dc.description.abstract | Sektor perikanan merupakan salah satu sektor unggulan/program prioritas
disamping perdagangan, jasa serta pariwisata di Kota Padang. Potensi
pengembangan agribisnis perikanan air tawar di kawasan Kota Padang akan
berdampak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat apabila dikelola dengan
baik oleh sumberdaya manusia yang unggul dan berkualitas. Sampai saat ini,
pelaku agribisnis perikanan di Kota Padang masih mempunyai hambatan dalam
mengakses informasi, modal, maupun teknologi perikanan. Kecenderungannya
semakin nyata seiring meningkatnya dampak globalisasi ekonomi dan informasi
sehingga diperlukan upaya untuk pengembangan kapasitas pelaku agribisnis
melalui pendekatan komunikasi konvergen, yaitu paradigma transformasi sosial
yang menyediakan peluang peningkatan kapasitas pembangunan yang lebih cepat
dan berkualitas. Berbasis paradigma tersebut diharapkan bisa terjadinya proses
sharing informasi, inovasi dan kreatifitas, sehingga tidak saja tercipta partisipasi
terhadap suatu program, tetapi menggerakkan semua sumberdaya agribisnis
perikanan air tawar di Kota Padang secara kolaboratif dan optimal.
Penelitian bertujuan untuk: (1) Menganalisis “perilaku komunikasi” pelaku
agribisnis perikanan air tawar dalam mengakses informasi. (2) Menganalisis
faktor-faktor penentu yang berhubungan dengan perilaku komunikasi pelaku
agribisnis perikanan air tawar. (3) Merumuskan model komunikasi efektif dalam
pengembangan kapasitas pelaku agribisnis perikanan air tawar. Penelitian
dilakukan di dua sentra perikanan air tawar di Kota Padang yaitu Kecamatan Koto
Tangah dan Kecamatan Kuranji. Penelitian lapang berlangsung mulai bulan
Februari hingga Maret 2016. Jumlah responden 284 rumah tangga pelaku
agribisnis, tersebar di Kecamatan Koto Tangah sebanyak 169 orang dan 115 orang
di Kecamatan Kuranji, mewakili 837 rumah tangga pelaku agribisnis perikanan air
tawar sebagai populasi. Penentuan responden dilakukan secara stratified random
sampling. Pengolahan data menggunakan analisis kuantitatif yang dilengkapi
dengan data kualitatif. Penjelasan karakteristik pelaku agribisnis, karakteristik
mutu sumber informasi, dinamika sosial budaya, karakteristik media informasi
dan sifat-sifat informasi dianalisis secara deskriptif. Uji korelasi Rank Spearman
digunakan untuk menganalisis hubungan antar peubah, sedangkan analisis
Structural Equation Modeling (SEM) digunakan untuk menganalisis faktor
dominan yang memengaruhi konvergensi komunikasi pengembangan kapasitas
pelaku agribisnis perikanan air tawar.
Hasil penelitian menunjukkan, perilaku komunikasi dalam hal menjalin
kontak dengan pihak luar komunitas dan intensitas penggunaan media dalam
mencari dan memperoleh informasi oleh pelaku agribisnis tergolong rendah.
Artinya, penggunaan media massa untuk memperoleh informasi masih terbatas,
begitu juga dalam menjalin hubungan dengan pihak luar baik pemerintah maupun
lembaga informasi. Hal ini disebabkan karena minimnya ketersediaan media
informasi yang menyediakan informasi agribisnis yang relevan dengan kebutuhan,
keterbatasan jaringan internet serta sulitnya pelaku agribisnis dalam menjalin
hubungan, baik dengan pemerintah maupun non pemerintah untuk memperoleh
informasi dan berbagi pengetahuan. Kondisi ini dapat diamati dari lemahnya
keterlibatan pelaku agribisnis dalam proses berbagi pengetahuan dan pengalaman
(knowledge sharing), baik dalam mendisain produk atau pengolahan hasil
perikanan, melalui media massa maupun secara interpersonal yang terjadi antar
stakeholder. Perubahan perilaku komunikasi ke arah yang lebih baik dapat
dilakukan dengan memfasilitasi ketersediaan media informasi yang menyajikan
informasi yang dibutuhkan pelaku agribisnis dan memotivasi pelaku agribisnis
untuk lebih terbuka terhadap sumber informasi sehingga dapat meningkatkan
intensitasnya dalam mencari dan mendapatkan informasi agribisnis.
Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa perilaku komunikasi
dipengaruhi secara nyata dan positif oleh dinamika sosial budaya, karakteristik
media informasi, mutu sumber informasi, sifat-sifat informasi dan karakteristik
pelaku agribisnis. Demikian juga dengan hasil analisis lebih lanjut dengan
menggunakan SEM. Konvergensi komunikasi pengembangan kapasitas
dipengaruhi secara nyata dan positif oleh perilaku komunikasi. Dengan demikian,
peningkatan perilaku komunikasi, dinamika sosial budaya, karakteristik media
informasi, mutu sumber informasi, dan sifat-sifat informasi merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam meningkatkan konvergensi
komunikasi pengembangan kapasitas pelaku agribisnis perikanan air tawar di
Kota Padang.
Model komunikasi pengembangan kapasitas pelaku agribisnis dirancang
dengan prioritas peningkatan perilaku komunikasi melalui pengembangan
interaksi antara sesama pelaku agribisnis serta meningkatkan pemanfaatan media
massa dan teknologi informasi. Dengan memperhatikan tiga faktor utama, yaitu
pelaku agribisnis, kelembagaan, dan teknologi informasi sebagai suatu kesatuan
dalam proses berbagi pengetahuan dan kesepahaman. Interaksi sosial antara
pelaku agribisnis perlu dimaksimalkan, baik melalui sosialisasi, dialog, koordinasi
dan partisipasi antar pelaku agribisnis. Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian dan
Lembaga Swadaya Masyarakat dapat mengambil peran sebagai mitra dan sumber
informasi, dapat melakukan proses sinergitas dan koordinasi pelaku agribisnis
sesuai dengan kapasitasnya. Langkah berikutnya adalah melalui peningkatan
peran dinamika sosial budaya, dilakukan dengan memperkuat dukungan
kelembagaan, baik yang berasal dari pemerintah maupun swasta, meningkatkan
peran dari lembaga adat yang ada di sekitar serta mutu kepemimpinan lokal dalam
berbagi pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan mencari ide-ide dan
teknologi baru. Selanjutnya memotivasi dan memfasilitasi pembentukan pusat
informasi untuk menjamin kualitas layanan informasi berbasis teknologi
informasi, ketersediaan informasi yang selalu dapat diakses pelaku agribisnis
dengan mudah, cepat dan akurat, seperti informasi harga, pengembangan
laboratorium kualitas air, penyakit ikan, dan analisis proksimat pakan, pusat
pelatihan budidaya dan pengolahan ikan, dan pusat data hasil perikanan darat,
pusat riset/test farm budidaya untuk demplot teknologi dan komoditas terbaru. | id |