Strategi Kehidupan Orang Baduy
View/Open
Date
2017Author
Rohmatullayaly, Eneng Nunuz
Suryobroto, Bambang
Hamada, Yuzuru
Hartana, Alex
Metadata
Show full item recordAbstract
Kajian strategi kehidupan dalam biologi menjelaskan bagaimana
organisme mengalokasikan sumber daya untuk bertumbuh, melihara diri,
reproduksi, pemeliharaan keturunan hingga mampu mandiri, dan menghindari
kematian. Biaya yang dikeluarkan dalam strategi kehidupan direpresentasikan
sebagai trade-off, yang memainkan peran penting dalam penghematan antara
biaya yang harus dikeluarkan untuk bertahan hidup dan reproduksi di masa depan.
Kehidupan merespons kendala lingkungan dan ketersediaan energi sehingga
menghasilkan variasi lintasan pertumbuhan yang mencakup waktu kematangan
seksual dan penuntasan pertumbuhan.
Memahami pola pertumbuhan ukuran tubuh adalah salah satu cara terbaik
untuk mengetahui variasi biologis dalam hal kelenturan fenotip, status kesehatan
dan gizi, serta kualitas kehidupan. Lingkungan yang optimal dan gizi yang baik
berkaitan dengan pertumbuhan yang cepat, badan yang tinggi, dan pubertas yang
lebih muda. Selain itu, waktu kematangan seksual perempuan disesuaikan dengan
lonjakan pertumbuhan massa tubuh dan tinggi badan di lingkungan optimal.
Sebaliknya, kondisi kehidupan yang buruk mempengaruhi setiap tahap
perkembangan sehingga memodulasi tingkat dan tahapan pertumbuhan yang
menentukan ukuran dewasa dan usia menarke. Beberapa populasi skala kecil
menunjukkan plastisitas fenotip, di mana lonjakan pertumbuhan tinggi badan
terjadi jauh lebih awal dari pada usia menarke tetapi ini tidak diikuti oleh lonjakan
berat badan di waktu awal pula. Di sisi lain, gizi yang tidak memadai juga
berkontribusi pada fisik yang linier atau langsing. Sehingga, variasi bentuk tubuh
pada individu dan populasi memantau perubahan fisik selama pertumbuhan
manusia dan penuaan pada berbagai kondisi sosial budaya.
Baduy adalah salah satu populasi tradisional yang menghuni kawasan
yang terisolasi di hutan pegunungan di Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Provinsi
Banten, Indonesia. Tradisi Baduy diajarkan melalui agama Sunda Wiwitan, yang
menetapkan perilaku sosial budaya dan kewajiban yang dilakukan sehari-hari
untuk melindungi keberlanjutan pertanian ladang berpindah di daerah yang miskin
unsur hara dan beresiko erosi. Praktek pertanian mereka membatasi penggunaan
alat mekanis hanya pada tongkat menggali, pisau potong, dan ani-ani. Sebagai
pelengkap pelarangan teknologi pertanian modern, keyakinan agama juga
menghalangi pengaruh eksternal dan melarang pendidikan formal. Isolasi sosiobudaya
dan sistem pernikahan endogami membuat strategi kehidupan mereka
unik, sehingga dengan mencatat pola pertumbuhan ukuran, bentuk, komposisi
tubuh, dan kematangan seksual mereka, prinsip-prinsip alam yang mengatur
adaptasi dalam mengalokasikan sumber daya dapat diungkap.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan massa tubuh, yaitu
proporsi lemak dan berat total, mengikuti cara dan tempo yang sama dan usia saat
laju pertumbuhan mereka mencapai puncak bertepatan dengan usia menarke.
Sebaliknya, usia saat laju pertumbuhan tinggi badan mencapai puncak terjadi
empat tahun lebih awal dibandingkan menarke. Kurva laju pertumbuhan linear
tubuh berlawanan arah dengan massa tubuh. Fenomena ini mengungkap prinsip
alometrika ontogenetik dalam mensinkronisasikan percepatan dan perlambatan
pertumbuhan di mana pertumbuhan tinggi badan berfungsi untuk mencapai target
ukuran tubuh dan untuk menyediakan kerangka untuk perkembangan massa tubuh
dalam memicu kematangan seksual. Biaya metabolisme pertumbuhan dibagi-bagi
untuk menyelenggarakan pertumbuhan kerangka tubuh sebelum beralih ke
pertumbuhan berat badan dan kematangan reproduksi. Hasil ini menunjukkan
bahwa sasaran ukuran tubuh ditentukan oleh tinggi badan ketika laju
pertumbuhannya berhenti pada usia 21,5 tahun, lebih awal dibandingkan dengan
lemak dan berat total yang terus berkembang sebelum berhenti pada usia 23,5
tahun dan 25,5 tahun. Panjangnya waktu untuk menuntaskan pertumbuhan terjadi
karena lambatnya laju pertumbuhan beserta rendahnya lonjakan pertumbuhan
remaja. Hal ini menghasilkan ciri khas gadis Baduy yang bertubuh kecil dengan
kematangan seksual dan penuntasan pertumbuhan yang lambat.
Prinsip alometrika ontogenetik berlangsung pada perubahan fisik
perempuan dan laki-laki. Pengukuran antropometri dari somatotipe menilai bentuk
dan komposisi tubuh yang dijelaskan oleh tiga komponen, yaitu endomorfi,
mesomorfi, dan ektomorfi, yang mencerminkan kegemukan relatif, kekuatan otot
rangka, dan linieritas atau kelangsingan tubuh. Pada perempuan, kenaikan
komponen endomorfi somatotipe sesuai dengan mulainya waktu menarke. Usia
ketika sinkronisasi percepatan dan perlambatan antara komponen endomorfi dan
ektomorfi menunjukkan trade-off antara investasi untuk pertumbuhan dan untuk
kematangan seksual. Sebaliknya, perkembangan seksual sekunder pada laki-laki
Baduy ditunjukkan dengan peningkatan komponen mesomorfi. Sehingga usia saat
sinkronisasi percepatan dan perlambatan antara komponen mesomorfi dengan
ektomorfi mendeskripsikan trade-off pada laki-laki. Kondisi tubuh dengan
komponen muskuloskeletal yang lebih baik sangat menguntungkan bagi orang
Baduy untuk melakukan aktivitas pertanian ladang berpindah, yang memerlukan
aktivitas fisik yang tinggi.