dc.description.abstract | Pengembangan koperasi merupakan unsur penting dalam rangka
mewujudkan pembangunan ekonomi nasional, karena koperasi mampu mewadahi
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan berdasarkan prinsip gotong
royong. Perbedaan karakteristik wilayah menyebabkan keragaman dalam
pembangunan dan pengembangan koperasi. Pulau Jawa dengan pertumbuhan
ekonomi yang tinggi, mampu membangun koperasi dalam jumlah besar akan
tetapi pertumbuhan jumlah koperasi dan kinerjanya masih rendah dan berfluktuasi
bahkan sempat memiliki pertumbuhan negatif. Penelitian ini bertujuan
menganalisis keunggulan komparatif dalam pembangunan koperasi Pulau Jawa,
mengkaji perkembangan dan kinerja koperasi serta perekonomian Pulau Jawa,
serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja koperasi Pulau Jawa.
Untuk menjawab tujuan penelitian ini data yang digunakan adalah data
sekunder berupa penggabungan data individu 6 provinsi di Pulau Jawa (DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Banten) dalam
kurun waktu dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2015. Metode yang digunakan
dalam penelitian yaitu (1) indeks PEKR untuk menganalisis keunggulan
komparatif dalam pembangunan koperasi Pulau Jawa, (2) tabulasi data untuk
mengkaji perkembangan dan kinerja koperasi serta perekonomian Pulau Jawa, (3)
ekonometrika panel data untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja koperasi Pulau Jawa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum dalam periode tahun
2011-2015 Provinsi Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur memiliki
keunggulan komparatif dalam pembangunan koperasi dengan nilai indeks PEKR
> 1. Sedangkan Provinsi DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat memiliki indeks
PEKR < 1 yang artinya ketiga provinsi tersebut tidak memiliki keunggulan
komparatif dalam pembangunan koperasi. Oleh karena itu pemerintah harus
memfokuskan kebijakan pemberdayaan koperasi khususnya di provinsi yang tidak
memiliki keunggulan komparatif dalam pembangunan koperasi atau secara relatif
kurang mampu mendayagunakan koperasi di wilayahnya. Berdasarkan hasil
estimasi model, variabel yang signifikan berpengaruh terhadap kinerja koperasi
adalah variabel anggota koperasi (AK), pegawai koperasi (PK), modal sendiri
koperasi (MS), volume usaha koperasi (VU) dan Produk Domestik Regional
Bruto per kapita (PDRBPK), sedangkan variabel modal luar koperasi (ML) tidak
signifikan mempengaruhi kinerja koperasi. Nilai cross section effect (efek
keragaan individual) dalam model menunjukan bahwa Provinsi Jawa Timur
memiliki perkembangan kinerja koperasi paling baik yang ditunjukan dengan nilai
cross section effect paling besar dibandingkan dengan provinsi lainnya di Pulau
Jawa. | id |