktif 10 g. Transportasi benih ikan gabus dilakukan dengan 4 perlakuan, yaitu perlakuan kontrol tanpa zeolit dan karbon aktif (kepadatan 50 ekor L-1) dan perlakuan penambahan zeolit 20 g dan karbon aktif 10 g (kepadatan 50, 75 dan 100 ekor L-1). Selama transportasi benih ikan gabus, diamati perubahan fisika kimia air yang terdiri dari suhu, pH, oksigen terlarut, karbon dioksida, amonia dan kinerja pertumbuhan berupa tingkat kelangsungan hidup (TKH). Hasil penelitian menunjukkan tingginya kandungan NH3 dan CO2 dalam media transportasi pada perlakuan kontrol, sehingga berdampak terhadap tingginya mortalitas benih ikan gabus pada saat transportasi. Konsentrasi CO2 yang tinggi menyebabkan stres dan mengurangi toleransi ikan terhadap rendahnya kandungan DO. Selain itu juga konsentrasi CO2 dan NH3 yang tinggi menyebabkan laju ventilasi insang meningkat sehingga mengurangi ekskresi CO2 dan NH3 di insang. Kondisi tersebut memicu terjadinya kematian ikan saat transportasi. Perlakuan kepadatan 75 ekor L-1 dengan penambahan zeolit 20 g L-1 dan karbon aktif 10 g L-1 menyebabkan kondisi fisika kimia air tetap baik sehingga menghasilkan tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi yaitu sebesar 98,33±1,53% dibandingkan dengan perlakuan tanpa zeolit dan karbon aktif yang hanya sebesar 85,33±1,53%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, penambahan zeolit dan karbon aktif pada benih ikan gabus dalam tranportasi sistem tertutup, efektif dan berperan penting dalam menjaga fisika kimia air media serta meminimalisir kematian benih ikan gabus akibat stres. Penelitian tahap dua bertujuan untuk mencari kepadatan optimal pascatransportasi dengan mengamati tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan dan menganalisis tingkat stres (glukosa darah dan gambaran darah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian dan tingkat stres pemeliharaan pascatransportasi berbeda nyata pada semua perlakuan. Tingkat kelangsungan hidup pemeliharaan tertinggi pada perlakuan penambahan zeolit 20 g dan karbon aktif 10 g dengan kepadatan 50 ekor yaitu sebesar 89,67±1,53% dan laju pertumbuhan harian tertinggi pada perlakuan penambahan zeolit 20 g dan karbon aktif 10 g (kepadatan 75 ekor) sebesar 1,87±0,02% sedangkan untuk tingkat stres kadar glukosa darah terendah pada perlakuan penambahan zeolit 20 g dan karbon aktif 10 g dengan kepadatan 50 ekor yaitu sebesar 40,88±0,61 mg dL-1, kadar eritrosit terendah pada perlakuan penambahan zeolit 20 g dan karbon aktif 10 g dengan kepadatan 50 ekor yaitu sebesar 0,85x106±0,78 sel mm-3, kadar leukosit terendah pada perlakuan penambahan zeolit 20 g dan karbon aktif 10 g dengan kepadatan 50 ekor yaitu sebesar 4,35x105±0,06 sel mm-3 dan kadar hemoglobin terendah pada perlakuan penambahan zeolit 20 g dan karbon aktif 10 g dengan kepadatan 50 ekor yaitu sebesar 3,40±0,20 g%. Adanya penambahan zeolit dan karbon aktif pada saat transportasi, menyebabkan parameter fisika kimia air selama transportasi dapat dipertahankan mendekati kondisi optimal sehingga menekan tingkat stres pada benih ikan gabus. Rendahnya tingkat stres pada benih ikan menghasilkan tingginya kelangsungan hidup pada saat pemeliharaan pascatransportasi. Secara umum dapat disimpulkan bahwa kepadatan 75 ekor L-1 dengan penambahan zeolit 20 g dan karbon aktif 10 g dapat digunakan untuk transportasi benih ikan gabus yang menghasilkan kelangsungan hidup tertinggi selama transportasi dan pemeliharaan pascatransportasi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAquacultureid
dc.subject.ddcFishing freswaterid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titlePenambahan Zeolit dan Karbon Aktif dalam Transportasi Benih Ikan Gabus (Channa striata) dengan Kepadatan Berbedaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordikan gabusid
dc.subject.keywordkarbon aktifid
dc.subject.keywordrespons stresid
dc.subject.keywordtransportasiid
dc.subject.keywordzeolitid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record