dc.description.abstract | Luas kawasan hutan yang dikelola oleh BKPH Bogor adalah 9 257.22 ha, dan
sekitar 3 417.43 ha mengalami konflik, artinya hampir 38.74% kawasan hutan
BKPH Bogor mengalami konflik yang cukup kompleks. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui sebaran konflik di BKPH Bogor, menganalisis konflik di BKPH Bogor,
serta mengetahui cara penyelesaian konflik di BKPH Bogor. Lokasi dan responden
dipilih secara purposive, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
mendalam kepada informan baik dari petugas maupun dari masyarakat yang tidak
dibatasi jumlahnya, disesuaikan dengan kelengkapan data. Kemudian dilakukan
analisis karakteristik konflik. Konflik di BKPH Bogor dibagi menjadi 2 (dua) jenis
yaitu konflik lahan dan konflik tenurial, yang tersebar di tiga RPH, yaitu RPH
Babakan Madang, RPH Cipayung dan RPH Cipamingkis. RPH yang memiliki
konflik lahan terbanyak dan terluas adalah RPH Babakan Madang, sedangkan RPH
dengan konflik tenurial terbanyak dan terluas adalah RPH Cipamingkis.
Berdasarkan kronologisnya, terdapat 4 konflik yang dilatar belakangi kebutuhan
ekonomi, 2 konflik dilatar belakangi lemahnya sistem pemerintahan Desa dan KPH,
dan 1 konflik yang dilatar belakangi adanya pelanggaran kerjasama dan lemahnya
sistem pemerintahan Desa dan KPH. Berdasarkan bentuk konfliknya terdapat 6
konflik terbuka dan 1 konflik mencuat. Berdasarkan durasinya konflik lahan
bersertifikat memiliki durasi konflik paling lama, sedangkan kasus konflik paling
cepat diselesaikan yaitu kopi illegal. Berdasarkan aktor-aktor utama yang terlibat
terdapat 5 konflik vertikal dan terdapat 2 konflik vertikal dan horizontal. Cara
penyelesaian konflik yang telah diselesaikan dengan negosiasi yaitu pembuatan
pernyataan atau perjanjian kerjasama. Sedangkan konflik yang belum selesai akan
melalui negosiasi dan melalui jalur pengadilan. | id |