Analisis Sumber Penyebab Kehilangan Produk selama Proses Produksi Susu UHT Kids di PT XYZ.
View/Open
Date
2017Author
Silviana, Riza Ayu
Yuliana, Nancy Dewi
Muhandri, Tjahja
Metadata
Show full item recordAbstract
PT XYZ merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang
industri pangan dengan salah satu produk yang dihasilkan adalah susu UHT
(Ultra High Temperature) Kids. Susu UHT Kids adalah salah satu produk olahan
susu segar yang dipanaskan pada suhu sangat tinggi dalam waktu yang singkat
dan dikemas segera dalam kemasan tetrapak steril secara aseptik dengan volume
115 ml. Selama proses produksi susu UHT Kids di PT XYZ, ada kecenderungan
mengalami kehilangan produk. Kehilangan produk adalah peristiwa hilangnya
produk intermediet yang tidak dapat digunakan sebagai produk akhir karena
memiliki mutu yang rendah. Tingkat kerugian perusahaan terhadap kehilangan
produk selama proses produksi susu UHT Kids lebih tinggi dari nilai yang dapat
diterima oleh perusahaan (> 1.3 %) sehingga biaya kegagalan internal perusahaan
menjadi lebih tinggi. Tujuan kegiatan magang di PT XYZ adalah untuk
mengidentifikasi sumber-sumber kehilangan produk, menganalisis faktor-faktor
penyebabnya, dan menentukan tindakan perbaikan yang tepat untuk mengurangi
jumlah kehilangan produk yang dihasilkan. Metode yang digunakan adalah
observasi lapang, mendefinisikan permasalahan, melakukan pengumpulan data,
menganalisis data kuantitatif, melakukan tindakan perbaikan, dan mengevaluasi
hasil perbaikan menggunakan alat bantu statistik. Hasil kegiatan magang
menunjukkan bahwa sumber kehilangan produk paling tinggi disebabkan oleh
campuran produk dan air saat dorongan awal/akhir proses sterilisasi, yaitu sebesar
50.31 % dari total kehilangan produk. Faktor utama penyebabnya adalah
pengaturan volume saat dorongan awal proses sterilisasi yang cukup banyak dan
frekuensi berhentinya proses sterilisasi yang tinggi. Tindakan perbaikan yang
tepat adalah mengatur ulang jumlah produk yang dibuang saat dorongan awal
proses sterilisasi dengan mengecek mutu produk tersebut. Jumlah kehilangan
produk dapat dikurangi sebanyak 120 liter dan menghemat biaya kegagalan
internal perusahaan sebesar Rp 600 000 per dorongan awal sterilisasi.