Escherichia coli Penghasil Extended Spectrum β- Lactamase di Lingkungan Rumah Potong Hewan Ruminansia Kota Bogor
View/Open
Date
2017Author
Normaliska, Ratna
Sudarwanto, Mirnawati
Latif, Hadri
Metadata
Show full item recordAbstract
Daging sapi sebagai salah satu sumber protein hewani mudah tercemar
oleh mikroorganisme dari lingkungan sekitarnya baik secara langsung maupun
tidak langsung seperti tanah, air, udara, debu, saluran pencernaan dan pernafasan
hewan. Seiring dengan peningkatan konsumsi daging sapi, aspek keamanan dan
kualitas pangan harus diperhatikan untuk mendapatkan produk yang aman, sehat,
utuh, dan halal (ASUH). E. coli dapat ditemukan di tanah dan air sebagai akibat
dari kontaminasi feses. Daging dapat terkontaminasi saat disembelih, diproses,
atau oleh pekerja yang terinfeksi E. coli. Bakteri ini diketahui telah menunjukkan
resistensi terhadap beberapa antibiotik. Escherichia coli penghasil extended
spectrum β-lactamase (ESBL) menunjukkan resistensi terhadap sebagian besar
antibiotik golongan β-laktam dan memiliki kemampuan untuk menghidrolisis
generasi ketiga dari sefalosporin dan aztreonam, akan tetapi dihambat oleh asam
klavulanat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi E. coli penghasil ESBL di
rumah potong hewan sebelum proses produksi, untuk mengetahui keberadaannya
di lingkungan dan kemungkinan terjadi kontaminasi ke dalam rantai makanan dan
lingkungan yang lebih luas. Sebanyak 80 sampel dilakukan isolasi dan identifikasi
E. coli penghasil ESBL, diperoleh E. coli yang diduga penghasil ESBL sebanyak
13 sampel (16.25%). Selanjutnya dilakukan konfirmasi ESBL dengan metode
difusi cakram berdasarkan panduan dari Clinical and Laboratory Standar Institute
(CLSI). Hasil konfirmasi ESBL diperoleh E. coli yang positif ESBL sebanyak 10
sampel (12.5%) sedangkan 3 sampel yang lain adalah E. coli Non-ESBL (3.75%).
Hasil positif menunjukkan bahwa lingkungan RPH-R telah terkontaminasi bakteri
E. coli penghasil ESBL sebelum digunakan untuk proses pemotongan.
Hasil pengujian kepekaan terhadap antibiotik menunjukkan bahwa seluruh
isolat E. coli penghasil ESBL dan Non-ESBL (100%) bersifat multi drug resisten.
Isolat E. coli penghasil ESBL mengalami resistensi minimal terhadap 8 antibiotik.
Isolat E. coli penghasil ESBL resisten terhadap ampisilin (100%), amoksisilin
(100%), penisilin (100%), sefotaksim (100%), sefpodoksim (100%), seftazidim
(100%), sefalotin (90%), streptomisin (70%), siprofloksasin (60%), trimethoprim
sulfametoksasol (60%), gentamisin (40%), doksisiklin (40%), tetrasiklin (30%),
norfloksasin (20%), dan kanamisin (20%). E. coli penghasil ESBL di lingkungan
RPH-R Kota Bogor telah mengalami resistensi terhadap antibiotik dan berpotensi
menyebarkan gen resisten tersebut ke bakteri lain. Peningkatan biosekuriti pada
rumah potong hewan, evaluasi dan pemeriksaan rutin pada instalasi pengolahan
air limbah (IPAL) di RPH-R Kota Bogor dapat membantu dalam pengendalian
penyebaran bakteri resisten antibiotik.
Collections
- MT - Veterinary Science [931]