View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Dissertations
      • DT - Economic and Management
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Dissertations
      • DT - Economic and Management
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Dampak Non Tariff Measure Terhadap Ekspor Kakao Indonesia

      No Thumbnail [100%x80]
      View/Open
      Fulltext (20.80Mb)
      Date
      2017
      Author
      Darhyati, Andi Tenri
      Suharno
      Rifin, Amzul
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Hasil perundingan Uruguay membentuk perjanjian Agreement on Agriculture. Isi perjanjian tersebut ialah menurunkan kebijakan tariff dengan tujuan untuk mengurangi hambatan-hambatan perdagangan. Namun, berbagai negara mulai meningkatkan Non tariff measure karena khawatir dengan akses pasar yang semakin bebas. Meningkatnya kesadaran akan isu keamanan pangan menyebabkan timbulnya non tariff measure berupa sanitary and phytosanitary (SPS) dan technical barrier to trade (TBT) diterapkan pada berbagai negara pengimpor. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa negara berkembang merupakan negara yang terkena dampak adanya non tariff measure. Indonesia merupakan negara berkembang yang menjadi sumber utama untuk meningkatkan perekonomiannya melalui ekspor. Salah satu komoditi ekspor utama Indonesia adalah Kakao. Non Tariff Measure banyak diterapkan oleh berbagai negara pada komoditi pertanian terutama Kakao. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pemberlakuan dan dampak non tariff measure terhadap ekspor Kakao Indonesia. Metode digunakan untuk menganalisis bagaimana pemberlakuan non tariff measure adalah inventory approach. Inventory approach terbagi atas 2 pendekatan yaitu frequency index dan coverage ratio. Frequency Index menunjukkan persentase dari jumlah kebijakan non tariff measure yang dikenakan pada kakao. Coverage ratio menunjukkan seberapa besar cakupan produk kakao yang dikenakan non tariff measure. Untuk menjawab tujuan kedua menggunakan metode gravity model. Metode tersebut digunakan untuk menganalisis dampak dari non tariff measure terhadap ekspor kakao Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa kebijakan SPS lebih banyak diterapkan pada biji kakao sedangkan TBT lebih banyak diterapkan pada olahan kakao. Berdasakan hasil uji gravity model, kebijakan SPS berpengaruh dalam menurunkan nilai ekspor Kakao Indonesia sedangkan TBT tidak berpengaruh secara signifikan. Negara maju seperti Amerika Serikat, Canada dan Jepang menerapkan non tariff measure lebih ketat dibanding negara berkembang.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/90948
      Collections
      • DT - Economic and Management [473]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      NoThumbnail