dc.description.abstract | Keluarga Berencana (KB) pertama kali ditetapkan sebagai program
pemerintah pada tanggal 29 Juni 1970, bersamaan dengan dibentuknya Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), namun hasilnya belum
optimal. Dalam pelaksanaannya prevalensi KB di Indonesia adalah75.8%.
Akseptor KB wanita sebanyak 74.2% dan pria 1.6%. Rendahnya partisipasi pria
dalam program KB dikarenakan terbatasnya kontrasepsi pria yang dapat
digunakan.
Tanaman merupakan salah satu sumber yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber pencarian obat baru, antara lain tanaman obat. Beberapa produk tanaman
dapat menghambat fertilitas pria dan wanita dan dapat dikembangkan menjadi alat
kontrasepsi. Mimba merupakan salah satu tanaman yang dapat dapat dijadikan
sebagai kandidat obat alami untuk kontrasepsi pria. Namun demikian, masih
diperlukan serangkaian penelitian untuk memastikan bahwa mimba memiliki efek
antispermatogenesis pada jantan. Diantaranya adalah komponen kimia yang
terkandung dalam ekstrak air biji mimba dan ekstrak air daun mimba,
pengaruhnya terhadap kualitas spermatozoa dan histologi testis mencit.
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi 1) kandungan dan jumlah
komponen kimia ekstrak air biji mimba dan ekstrak air daun mimb, 2) kualitas
semen (makroskopis: konsistensi, warna dan pH semen) dan (mikroskopis:
motilitas, viabilitas, konsentrasi, morfologi, spermatozoa), 3) perkembangan
spermatogenik testis mencit pasca dan penghentian perlakuan, dan 4) dosis terbaik
dari ekstrak air biji mimba dan ekstrak air daun mimba untuk antifertilitas.
Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan rancangan acak lengkap
(RAL) dan empat kali ulangan, menggunakan sampel 36 ekor mencit jantan strain
DDY yang berumur 12-14 minggu, dengan berat badan 25-30 g. Pengelompokan
hewan uji dilakukan secara acak dengan membagi 36 ekor mencit menjadi
sembilan kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 4 ekor mencit.
Kelompok I sebagai kontrol (K1-1) tanpa perlakuan, kelompok II dan III (b1-1
dan b2-1) adalah perlakuan ekstrak air biji mimba dengan dosis 0.25 dan 0.50
mg/kg bb selama 36 hari. Kelompok IV dan V (d1-1 dan d2-1) adalah perlakuan
ekstrak air daun mimba dengan dosis 0.25 dan 0.50 mg/kg bb selama 36 hari.
Kelompok VI dan VII (B1-2 dan B2-2 adalah perlakuan ekstrak air biji mimba
dengan dosis 0.25 dan 0.50 mg/kg bb) selama 36 hari, dilanjutkan 36 hari tanpa
perlakuan untuk dilihat reversibilitasnya, kelompok VIII dan IX (D1-2 dan D2-2)
adalah perlakuan ekstrak air daun mimba dengan dosis 0.25 dan 0,50 mg/kg bb
selama 36 hari dan disampling pada hari ke 72, 36 hari pasca perlakuan terakhir.
Berdasarkan hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak air biji mimba
dan ekstrak air daun mimba mengandung senyawa antara lain: saponin, tanin,
flavonoid, alkaloid, triterpenoid, dan glikosida. Hasil uji tiga bahan aktif dalam
ekstrak air biji mimba dan ekstrak air daun mimba menunjukkan bahwa
kandungan flavonoid sebagai kuersetin, tanin dan saponin pada daun lebih tinggi
daripada biji mimba.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan kualitas spermatozoa
(motilitas, viabilitas, konsentrasi, dan morfologi) pasca pemberian ekstrak air biji
mimba dan ekstrak air daun mimba. Penurunan juga masih terjadi pasca 36 hari
penghentian perlakuan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perlakuan
ekstrak air biji mimba dan ekstrak air daun mimba menurunkan proses
spermatogenesis (jumlah spermatogonia, spermatosit dan spermatid). Pengaruh
yang ditimbulkan pasca pemberian ekstrak air biji mimba dan ekstrak air daun
mimba terhadap kerusakan histologi testis, lebih dari satu siklus proses
spermatogenesis yaitu 36 hari. Dosis perlakuan ekstrak air daun mimba 0.25 dan
0.50 mg/kg bb menghasilkan nilai penurunan kualitas spermatozoa dan kerusakan
testis yang signifikan (p<0.05).
Pemberian ekstrak air biji mimba dan ekstrak air daun mimba menyebabkan
terjadinya penurunan fungsi testis dan mengganggu tahap perkembangan
spermatogenesis, yaitu pada tahap spermatid. Masa pemulihan selama 36 hari
pasca pemberian ekstrak selama 36 hari, belum cukup untuk mengembalikan
kondisi fisiologis reproduksi mencit seperti semula. Hal ini menjelaskan bahwa
ekstrak air biji mimba dan ekstrak air daun mimba menyebabkan terjadinya
penurunan fungsi testis yang bersifat ireversibel sampai 36 hari setelah
penghentian pemberian ekstrak. Oleh karena itu perlu penambahan hari
pengamatan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan ekstrak, berlanjut atau
dapat pulih kembali dan pengujian fertilitas spermatozoa mencit pasca pemberian
ekstrak air biji mimba dan ekstrak air daun mimba secara in vitro dan in vivo. | id |