Optimasi Kapal Pengawas Perikanan di WPP-NRI 711
View/Open
Date
2017Author
Johan, Yar
Yulianda, Fredinan
Kurnia, Rahmat
Ismudi, Muchsin
Metadata
Show full item recordAbstract
Pulau Enggano adalah salah satu pulau terluar berpenghuni yang terdapat
di Provinsi Bengkulu. Potensi ekosistem yang dimiliki Pulau Enggano adalah
ekosistem terumbu karang, padang lamun dan mangrove. Keberadaan ekosistem
terumbu karang merupakan sumberdaya yang berperan penting dan memiliki
manfaat bagi penyangga sistem kehidupan yang terkait, namun demikian
ekosistem terumbu karang mempunyai resiko mendapatkan tekanan lingkungan
yang tinggi dan memiliki keterbatasan akan daya dukung dari sumberdaya yang
dimiliki. Keberadaan ekosistem terumbu karang dapat menjadi daya tarik
ekowisata bahari sebagai bentuk dari aktraksi-aktraksi beragam biota-biota yang
terkait karena memiliki keindahan, keunikan maupun eksotisme. Tujuan penelitian
ini adalah (1) Menganalisis ekosistem terumbu karang di Pulau Enggano, (2).
Menganalisis nilai kapasitas adaptif untuk pengembangan ekowisata bahari Pulau
Enggano, (3). Menganalisis kesesuaian kawasan ekowisata bahari kategori diving
dan snorkling Pulau Enggano, dan (4). Mengkaji daya dukung kawasan dan daya
dukung adaptif untuk pengembangan ekowisata bahari Pulau Enggano.
Pengumpulan data penelitian melalui metode survei untuk mendapatkan
data primer dan pengumpulan data sekunder dari instansi-instansi terkait. Analisis
yang digunakan dalam penelitian ini mencakup (1) Analisis tutupan terumbu
karang Pulau Enggano, untuk mendapatkan gambaran umum tentang tutupan
terumbu karang dan kesehatan karang hidup untuk pengembangan ekowisata
bahari, (2) Analisis kapasitas adaptif karang berdasarkan tingkat kesehatan untuk
ekowisata bahari Pulau Enggano, untuk mendapatkan nilai kapasitas adaptif
karang setiap lokasi penelitian (3) Analisis kesesuaian kawasan ekowisata bahari
kategori diving dan kategori snorkling Pulau Enggano, untuk mendapatkan kelas
kesesuaian setiap lokasi pengamatan bagi kegiatan ekowisata bahari kategori
diving dan kategori snorkling, (4) Analisis daya dukung kawasan dan daya dukung
adaptif ekowisata bahari Pulau Enggano, untuk mendapatkan nilai daya dukung
adaptif untuk ekowisata bahari kategori diving dan snorkling.
Pengukuran kondisi tutupan terumbu karang dilakukan di enam (6) lokasi
penelitian Pulau Enggano sebanyak 22 titik sampling, untuk mengetahui kondisi
ekosistem terumbu karang secara baik guna penentuan lokasi pengamatan maka
digunakan citra satelit SPOT 7 dan mengacu pada lokasi-lokasi yang sudah
ditentukan sebagai rencana pengembangan Pulau Enggano. Hasil analisis citra
satelit kemudian disesuaikan dengan kondisi di lapangan, untuk mendapatkan
lokasi yang representatif bagi pengamatan ekosistem terumbu karang.
Pengamatan ekosistem terumbu karang menggunakan metode Line Intercept
Transect (LIT) masing-masing pada kedalaman 3 m dan 10 m.
Pengukuran kapasitas adaptif karang Pulau Enggano dilakukan dengan
pengukuran terhadap enam (6) parameter yaitu tutupan karang keras (%),
dominasi lifeform, jarak ekosistem terumbu karang dari pemukiman penduduk,
jumlah jenis lifeform, jumlah spesies ikan karang dan kedalaman terumbu karang.
Pengukuran kesesuaian kawan ekowisata bahari kategori diving menggunakan
enam (6) parameter dan tiga (3) kategori, antara lain kecerahan perairan, tutupan
komunitas karang, jenis lifeform, jenis ikan karang, kecepatan arus, dan
kedalaman terumbu karang. Pengukuran kesesuaian ekowisata bahari kategori
snorkling mempertimbangkan tujuh (7) parameter dengan tiga (3) kategori.
Parameter kesesuaian ekowisata bahari kategori ekowisata snorkling antara lain
kecerahan perairan, tutupan komunitas karang, jenis lifeform, jenis ikan karang,
kecepatan arus, kedalaman terumbu karang, dan lebar hamparan datar karang,
adapun kategorinya terdiri dari sesuai (S1), cukup sesuai (S2) dan tidak sesuai
(N).
