Kelayakan dan Strategi Pengembangan Wilayah Dalam Wacana Pembentukan Daerah Otonom Baru Bogor Timur
View/Open
Date
2017Author
Nurhasanah, Aan
Juanda, Bambang
Putri, Eka Intan Kumala
Metadata
Show full item recordAbstract
Sebagai daerah dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang cukup
besar, Kabupaten Bogor memiliki permasalahan yang cukup kompleks dalam hal
rentang kendali dan penyebaran pembangunan. Pemekaran wilayah dianggap
sebagai salah satu cara untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat analisis skoring berdasarkan
PP No. 78 Tahun 2007, derajat otonomi fiskal, skalogram, location quotient, shift
share, tipologi Klassen dan SWOT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kelayakan pemekaran wilayah Bogor Timur, membuat perencanaan pembentukan
daerah persiapan dan menyusun strategi pengembangan wilayah berdasarkan
potensi ekonomi di wilayah Bogor Timur. Selain itu, dengan melakukan
identifikasi terhadap pusat-pusat pertumbuhan, potensi ekonomi dan tipologi
wilayah di Bogor Timur diharapkan dapat disusun strategi pembangunan wilayah
yang sesuai dengan karakteristik wilayah Bogor Timur.
Berdasarkan hasil analisis terhadap indikator persyaratan teknis pemekaran
daerah menunjukkan bahwa Bogor Timur memiliki prospek untuk memisahkan
diri dari Kabupaten Bogor. Hasil analisis persyaratan teknis menunjukkan bahwa
Bogor Timur masuk pada kategori sangat mampu untuk menyelenggarakan
otonomi daerah dengan nilai 420. Dengan rencana penggabungan 7 kecamatan
menjadi daerah otonomi baru Bogor Timur, persyaratan fisik kewilayahan
pembentukan sebuah kabupaten dengan cakupan wilayah sebanyak minimal 5
kecamatan sudah terpenuhi.
Hasil pengukuran kemampuan fiskal menunjukkan bahwa Derajat Otonomi
Fiskal Bogor Timur adalah 44.94 yang berarti Bogor Timur memiliki derajat
Otonomi Fiskal yang baik. Potensi ekonomi yang tinggi dan kapasitas fiskal yang
baik menjadikan wilayah Bogor Timur dapat direkomendasikan menjadi sebuah
daerah otonom.
Bogor Timur memiliki banyak pusat pertumbuhan, akumulasi pusat
pelayanan pada daerah industri dan perkotaan menyebabkan disparitas pada
Produk Domestik Regional Bruto dan laju pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan
kondisi tersebut, maka strategi pengembangan wilayah yang dapat dilakukan
adalah: (1) menciptakan situasi yang kondusif untuk meningkatkan investasi pada
bidang industri, pertanian dan pariwisata;(2) meningkatkan kapasitas sumberdaya
manusia dan penguasaan terhadap teknologi untuk pengelolaan sumberdaya yang
dimiliki;(3) penyebaran pembangunan infrastruktur terutama pada wilayah
perdesaan yang belum berkembang;(4) mendukung pengembangan produk
pertanian spesifik lokasi terutama untuk meningkatkan nilai tambah;(5)kebijakan
pemerintah yang mendukung optimalisasi suberdaya pertanian dan agrowisata.