dc.description.abstract | Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC) adalah model diseminasi
inovasi pertanian yang dapat mempercepat penyampaian informasi dan inovasi
yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian kepada pengguna. Penyampaian
informasi dan inovasi dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) yang terkait dan memanfaatkan berbagai media komunikasi.
Pengembangan diseminasi melalui strategi pemilihan media-media dan
kombinasi media, pengembangan pesan-pesan dan pemilihan pendekatan yang
tepat dapat menumbuhkan partisipasi pelaku strategis dalam upaya pencapaian
program. Diseminasi inovasi pertanian dengan menggunakan media komunikasi
yang sesuai dan tepat diharapkan dapat meningkatkan adopsi inovasi pertanian
yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas pertanian, meningkatkan
pendapatan petani, dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Penelitian bertujuan untuk: (1) Menganalisis pola jaringan komunikasi
SDMC dan apa saja peran-peran petani dalam jaringan komunikasi SDMC di
Kabupaten Lombok Tengah, (2) Menganalisis hubungan karakteristik petani,
keterlibatan pemangku kepentingan, dan ketersediaan inovasi dan media
informasi dengan jaringan komunikasi interpersonal yang terbentuk dalam SDMC
di Kabupaten Lombok Tengah, (3) Menganalisis hubungan karakteristik petani
dan faktor lingkungan dengan pemanfaatan media informasi dan komunikasi di
Kabupaten Lombok Tengah, (4) Menganalisis hubungan jaringan komunikasi
interpersonal dengan pemanfaatan media informasi dan komunikasi beserta
implikasinya pada PTT padi di Kabupaten Lombok Tengah.
Penelitian didisain sebagai penelitian deskriptif korelasional dengan
menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian telah dilaksanakan
dengan beberapa tahapan dimulai ujicoba kuesioner di Desa Cidahu Kabupaten
Kuningan pada awal bulan Nopember 2016, dilanjutkan pengumpulan data pada
pertengahan bulan Nopember 2016 sampai pertengahan bulan Januari 2017. Unit
analisis penelitian adalah petani padi yang tergabung dalam Gapoktan Mertak Jati
Desa Setanggor Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Total
responden dalam penelitian berjumlah 215 orang, tersebar pada lima kelompok
tani. Analisa data untuk analisis jaringan komunikasi menggunakan Ucinet 6 dan
analisis hubungan antar peubah menggunakan analisis statistik non-parametrik uji
korelasi rank Spearman.
Jaringan komunikasi SDMC teknologi PTT padi di Gapoktan Mertak Jati
Desa Setanggor terbentuk karena para petani berinteraksi dengan sesamanya
(orang di dalam kelompok tani) maupun dengan orang di luar kelompok tani
dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi mengenai teknologi PTT padi yang
mencakup penggunaan varietas unggul, penerapan sistem tanam jajar legowo dan
pemupukan. Pola jaringan komunikasi yang terbentuk dalam jaringan komunikasi
SDMC di Desa Setanggor Kabupaten Lombok Tengah berbentuk struktur roda
(wheel) dan merupakan jaringan personal saling mengunci (interlocking personal
network). Pola jaringan komunikasi ini merupakan pola yang paling sesuai bila
dikaitkan dengan karakteristik petani dan potensi sumber daya dalam PTT padi.
Peran-peran komunikasi dalam sentralitas lokal, tingkat kedekatan (closeness) dan
tingkat kebersamaan (betweenness) yaitu peran sebagai pemuka pendapat
(opinion leader), penjaga gawang (gatekeeper), dan bintang (star) didominasi
oleh pengurus kelompok tani dan Gapoktan Mertak Jati.
Terdapat tiga komponen yang saling terkait dalam jaringan komunikasi
SDMC di Gapoktan Mertak Jati Desa Setanggor, yaitu (1) Generating agent:
BPTP NTB, (2) Delivery agent: BPP Kecamatan Praya Barat, PPL, Dinas
Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, pengusaha benih/pengecer benih, (3)
Receiving agent: petani/Poktan/Gapoktan Mertak Jati. PPL sebagai delivery agent
dan BPTP NTB sebagai generating agent mempunyai peranan sangat penting
dalam jaringan komunikasi PTT padi.
Karakteristik petani, umur petani, pendidikan, luas lahan garapan,
kekosmopolitan, orientasi usaha tani dan keterlibatan dalam kelompok, serta
dukungan pemangku kepentingan dan keterdedahan media cetak dan elektronik
berhubungan dengan jaringan komunikasi interpersonal. Karakteristik petani,
umur, pendidikan, kekosmopolitan, dan kepemilikan media informasi
berhubungan dengan pemanfaatan media informasi dan komunikasi. Faktor
lingkungan, keterjangkauan sarana informasi pertanian berbasis TIK berhubungan
dengan pemanfaatan media informasi dan komunikasi.
Pemanfaatan media informasi dan komunikasi yaitu tingkat akses media
informasi dan komunikasi dan jangkauan sumber informasi, serta PTT padi yaitu
penerapan sistem tanam jajar legowo berhubungan dengan jaringan komunikasi.
Pemanfaatan media informasi dan komunikasi yaitu tingkat akses media
informasi dan komunikasi dan jangkauan sumber informasi berhubungan dengan
PTT padi, yaitu penggunaan varietas unggul dan pemupukan.
Strategi dalam PTT padi dapat dilakukan dengan pengembangan jaringan
komunikasi melalui peningkatan kapasitas pemuka-pemuka pendapat (opinion
leader) di kelompok tani dan Gapoktan, dan optimalisasi pemanfaatan media
komunikasi melalui penyediaan sarana akses informasi dan komunikasi dan
perbaikan sarana infrastruktur. | id |