Klasifikasi Kekuatan Bambu Andong Dan Hitam Berdasarkan Pengujian Tekan Kolom Bambu Berukuran Sedang
View/Open
Date
2017Author
Ali, Muhammad Yusuf
Bachtiar, Effendi Tri
Abdurachman
Metadata
Show full item recordAbstract
Bambu secara tradisional digunakan untuk bahan konstruksi dan untuk barang kerajinan serta perlengkapan rumah tangga sejak dulu sampai sekarang. Pemanfaatan bambu dalam bidang konstruksi masih belum memiliki nilai dan standar yang jelas. Uji tekan dilakukan terhadap sampel berukuran menengah (7,4 - 30,4 kali diameter) dari bambu jenis andong (Gigantochloa psedoarundinaceae) dan bambu hitam (Gigantochloa atroviolacea) menggunakan SATEC (UTM), untuk mengembangkan metode klasifikasi kuat tekan dan kapasitas tekan. Sampel berasal dari bagian pangkal, tengah, dan ujung batang bambu. Beberapa variabel yang berpotensi mempengaruhi kuat tekan dan kapasitas tekan diukur, diantaranya kadar air, dimensi (diameter, ketebalan dinding, dan panjang bambu), geometri (eksentrisitas dan ovalitas), linear mass, dan kerapatan. Penelitian ini menunjukkan bahwa kerapatan dinding kering oven dan kering udara (ρwo dan ρwa) pada bambu Gigantochloa psedoarundinaceae, dan kerapatan dinding kering oven dan kering udara yang dibagi dengan angka kelangsingan (ρwo (L/D)dan ρwa(L/D)) pada bambu Gigantochloa atroviolacea merupakan prediktor yang sangat baik untuk menduga kuat tekan sejajar serat ketika buluh bambu dianggap sebagai silinder berongga (wc//), serta kerapatan buluh kering oven dan kering udara (ρco dan ρca) pada bambu Gigantochloa psedoarundinaceae, dan kerapatan buluh kering oven dan kering udara yang dibagi angka kelangsingan (ρco (L/D)dan ρca(L/D)) pada bambu Gigantochloa atroviolacea adalah prediktor yang baik untuk menduga kuat tekan sejajar serat ketika buluh bambu dianggap sebagai silinder pejal (cc//). Nilai linear mass kering oven dan kering udara (qo dan qa) pada bambu Gigantochloa psedoarundinaceae, dan nilai linear mass kering oven dan kering udara yang dibagi dengan angka kelangsingan (qo(L/D) dan qa(L/D)) pada bambu Gigantochloa atroviolacea secara matematis terkait dengan kerapatan dan diameter buluh (qo ρcoD2 dan qo ρcoD2) sehingga linear mass menjadi prediktor terbaik untuk memperkirakan kapasitas tekan bambu (Pmaks). Walaupun kondisi kering oven secara teoritis dan empiris lebih baik untuk memprediksi kuat tekan bambu, kondisi kering udara masih dapat digunakan karena lebih sederhana. Klasifikasi kuat tekan sejajar serat dapat dilakukan dengan menggunakan nilai dan kerapatan , sedangkan klasifikasi kapasitas tekan lebih baikmenggunakan nilai linier mass.
Collections
- UT - Forestry Products [2405]