Show simple item record

dc.contributor.advisorHarianto
dc.contributor.advisorSuryana, Achmad
dc.contributor.authorSativa, Mirza
dc.date.accessioned2018-02-22T03:01:34Z
dc.date.available2018-02-22T03:01:34Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/91013
dc.description.abstractCabai merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki peran penting dalam masyarakat Indonesia selain dikonsumsi rumah tangga sebagai bahan bumbu masakan, cabai merah juga digunakan oleh industri baik pangan maupun non pangan. Tingkat konsumsi cabai merah yang stabil serta jumlah produksi yang berfluktuasi berdampak pada fluktuasi harga cabai merah, baik dilihat dari waktu ke waktu maupun antar wilayah di Indonesia. Fluktuasi harga cabai merah seringkali berdampak pada tingginya kontribusi cabai merah terhadap inflasi komoditas volatile food di Indonesia. Kontribusi cabai merah terhadap inflasi menunjukkan bahwa pemerintah perlu melakukan intervensi dengan membuat suatu kebijakan stabilisasi harga cabai merah, oleh sebab itu perlu diketahui faktorfaktor yang dapat mempengaruhi harga cabai merah untuk menentukan kebijakan yang tepat Kebijakan pemerintah pada jangka pendek untuk stabilisasi harga cabai merah dilakukan dengan impor cabai merah dan harga referensi. Importasi cabai merah dilakukan terutama pada saat harga cabai merah tinggi untuk menstabilkan harga cabai merah berada pada kisaran harga referensi. Penelitian ini bermaksud untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi cabai merah untuk menentukan kebijakan stabilisasi harga serta bagaimana dampak kebijakan yang telah diterapkan pemerintah terhadap harga cabai merah. Disparitas harga antar waktu dianalisis menggunakan pendekatan metode simultan two stage least square sedangkan analisis disparitas harga antar wilayah dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif yang juga dibuktikan dengan menghitung nilai koefisien variasi harga antar wilayah. Metode simultan two stage least quare juga dipergunakan untuk melihat pengaruh kebijakan impor cabai segar dan penerapan hara referensi terhadap harga cabai merah. Hasil analisis persamaan simultan kemudian dipergunakan untuk melakukan simulasi kebijakan untuk melihat pengaruhnya terhadap harga cabai merah. Hasil analisis persamaan simultan menunjukkan bahwa harga cabai merah, baik besar ataupun keriting, dipengaruhi oleh sisi penawaran yang terdiri atas produksi, impor dan ekspor, dimana produksi secara positif dipengaruhi oleh produksi cabai merah periode sebelumnya, luas lahan, harga cabai merah tingkat produsen, serta curah hujan tetapi secara negatif oleh harga pupuk. Impor secara positif dipengaruhi oleh volume impor periode sebelumnya, permintaan domestik tetapi secara negatif oleh rasio harga cabai merah, sedangkan eskpor secara positif dipengaruhi oleh volume ekspor periode sebelumnya dan GDP riil negara importir serta secara negatif oleh permintaan cabai merah dua periode sebelumnya dan nilai tukar rupiah riil. Harga cabai merah besar juga dipengaruhi secara positif oleh harga cabai merah besar periode sebelumnya dan harga cabai merah tingkat produsen serta secara negatif oleh impor cabai merah, sedangkan harga cabai merah keriting dipengaruhi secara positif oleh harga cabai merah keriting periode sebelumnya dan harga cabai merah besar. Permintaan cabai merah yang secara positif dipengaruhi oleh permintaan cabai merah periode sebelumnya dan jumlah penduduk. v Hasil simulasi menunjukkan bahwa peningkatan harga pupuk dapat menyebabkan peningkatan harga cabai merah besar dan keriting, sedangkan penurunan luas areal panen mampu menurunkan harga cabai merah besar dan keriting. Hasil simulasi juga menunjukkan kombinasi kedua kebijakan ini mampu meningkatkan produksi dan menurunkan harga cabai merah. Upaya ini dapat dilakukan untuk menjaga stabilisasi harga cabai merah agar tidak meningkat tinggi apabila pemerintah berencana untuk mengurangi subsidi pupuk. Analisis disparitas harga cabai merah antara produsen dan konsumen menunjukkan nilai koefisien variasi selisih harga antara produsen dan konsumen sangat berfluktuasi setiap tahunnya bahkan mencapai 100 persen. Ini menunjukkan bahwa terjadi permasalahan di dalam rantai pasok cabai merah, jika melihat tingginya jumlah produksi, namun disparitas harga produsen dan konsumen sangat tinggi. Tidak adanya lembaga pengawasan transaksi yang terjadi di dalam rantai pasok, juga menunjang terjadinya peningkatan harga yang cukup tajam dari harga produsen ke harga konsumen. Disparitas antar wilayah juga menunjukkan bahwa perilaku harga cabai merah antar wilayah seringkali menunjukkan variasi harga yang tinggi terutama pada bulan-bulan dengan curah hujan tinggi sehingga berdampak pada penurunan jumlah produksi cabai merah. Jumlah daerah sentra cabai merah yang tidak banyak juga berdampak pada beragamnya harga cabai merah, sehingga daerah non sentra bergantung dari jumlah pasokan cabai merah daerah sentra. Ketersediaan infrastruktur suatu daerah juga memiliki peran penting terhadap harga cabai merah, semakin baik infratsruktur maka harga akan cenderung semakin rendah mendekati harag di daerah sentra.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgribusinessid
dc.subject.ddcHorticultural Commodityid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleAnalisis Disparitas dan Dampak Kebijakan Pemerintah terhadap Pergerakan Harga Cabai Merah Di Indonesiaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordcabai merahid
dc.subject.keywordhargaid
dc.subject.keywordkebijakanid
dc.subject.keyworddisparitasid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record