Kinerja Pertumbuhan dan Biokimia Darah Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang Diberi Pakan Mengandung Poultry By-product Meal.
View/ Open
Date
2017Author
Palupi, Esti Tuhu
Suprayudi, Muhammad Agus
Setiawati, Mia
Lumlertdacha, Sonkphan
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang memiliki
nilai ekonomis tinggi di Indonesia, karena untuk konsumsi lokal dan ekspor, serta
memiliki kandungan zat gizi tinggi dan rasa daging yang disukai konsumen. Data
produksi ikan nila nasional menunjukkan peningkatan setiap tahunnya, dengan
rata-rata kenaikan sebesar 19.03% pertahun (periode 2010-2014). Untuk tahun
2014, produksi ikan nila nasional mencapai angka 912613 ton. Seiring naiknya
permintaan produk ikan nila dan berkembangnya usaha budidaya ikan nila secara
intensif, maka tantangan yang dihadapi dalam budidaya ikan nila adalah
tersedianya pakan yang berkualitas dan harga terjangkau. Salah satu faktor
pembatas dalam pertumbuhan industri akuakultur adalah ketersediaan dan harga
dari tepung ikan sebagai bahan baku dalam pembuatan pakan ikan. Poultry byproduct
Meal (PBM) merupakan tepung hasil pengolahan limbah pemotongan
unggas yang terdiri dari limbah darah, kaki, kepala dan bagian organ dalam yang
tidak dikonsumsi seperti usus dan isinya. PBM merupakan hasil samping sehingga
harganya lebih murah dibandingkan tepung ikan namun kandungan protein kasar
PBM cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemakaian
poultry by-product meal sebagai sumber protein hewani pada pakan ikan nila,
pengaruhnya terhadap kinerja pertumbuhan, biokimia darah ikan nila dan
efektifitas terhadap biaya produksi.
Penelitian ini dilakukan selama bulan September – Desember 2016 yang
meliputi dua tahap, yaitu uji kecernaan yang dilakukan di Laboratorium Nutrisi,
Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor dan uji kinerja
pertumbuhan yang dilakukan di kolam riset PT. Central Proteina Prima, Jatiluhur.
Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan pakan dan 4 ulangan setiap perlakuan. Lima
formula dibuat secara isonitrogen (30.5%) dan isokalori (4100 kcal kg-1) yang
terdiri atas pakan kontrol (PBM0) yang diformulasikan tanpa poultry by-product
meal (PBM), empat pakan lainnya diformulasikan masing-masing dengan
menggunakan PBM 5% (PBM5), 10% (PBM10), 20% (PBM20) dan 30%
(PBM30). Parameter uji yang diukur meliputi kecernaan total, protein, lipid dan
asam amino pakan, komposisi proksimat tubuh, biokimia darah ikan (total protein
plasma, glukosa, kolesterol, trigliserida, high density lipoprotein (HDL) dan low
density lipoprotein (LDL)), kinerja pertumbuhan (tingkat kelangsungan hidup,
pertambahan bobot, tingkat konsumsi pakan, efisiensi pakan, retensi protein, lipid
dan energi, dan nilai biologis (BV) dan biaya produksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kecernaan total dan protein
pakan dengan PBM lebih rendah dibandingkan pakan kontrol, demikian pula
dengan kecernaan asam amino kecuali pada nilai kecernaan metionin dan nilai
kecernaan terendah terdapat pada ikan yang diberi pakan PBM20 dan PBM30.
Sebaliknya, nilai kecernaan lipid lebih tinggi dan berbeda nyata (P<0.05) pada
ikan yang diberi pakan PBM dibandingkan dengan nilai kecernaan pada ikan yang
diberi pakan kontrol. Hasil analisis biokimia darah memperlihatkan kadar protein
plasma, kolesterol, HDL dan LDL darah ikan nila yang diberi pakan mengandung
PBM lebih rendah dibandingkan dengan ikan nila yang diberikan pakan kontrol.
Pemakaian PBM hingga 30% dalam pakan ikan nila tidak mempengaruhi kadar
glukosa dan trigliserida dalam darah ikan dan masih berada dalam kisaran kadar
normal ikan sehat. Nilai protein plasma yang lebih rendah pada pakan perlakuan
dibandingkan pakan kontrol sejalan dengan penurunan kecernaan protein dan
asam amino dari pakan perlakuan. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa
penambahan PBM hingga 30% tidak mempengaruhi kadar air, protein, lipid dan
abu ikan nila. Kinerja pertumbuhan ikan nila selama 120 hari pemeliharaan
menunjukkan tingkat kelangsungan hidup (TKH), pertambahan bobot (PB), laju
pertumbuhan harian (LPH), efisiensi pakan (EP), biological value (BV), Retensi
protein (RP) dan retensi energi (RE) tidak berbeda nyata antara ikan yang diberi
pakan perlakuan dengan ikan yang diberi pakan kontrol (P>0.05). Biaya pakan
ikan nila tertinggi ditunjukkan pada pemakaian pakan kontrol, sedangkan biaya
terendah ditunjukkan pada pemakaian PBM 30%. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa PBM dapat menggantikan pemakaian tepung ikan dalam
jumlah signifikan pada pakan untuk ikan nila yang dipelihara dalam jaring apung
tanpa memberikan efek negatif terhadap pertumbuhan dan kesehatan ikan, dan
merupakan sumber protein yang efektif untuk menurunkan biaya formula pakan
ikan nila.
Collections
- MT - Fisheries [3061]