dc.description.abstract | Damselfish merupakan kelompok ikan karang yang dimanfaatkan sebagai
ikan konsumsi di Korea dan Ikan hias di Indonesia. Damselfish tergolong dalam
Genus Pomacantridae yang mana terdapat genus Abudefduf spp. di dalamnya.
Penggunakan karakter identifikasi secara biometrik sering menimbulkan keraguan
maupun kesalahan, sehingga diperlukan pendekatan lain untuk menghilangkan
keraguan dalam proses identifikasi menggunakan pendekatan secara molekuler.
Manajemen pemanfaatan perlu dilakukan untuk menjaga agar populasi ikan
Damselfish di Indonesia dan Korea tetap terjaga. Selain karakter biometrik dan
genetik, daerah penangkapan serta alat tangkap ikan juga penting dianalisis untuk
menentukan rekomendasi manajemen pemanfaatan yang tepat untuk kelestarian
ikan Damselfish di kedua negara.
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menganalisis karakteristik penangkapan
ikan Damselfish di Indonesia dan Korea; (2) Menentukan karakter biometrik
Damselfish di Indonesia dan Korea; (3) Menentukan karakter genetik Damselfish
di Indonesia dan Korea; (4) Menentukan manajemen pemanfaatan ikan Damselfish
yang tepat di Indonesia dan Korea.
Dalam penelitian ini diambil 22 sampel ikan Abudefduf spp. dari 5 lokasi
penelitian di Indonesia dan Korea. Sebanyak 4 lokasi penelitian di Indonesia yaitu
di Teluk Palabuhanratu, Pulau Pramuka, Perairan Buton dan Perairan Sorong,
sedangkan lokasi pengambilan sampel di Korea yaitu di Perairan Selatan Pulau Jeju.
Sebanyak 21 sampel diidentifikasi, dilakukan pengukuran secara meristik dan
biometrik, kemudian dilakukan ekstraksi, amplifikasi, dan dilakukan sekuens
berdasarkan marka DNA mitokondria dari lokus CYT-B. Hasil sekuen DNA diolah
menggunakan perangkat lunak MEGA 6.06 sehinga dapat menganalisis pohon
filogenik untuk menentukan tingkat kekerabatannya. Selanjutnya titik-titik lokasi
pengambilan sampel kemudian dipetakan menggunakan ARcGIS sehingga dapat
dilihat daerah penangkapannya.
Hasil pengukuran biometrik ikan A. sexfasciatus di Teluk Palabuhanratu
memiliki panjang total 9.9-10.2 cm, sedangkan panjang total ikan tersebut di Pulau
Pramuka lebih variatif (7.7-13.0 cm). Ikan A. sexfasciatus di Teluk Palabuhanratu
dan Pulau Pramuka memiliki sirip dorsal berjumlah satu, sirip kaudal terdiri atas12-
17 jari-jari lunak, dan sirip ventral terdiri atas 1 jari-jari keras dan 4-6 jari-jari lunak.
Ikan A. Vaigiensis di Teluk Palabuhanratu, Pulau Buton, Sorong, dan Korea
memiliki panjang total masing-masing berkisar 6.0-10.6 cm, 10.9 -12.3 cm, 11 cm,
dan 5.0-8.6 cm. Perbedaan terlihat pada sirip kaudal dan sirip ventral.
Karakter biometrik ikan A. sexfasciatus di Teluk Palabuhanratu dan Pulau
Pramuka tergolong mirip (nilai Asymp. Sig.>0.05 yaitu 0.704). Karakter biometrik
ikan A. vaigiensis di perairan Korea tidak berbeda nyata dengan A. vaigiensis di
Teluk Palabuhanratu (nilai Asymp. Sig. = 0.373), A. vaigiensis di perairan Buton
(nilai Asymp. Sig. = 0.804), dan A. vaigiensisd i perairan Sorong (nilai Asymp. Sig.
= 0.492). Apabila dibandingkan dengan 2 lokasi lainnya, ikan A. vaigiensis di
perairan Buton dan Perairan Sorong mempunyai hubungan kekerabatan yang lebih
dekat dengan ikan di perairan Korea.
Hubungan kekerabatan ikan Damselfish yang digambarkan dengan pohon
filogenetik terbagi ke dalam 4 clade dengan 1 clade outgroup. Tingkat kekerabatan
ikan Damselfish terdekat antara Korea dan Indonesia yaitu pada spesies A.
vaigiensis Korea dan A. vaigiensis di perairan Sorong dengan jarak genetik 0.0008
yang diduga karena jarak geografis Pulau Jeju sebagai lokasi pengambilan data di
Korea lebih berdekatan dengan Perairan Sorong dibandingkan dengan lokasi
pengambilan sampel di Indonesia lainnya.
Jenis alat tangkap yang tergolong paling ramah lingkungan untuk
penangkapan ikan Damselfish yaitu dan Barrier net (jaring penghalang), kemudian
lift net dan gill net dan terakhir yaitu bubu tambun yang tergolong dalam ketegori
kurang ramah lingkungan. Daerah penangkapan ikan Damselfish di Indonesia
tersebar di hampir di seluruh daerah perairan berkarang sehingga kekerabatan yang
paling dekat antar spesies di kedua negara yaitu A. vaigiensis perairan Sorong dan
A. vaigiensis Pulau Jeju yang memiliki hubungan kekerabatan paling dekat.
Rekomendasi manajemen pemanfaatan yang disarankan yaitu dengan penentuan
selektivitas ukuran ikan yang ditangkap, ukuran mata jaring yang digunakan,
pengaturan waktu penangkapan dan perlindungan kawasan yang menjadi lokasi
pemijahan ikan serta usaha domestikasi. | id |