Berdasarkan nilai tutupan karang hidup di Pulau Enggano yang ditemukan
berkisar antara 0.66%-87.38%, kesehatan kondisi terumbu karang dikategorikan
dari kelas rusak sampai baik. Kondisi rata-rata karang hidup pada kedalaman 3 m
terendah pada lokasi Pulau Merbau sebesar 0.66% untuk kesehatan kondisi
terumbu karang dikategorikan rusak (0%-24.9%), sedangkan rata-rata karang
hidup pada kedalaman 3 m tertinggi pada lokasi Danau Padipo sebesar 64.51%
masuk dikategori baik (50%-74.9%). Nilai kapasitas adaptif karang di Pulau
Enggano berkisar antara 0.28-0.78. Nilai-nilai kapasitas adaptif karang terdistribusi
dalam tiga (3) kategori yaitu tidak adaptif, sedang dan adaptif. Berdasarkan kelas
kesesuaian kriteria untuk ekowisata bahari kategori diving di Pulau Enggano
diperoleh kelas sesuai (S1), cukup sesuai (S2) dan tidak sesuai (N), sedangkan
untuk ekowisata bahari kategori snorkling hanya ada dua kelas kesesuaian yaitu
kelas sesuai (S1) dan cukup sesuai (S2). Rekomendasi untuk lokasi diving pada
Perairan Kanaa dan Tanjung Gosongseng, sedangkan untuk ekowisata bahari
kategori snorkling yaitu di Pulau Satu dan Danau Padipo.
Daya dukung kawasan (DDK) kegiatan ekowisata bahari kategori diving
berkisar 37-1532 pengunjung/hari, nilai daya dukung kawasan yang terendah
terdapat di Danau Padipo berkisar 37 pengunjung/hari sedangkan tertinggi nilai
daya dukung kawasan terdapat di Pulau Dua berkisar 1532 pengunjung/hari. Daya
dukung kawasan ekowisata bahari kategori diving pada lokasi Pulau Satu berkisar
484 pengunjung/hari, Pulau Merbau berkisar 419 pengunjung/hari, Tanjung
Gosongseng berkisar 290 pengunjung/hari dan Perairan Kaana berkisar 337
pengunjung/hari. Daya dukung kawasan (DDK) kegiatan ekowisata bahari kategori
snorkling berkisar 48-1490 pengunjung/hari, nilai daya dukung kawasan yang
terendah terdapat di Danau Padipo berkisar 48 pengunjung/hari sedangkan
tertinggi nilai daya dukung kawasan terdapat di Pulau Dua berkisar 1490
pengunjung/hari. Daya dukung kawasan ekowisata bahari kategori snorkling pada
lokasi Pulau Satu berkisar 733 pengunjung/hari, Pulau Merbau berkisar 320
pengunjung/hari, Tanjung Gosongseng berkisar 426 pengunjung/hari dan Perairan
Kaana berkisar 225 pengunjung/hari.
Daya dukung adaptif karang kegiatan ekowisata bahari kategori diving
berkisar 29-329 pengunjung/hari, nilai daya adaptif karang yang terendah terdapat
di Danau Padipo berkisar 29 pengunjung/hari sedangkan tertinggi nilai daya
dukung adaptif karang terdapat di Pulau Satu berkisar 329 pengunjung/hari. Daya
dukung adaptif karang ekowisata bahari kategori diving pada lokasi Tanjung
Gosongseng berkisar 199 pengunjung/hari dan Perairan Kaana berkisar 236
pengunjung/hari, sedangkan Pulau Dua dan Pulau Merbau nilai daya dukung
adaptif karangnya tidak ada karena nilai kapasitas adaptifnya tidak masuk dalam
kategori adaptif. Daya dukung adaptif karang kegiatan ekowisata bahari kategori
snorkling berkisar 37-498 pengunjung/hari, nilai daya dukung kawasan yang
terendah terdapat di Danau Padipo berkisar 37 pengunjung/hari sedangkan
tertinggi nilai daya adaptif karang terdapat di Pulau Satu berkisar 498
pengunjung/hari. Daya dukung adaptif karang ekowisata bahari kategori snorkling
pada lokasi Tanjung Gosongseng berkisar 293 pengunjung/hari dan Perairan
Kaana berkisar 157 pengunjung/hari, sedangkan Pulau Dua dan Pulau Merbau
nilai daya dukung adaptif karangnya tidak ada, karena nilai kapasitas adaptifnya
tidak masuk dalam kategori adaptif.
Collections
- DT - Fisheries [733]