Status Kesehatan Hutan di Areal Bekas Tebangan PT Inhutani II Unit Manajeman Hutan Alam Malinau Kalimantan Utara
Abstract
Praktik pengelolaan hutan di PT Inhutani II Unit Manajemen Hutan Alam (UMHA) Malinau menggunakan sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI). Praktik pengelolaan tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil hutan dengan keuntungan yang maksimal, namun praktik pengelolaan hutan ini juga dapat berpotensi menyebabkan kerusakan tegakan tinggal akibat kegiatan pemanenan kayu (penebangan dan penyaradan). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kerusakan tegakan tinggal adalah Pemantauan Kesehatan Hutan atau Forest Health Monitoring (FHM). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai status kesehatan hutan di areal bekas tebangan PT Inhutani II UMHA Malinau dengan menggunakan metode FHM. Penelitian ini menggunakan indikator produktivitas, vitalitas, dan biodiversitas. Klaster plot dibangun pada blok RKT 2017 (Et-1), 2016 (Et), 2016 (Et+1), 2015 (Et+2), 2014 (Et+3), dan 2013 (Et+4) dengan setiap blok RKT dibuat dua kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan struktur tegakan untuk kelas diameter 10-39 cm pada plot ITSP (203 pohon/ha) dan FHM (433 pohon/ha) memiliki perbedaan jumlah pohon yang sangat besar, yaitu 230 pohon/ha. Jenis penyusun pada areal ini didominasi oleh famili Dipterocarpaceae dengan jenis meranti (Shorea spp), keruing (Dipterocarpus spp), dan kapur (Dryobalanops spp). Kerusakan yang mendominasi adalah kerusakan yang disebabkan pembelitan liana (34 %), cabang patah atau mati (28 %), luka terbuka (10 %), dan batang pecah (8 %) dengan lokasi kerusakan yang banyak ditemukan di batang bagian bawah (9 %), batang bagian bawah sampai batang bagian atas (38 %), dan di dahan utama yang terdapat pada bagian tajuk (28 %). Hasil akhir menunjukkan bahwa pada blok Et-1 dan Et memilki status kesehatan hutan sehat; blok Et+1, Et+2, dan Et+4 memiliki status kesehatan hutan sedang; dan blok Et+3 memiliki status kesehatan hutan rendah. Hasil penelitian menunjukkan kegiatan pemanenan (penebangan dan penyaradan) berpengaruh terhadap nilai akhir kesehatan hutan. Hutan bekas tebangan di PT Inhutani II UMHA Malinau memiliki kondisi hutan dengan trend yang cukup baik mulai dari tegakan pada blok Et+1, Et+2, dan Et+4 yang mengarah ke pemulihan setelah terjadinya kegiatan pemanenan (penebangan dan penyaradan).
Collections
- UT - Silviculture [1361]