Evaluation Of Commercially Available Polyurethane Resin To Develop Non-Biocidal Wood Preservation Treatment
View/Open
Date
2016Author
Mubarok, Mahdi
Hadi, Yusuf Sudo
Suryana, Jajang
Gérardin, Philippe
Metadata
Show full item recordAbstract
Meningkatnya tekanan terhadap kelestarian lingkungan sejak beberapa tahun terakhir telah menyebabkan perubahan besar di negara-negara industri demi pembangunan yang berkelanjuatan dan khususnya pada bidang pengawetan kayu yang mencakup penggunaan impregnasi biosida aktif ke dalam kayu. Menanggapi hal tersebut, berbagai langkah inisiatif dalam pengembangan sistem pengawetan kayu non-biosidal telah banyak diteliti secara luas. Dalam penelitian ini, dispersi resin poliuretan berhidroksi dalam air (PU1) dari ALLNEX, emulsi resin poliuretan berhidroksi dalam air (PU2) dari ALLNEX, dan poliisosianat (PNCO) dari BASF yang biasanya digunakan sebagai bahan pelapis telah diuji kemampuannya sebagai bahan aktif dalam sistem pengawetan kayu non-biosidal, khususnya terhadap serangan jamur putih (Coriolus versicolor, CV) and jamur coklat (Poria placenta, PP and Gloeophyllum trabeum, GT). Sebuah metode sederhana dengan teknik impregnasi vakum terhadap resin yang diuji ke dalam sample kayu beech (Fagus sylvatica) dan pinus (Pinus sylvestris) diikuti dengan proses pengerasan yang beragam (suhu ruang, 103oC, dan 200oC) telah dilakukan. Serangkaian analisis telah diujikan, di antaranya analisis persentase kenaikan bobot sebelum (WPG) dan setelah pencucian (WPGAL), ketahanan terhadap pencucian (PL), anti swelling efficiency (ASE), keterbasahan menggunakan metode sudut kontak statis, kekerasan Brinell (BH) untuk kayu beech, analisis spektroskopi dengan FTIR dan CP/MAS 13C NMR, dan uji ketahanan pembusukan terhadap serangan C. versicolor pada kedua jenis kayu serta serangan P. placenta and G. trabeum untuk kayu pinus. Berdasarkan pada hasil pengujian tersebut, sistem yang menggunakan dispersi resin poliuretan berhidroksi dalam air (PU1) 20% diikuti dengan poliisosianat (PNCO) 10% dapat dipertimbangkan sebagai perlakuan untuk pengawetan kayu non-biosidal. Sistem pengawetan ini menghasilkan nilai WPG, WPGAL, PL, ASE, keterbasahan, BH, dan ML akibat serangan CV, PP, dan GT pada suhu pengerasan 103oC secara berturut-turut sebesar 24.1 ± 1.9%, 19.6 ± 2.5%, 3.1 ± 0.2%, 51.4 ± 4.9%, 49.47o(105.78s), 4.91 (T)/3.89 (R) N/mm2, 8.5 ± 1.9% (CV) untuk kayu beech dan 13.1 ± 2.8%, 9.8 ± 2.4%, 2.7 ± 0.3%, 15.6 ± 3.6%, 38.07o(10.78 s), 1.3 ± 0.2% (CV), 0.0 ± 0.2%(PP), 1.8 ± 1.1%(GT) untuk kayu pinus. Sistem emulsi resin poliuretan hidroksi dalam air (PU2) 20% diikuti poliisosianat (PNCO) 10% juga dapat digunakan sebagai sistem pengawetan kayu non-biosidal pada tempat yang variasi kelembabannya kecil dan tidak kontak dengan tanah.
Collections
- MT - Forestry [1445]