Gambaran Frekuensi Denyut Jantung, Frekuensi Napas, dan Suhu Rektal pada Anak domba lokal di Kabupaten Bogor

Abstract

Nilai normal kondisi fisiologis anak domba sebelumnya telah diteliti, namun nilai ini tidak representatif jika digunakan di Indonesia. Hal ini disebabkan perbedaan iklim dan ras anak domba. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data gambaran fisiologis anak domba lokal jantan dan betina yang sesuai dengan kondisi lingkungan di Indonesia terutama di Kabupaten Bogor. Sebanyak 316 anak domba lokal jantan dan betina diamati parameter fisiologisnya. Pengamatan yang dilakukan berupa suhu rektal, frekuensi denyut jantung, dan frekuensi napas. Data dikelompokkan berdasarkan waktu pengambilan. Pengamatan mikroklimat dilakukan terhadap suhu dan kelembapan lingkungan selama 8 hari. Data gambaran fisiologis diolah dengan one-way ANOVA, independent t-two sample test, dan linear regression. . Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari pagi ke siang hari pada anak domba lokal jantan rata-rata frekuensi denyut jantung meningkat sebesar 10.58%, rata-rata frekuensi napas meningkat 25.33%, dan pada anak domba lokal betina rata-rata frekuensi napas meningkat sebesar 49.27%. Hasil ANOVA memperlihatkan bahwa parameter tersebut meningkat secara signifikan (p<0.05). Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata antara suhu rektal anak domba lokal jantan (39.46 ± 0.45 οC) dengan betina (39.18 ± 0.39 οC) pada pagi hari (p<0.05). Hasil regresi linier antara suhu rektal dengan frekuensi denyut jantung, suhu rektal dengan frekuensi napas anak domba lokal jantan, dan suhu rektal dengan frekuensi napas anak domba lokal betina menunjukkan adanya hubungan linear (p<0.05). Gambaran Fisiologis anak domba lokal jantan dan betina dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti suhu dan kelembapan, sehingga nilai fisiologis dari anak domba berbeda tergantung waktu pengamatan.