Show simple item record

dc.contributor.advisorAmanah, Siti
dc.contributor.advisorAsngari, Pang S
dc.contributor.advisorTjitropranoto, Prabowo
dc.contributor.authorManoppo, Conny Naomi
dc.date.accessioned2018-01-08T06:06:46Z
dc.date.available2018-01-08T06:06:46Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88644
dc.description.abstractPengelolaan pekarangan secara optimal dan berkelanjutan sebagai sumber keanekaragaman bahan pangan dan sumber gizi yang aman bagi keluarga memerlukan kompetensi pemilik pekarangan. Fakta di lapangan menunjukkan, hingga saat ini pekarangan masih belum dikelola secara optimal dan berkelanjutan, bahkan cenderung dibiarkan begitu saja. Hal ini disebabkan antara lain masih kurangnya informasi dan teknologi pengelolaan lahan pekarangan, serta kurangnya kesadaran dari pemilik pekarangan. Sikap seperti ini tidak terlepas dari persepsi perempuan (ibu rumah tangga) sebagai pemilik pekarangan. Peran perempuan saat ini tidak hanya terbatas pada mengurus kegiatan rumah tangganya, tetapi juga sebagai pencari nafkah untuk menambah penghasilan rumah tangga dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, termasuk kebutuhan pangan keluarga. Kompetensi perempuan dalam pemanfaatan pekarangan guna mendukung diversifikasi pangan rumah tangga perlu untuk diteliti. Penelitian bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis: (1) karakteristik sosial ekonomi perempuan, faktor-faktor pendukung (aksesibilitas terhadap informasi, lingkungan, peran kelompok, dan penyuluhan), pola pemanfaatan pekarangan serta pola konsumsi pangan; (2) persepsi perempuan tentang fungsi pekarangan, diversifikasi pangan dan makanan sehat; (3) tingkat kompetensi perempuan pemanfaat pekarangan, faktor-faktor yang berhubungan nyata dan faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi perempuan dalam pemanfaatan pekarangan mendukung diversifikasi pangan; serta (4) menyusun dan merumuskan strategi pengembangan kompetensi perempuan dalam pemanfaatan pekarangan guna mendukung diversifikasi pangan. Penelitian dilakukan di dua wilayah Provinsi Sulawesi Utara (Kabupaten Minahasa dan Kota Bitung). Penelitian lapang dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Desember 2015. Populasi penelitian adalah perempuan pemanfaat pekarangan yang telah mengikuti Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) sejumlah 803 orang. Jumlah sampel sebanyak 267 orang. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif, analisis korelasi Pearson (product moment), uji beda Mann Whitney, dan Srtuctural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan, pendidikan formal perempuan rata-rata SMA. Frekuensi keikutsertaan dalam pelatihan dan penyuluhan berkisar 1-5 kali. Jumlah anggota keluarga berkisar 3–4 orang. Pendapatan rumah tangga berkisar Rp.450.000-2.827.500. Curahan waktu dalam kegiatan pemanfaatan pekarangan rata-rata 4.67 jam/minggu. Perempuan pemanfaat pekarangan mempuyai motivasi yang tinggi. Aksesibilitas terhadap ketersediaan dan kesesuaian informasi berkategori tersedia dan sesuai. Kredibilitas pemberi informasi berkategori kurang kredibel. Luas lahan pekarangan berkisar120 m2 s.d. <400 m2. Ketersediaan sarana produksi di pasar kurang tersedia, sosial budaya berkategori sesuai. Keluarga kurang mendukung kegiatan pemanfaatan pekarangan dan pengolahan pangan. Kelompok berperan sebagai kelas belajar mengajar, unit produksi dan wahana kerjasama. Materi dan intensitas penyuluhan berada pada kategori sesuai, metode penyuluhan kurang sesuai, dan kemampuan penyuluh dinilai mampu melaksanakan kegiatan penyuluhan. Perempuan di Kabupaten Minahasa dan Bitung sudah memanfaatkan pekarangan sebagai sumber bahan pangan keluarga, namun pemanfaatannya belum optimal, sehingga pemerolehan bahan pangan dari pekarangan masih terbatas dan skor pola konsumsi pangan yang diukur melalui pola pangan harapan, masih di bawah skor ideal. Tingkat persepsi responden terhadap fungsi pekarangan, diversifikasi pangan dan makanan sehat berada pada kategori tinggi. Terdapat perbedaan tingkat persepsi terhadap diversifikasi pangan antara Minahasa dan Bitung. Persepsi tentang fungsi pekarangan berhubungan dengan: motivasi, ketersediaan dan kesesuaian informasi, ketersediaan sarana produksi, peran kelompok dan penyuluhan. Persepsi tentang diversifikasi pangan berhubungan nyata dengan jumlah anggota keluarga, pendapatan rumah tangga, kesesuaian informasi, kredibilitas pemberi informasi, dan ketersediaan sarana produksi, dukungan keluarga, peran kelompok dan penyuluhan. Persepsi tentang makanan sehat berhubungan nyata dengan pendapatan rumah tangga, kesesuaian informasi, ketersediaan sarana produksi, peran kelompok, dan penyuluhan. Untuk membangun persepsi positif terhadap pemanfaatan pekarangan diperlukan informasi berupa materi penyuluhan sesuai kebutuhan perempuan, penguatan kelompok, dan dukungan sarana produksi. Tingkat kompetensi teknis dan sosial perempuan pemanfaat pekarangan berada pada kategori sedang. Tingkat kompetensi manajerial berada pada kategori tinggi. Kompetensi teknis berhubungan dengan: ketersediaan informasi, kesesuaian informasi, ketersediaan sarana produksi, sosial budaya, peran kelompok, penyuluhan, dan persepsi. Kompetensi manajerial berhubungan dengan: pendidikan nonformal, kesesuaian informasi, kredibilitas pemberi informasi, peran kelompok, penyuluhan, dan persepsi. Kompetensi sosial berhubungan dengan pendidikan formal, pendidikan nonformal, ketersediaan informasi, kesesuaian informasi, ketersediaan sarana produksi, peran kelompok, penyuluhan, dan persepsi Penyuluhan dan persepsi secara langsung mempengaruhi kompetensi perempuan dalam pemanfaatan pekarangan. Faktor lingkungan dan peran kelompok secara tidak langsung mempengaruhi kompetensi melalui persepsi. Strategi peningkatan kompetensi perempuan dalam pemanfaatan pekarangan dapat dilakukan melalui peningkatan persepsi dan penyuluhan. Penguatan persepsi dapat dilakukan dengan memperbaiki indikator-indikator yang merefleksikan faktor lingkungan yakni: ketersediaan sarana produksi, dan sosial budaya, dan peran kelompok yakni: kelas belajar mengajar dan wahana kerja sama. Demikian hal nya dengan penguatan penyuluhan, yakni dengan memperbaiki indikatorindikator yang merefleksikan faktor penyuluhan (metode penyuluhan, intensitas penyuluhan dan kemampuan penyuluh).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcConseling Developmentid
dc.subject.ddcFood Diversificationid
dc.subject.ddc2015id
dc.subject.ddcMinahasa-SULUTid
dc.titleKOMPETENSI PEREMPUAN DALAM PEMANFAATAN PEKARANGAN GUNA MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGANid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordDiversifikasi panganid
dc.subject.keywordkompetensiid
dc.subject.keywordpemanfaatan pekaranganid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record