Identifikasi dan Deteksi Fusarium oxysporum f. sp. cubense serta Perkembangan Penyakit Layu Fusarium Pisang pada berbagai Perlakuan Gulma dan Glifosat
View/Open
Date
2017Author
Sari, Widya
Wiyono, Suryo
Nurmansyah, Ali
Poerwanto, Roedhy
Munif, Abdul
Metadata
Show full item recordAbstract
Fusarium oxysporum f. sp. cubense adalah cendawan penyebab penyakit
layu pada tanaman pisang. Penyakit layu fusarium pada pisang tersebar luas pada
daerah yang membudidayakan pisang di Asia, Afrika, Australia, Amerika Tengah,
dan Selatan. Di Indonesia, penyakit layu fusarium telah menghancurkan ribuan
hektar pertanaman pisang, baik perkebunan pisang komersial maupun pertanaman
pisang rakyat. Berbagai pendekatan telah dilakukan untuk mengendalikan patogen
ini, seperti penggunaan pestisida kimia, praktik budidaya yang baik, dan
penggunaan agen biologis tetapi penyakit ini masih menjadi ancaman serius
dalam budidaya tanaman pisang. Identifikasi patogen penyebab penyakit pada
tanaman merupakan langkah paling penting untuk mengembangkan strategi dalam
mengendalikan penyakit tanaman. Informasi tentang distribusi ras Foc pada
semua bagian tanaman pisang dan uji patogenisitasnya belum pernah dilakukan di
Indonesia sehingga penelitian mengenai aspek ini sangat dibutuhkan.
Cendawan Foc adalah patogen tanah, yang dapat bertahan selama puluhan
tahun dalam tanah tanpa kehadiran inang utama. Hal ini mengindikasikan bahwa
deteksi dini terhadap inokulum Foc sangat diperlukan untuk menentukan strategi
pengendalian yang tepat. Teknik pendeteksian sederhana untuk fusarium patogen
pada pisang belum diperoleh sehingga penelitian ini diperlukan. Penggunaan
herbisida dengan bahan aktif glifosat banyak digunakan petani untuk
mengendalikan gulma di sekitar tanaman pisang dan tanaman hortikultura.
Informasi tentang dampak aplikasi glifosat pada gulma terhadap perubahan
populasi mikroba tanah dan hubungannya dengan kejadian penyakit layu fusarium
di Indonesia belum pernah didapatkan sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut
perlu dilakukan penelitian untuk mempelajari dampak aplikasi glifosat pada
gulma terhadap perubahan populasi mikroba rizosfer serta hubungannya dengan
penyakit layu fusarium pisang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi F. oxysporum f. sp. cubense
secara morfologi dan molekuler di beberapa bagian tanaman pisang bergejala layu,
mempelajari pengembangan teknik deteksi sederhana F. oxysporum f. sp. cubense
yang sederhana, sensitif, dan selektif pada tanaman pisang menggunakan
potongan bonggol pisang, serta mempelajari pengaruh interaksi konsentrasi
glifosat dengan spesies gulma terhadap populasi mikroba tanah, dan keparahan
penyakit layu fusarium pisang.
Penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap secara observasi dan eksperimental
di Laboratorium Mikologi Tumbuhan Departemen Proteksi Tanaman Fakultas
Pertanian IPB, Laboratorium IPB-Culture Collection (IPB-CC), dan di rumah
kasa Universitas Suryakancana Cianjur. Tahap pertama meliputi koleksi dan
karakterisasi isolat Fusarium yang diperoleh dari delapan sentra penanaman
pisang di Kabupaten Cianjur, dan dua kebun pisang di kecamatan Sungai Lantik
kabupaten Lima Puluh Kota. Hasil penelitian karakterisasi morfologi
menunjukkan beberapa ciri spesifik yang beragam baik dalam laju pertumbuhan,
warna koloni, jumlah konidium, bentuk konidium, dan klamidospora. Pengamatan
mikroskopis menghasilkan beberapa kelompok isolat yang mempunyai ciri khas
spesies cendawan F. oxysporum dan Fusarium spesies lainnya, terlihat dari
bentuk, ukuran makrokonidium dan mikrokonidiumnya. Hasil karakterisasi
molekuler memperlihatkan bahwa F. oxysporum f. sp. cubense TR4 merupakan
isolat yang paling banyak ditemukan dibandingkan dengan F. oxysporum f. sp.
cubense non TR4 dan spesies lainnya. Isolat F. oxysporum f. sp. cubense TR4
dan non TR4 banyak ditemukan di bagian batang semu tanaman pisang. Selain F.
oxysporum f. sp. cubense juga ditemukan beberapa spesies Fusarium lain yang
berasosiasi dengan gejala layu pada tanaman pisang diantaranya F. solani yang
ditemukan pada kultivar pisang Ambon Kuning dan Nangka pada bagian bonggol,
akar dan tanah serta F. verticilliodes yang ditemukan pada bagian bonggol pisang
Raja Sereh.
Penelitian tahap kedua yaitu pengembangan deteksi Foc yang sederhana,
sensitif, dan selektif menggunakan potongan bonggol tanaman pisang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa potongan bonggol pisang dapat mendeteksi
cendawan Fusarium spp. patogenik. Potongan bonggol pisang sensitif
mendeteksi inokulum Foc hingga kerapatan konidium 3.1 x 103. Potongan
bonggol pisang cukup selektif, ditunjukkan dengan tidak dapat mengenali
Sclerotium sp. dan Rhizoctonia sp., namun bereaksi positif terhadap F. solani, F.
oxysporum asal sawit dan F. oxysporum asal bawang, dan isolat Lasiodiplodia
theobromae (asal rizosfer tanaman pala). Hasil uji patogenisitas pada bibit pisang
memperlihatkan bahwa terdapat hubungan positif antara kemampuan
menimbulkan nekrotik secara in-vitro di potongan bonggol pisang dengan gejala
nekrotik secara in-planta di bonggol bibit pisang Ambon Kuning.
Penelitian tahap ketiga bertujuan untuk melihat pengaruh interaksi 4
konsentrasi herbisida glifosat (0 mL L-1, 4 mL L-1, 8 mL L-1 dan 12 mL L-1) pada
empat kodisi gulma (A. conyzoides, E.indica, C.rotundus, dan tanpa gulma)
terhadap populasi mikroba rizosfer serta pengaruhnya terhadap penyakit layu
fusarium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan gulma dapat
meningkatkan total cendawan dan bakteri rizosfer. Kenaikan konsentrasi glifosat
menurunkan populasi bakteri rizosfer pada awal pengamatan (2 minggu setelah
aplikasi glifosat). Spesies gulma berpengaruh terhadap masa inkubasi dan
keparahan penyakit layu fusarium. Terdapat interaksi antara spesies gulma dan
dosis glifosat terhadap keparahan penyakit layu fusarium. Interaksi gulma E.
indica dengan glifosat konsentrasi 8 mL L-1 memiliki nilai persentase keparahan
penyakit layu fusarium sebesar 21.8%. Mekanisme yang menyebabkan keparahan
penyakit layu fusarium melibatkan pengaruh langsung dan tidak langsung
konsentrasi glifosat terhadap tanaman pisang, spesies gulma, populasi mikroba
rizosfer, dan populasi cendawan F. oxysporum f. sp. cubense.
Collections
- DT - Agriculture [754]