Diagnosis dan Status Penyakit Kanker Batang Karet di Sumatera Selatan.
View/Open
Date
2017Author
Febbiyanti, Tri Rapani
Widodo
Wiyono, Suryo
Yahya, Sudirman
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu penyebab rendahnya produksi karet di Indonesia adalah adanya
gangguan berbagai penyakit. Penyakit karet yang serangannya meningkat sepuluh
tahun terakhir di beberapa pertanaman karet yaitu penyakit kanker batang. Gejala
penyakit ini ditandai dengan terbentuknya kudis secara sporadis dan kemudian
menyatu menjadi lesion pada permukaan batang karet. Pada bagian kambium muncul
gejala nekrosa berwarna cokelat yang menjalar sampai kebagian tajuk tanaman.
Infeksi berat dapat menyebabkan perdarahan, retak kulit, membusuk (gummosis).
Penyakit kanker batang ini ditemukan hampir di seluruh sentra perkebunan
karet di Sumatera bagian Selatan dan Kalimantan Selatan. Penyakit yang diduga
disebabkan oleh Fusarium sp. ini menyerang berbagai jenis klon karet. Penyakit
batang dengan gejala sejenis juga menyerang pertanaman karet di China, Filipina,
India, Bangladesh. Namun, dari berbagai laporan dan hasil penelitian terhadap
penyakit kanker batang ini pada berbagai lokasi dan klon, belum ada yang
melakukan postulat Koch untuk memastikan penyebabnya, padahal langkah awal
untuk menyusun pengendalian suatu penyakit adalah identifikasi dengan tepat
penyebabnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab penyakit kanker
batang pada tanaman karet dan mengkaji beberapa karakter bioekologinya. Selain
itu, di dalam penelitian ini juga dilakukan survei keberadaan penyakit di berbagai
lokasi di Sumatera bagian Selatan untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat
keadaan penyakit tersebut dan praktek budidaya tanaman.
Sampel tanaman sakit dikoleksi dari kebun Percobaan Balai Penelitian
Sembawa yaitu pada tanaman karet asal klon BPM 24, RRIM 921 dan IRR 112, yang
selanjutnya dilakukan identifikasi baik secara morfologi maupun molekuler.Uji
patogenisitas L. theobromae inang karet, mangga, pisang, jambu biji, jeruk dan
alpukat dilaksanakan pada bibit karet polybag dan dilakukan uji analisis kekerabatan
antara inang tersebut melalui filogenetik. Pengukuran insidensi penyakit dan
keparahan penyakit terhadap variabel budidaya juga dilakukan di kebun produksi PT.
Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Padang Plawi Bengkulu (klon PB 260, IRR
112) dan kebun produksi Unit Usaha Tulung Buyut Lampung (klon PB 260).
Hasil pengujian postulat Koch yang dilaksanakan di bibit polibag dengan
menggunakan tiga isolat yaitu isolat A, B dan C semuanya menimbulkan gejala. Uji
postulat Koch menunjukkan bahwa patogen L. theobromae merupakan penyebab
penyakit kanker batang tanaman karet.
Keenam isolat L. theobromae yang diinokulasikan pada tanaman karet yaitu
isolat inang mangga, pisang, jambu biji, alpukat, karet, dan jeruk semuanya
menghasilkan gejala penyakit dan isolat asal karet menghasilkan gejala penyakit
paling parah dibandingkan dengan isolat lainnya. L theobromae isolat karet
memiliki karakter morfologi dan molekuler yang berbeda dengan L theobromae
isolat mangga, jeruk, jambu, pisang dan alpukat, tetapi dapat menghasilkan gejala
yang sama di bibit karet.
Isolat L. theobromae asal karet Indonesia memiliki homologi yang tinggi
dengan isolat L. theobromae dari negara lain berdasarkan sekuen DNA.
L. theobromae alpukat asal Indonesia membentuk kelompok terpisah dari isolat
L. theobroma mangga, L. theobromae pisang, L. theobromae jambu biji dan
L. theobromae jeruk yang semuanya berasal dari Indonesia. L. theobromae karet
memiliki homologi yang rendah dengan isolat Lasiodiplodia theobromae alpukat,
L. theobromae mangga, L theobromae pisang, L. theobromae jambu biji dan
L. theobromae jeruk yang semuanya berasal dari Indonesia.
Pertumbuhan koloni L. theobromae pada pH 3, 4, 5, 6 dan 7 menunjukkan
pertumbuhan yang berbeda. pH optimum adalah 5 dan semakin rendah pH atau
kemasaman semakin tinggi maka diameter koloni semakin kecil atau pertumbuhan
miselium lebih lambat. Penyimpanan tubuh buah dari patogen penyebab kanker batang
karet dapat menurunkan viabilitasnya. Semakin lama disimpan viabilitasnya menurun.
Penurunan terbesar terjadi pada tubuh buah yang disimpan dalam tanah yang tidak
disteril sebelumnya. Terdapat hubungan linier dan positif antara insidensi penyakit
dan keparahan penyakit dengan korelasi yaitu 0,95. Hubungan ini dapat digunakan
sebagai acuan dalam memberikan penilaian terhadap keparahan penyakit di lapangan dan
juga menentukan kehilangan hasil. Hasil uji khi-kuadrat teknik budidaya dan kondisi
kebun menunjukkan jenis klon, lokasi, pengendalian gulma dan kepadatan populasi
tanaman/ha yang berkaitan nyata terhadap perkembangan penyakit kanker batang di
lapangan. Jenis klon BPM 24 merupakan klon yang rentan terhadap penyakit kanker
batang serta daerah yang lembap dan tergenang merupakan daerah yang mempercepat
penyebaran inokulum patogen.
Beberapa sifat kimia tanah seperti KTK dan N, berkaitan terhadap keparahan
penyakit kanker batang karet. Selain sifat kimia, sifat fisik tanah juga menentukan
keparahan penyakit yaitu % kandungan debu, % liat dan kadar air. Meningkatnya
unsur N di tanah menyebabkan keparahan penyakit semakin menurun, demikian
sebaliknya. nilai KTK berkaitan nyata terhadap keparahan penyakit, hal ini
disebabkan karena KTK berhubungan dengan kesuburan tanah dan juga kandungan
liat dalam tanah. Tanah dengan tekstur berliat memiliki kapasitas menahan air dan
nutrisi lebih baik dibandingkan tanah dengan tekstur pasir.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang spesies penyebab
penyakit kanker batang pada tanaman karet dan beberapa karakter bioekologi
patogen kanker batang karet sehingga dapat menjadi dasar pengembangan strategi
pengendalian.