Pengembangan Kit Uji Cepat Pendeteksi Salmonella Enteritidis pada Pangan Menggunakan Prinsip Koaglutinasi Tidak Langsung.
View/Open
Date
2017Author
Arnafia, Wyanda
Wibawan, I Wayan Teguh
Pasaribu, Fachriyan Hasmi
Lukman, Denny Widaya
Metadata
Show full item recordAbstract
Salmonelosis merupakan salah satu penyakit infeksius yang menyebar luas
di dunia dan mengakibatkan tingginya kejadian keracunan makanan yang
mengakibatkan gangguan gastrointestinal. Salmonella enterica
serotipe Enteritidis (S. Enteritidis) merupakan serotipe yang paling sering menjadi
penyebab salmonelosis pada manusia. Wabah S. Enteritidis pada manusia
seringkali disebabkan karena mengonsumsi makanan yang berasal dari daging
ayam atau telur yang mentah atau setengah matang. Peningkatan infeksi
S. Enteritidis tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang namun juga pada
negara-negara maju seperti Canada, Amerika, dan negara-negara Eropa.
Keberadaan patogen ini pada pangan sangat membahayakan kesehatan manusia
meskipun hanya dalam jumlah yang sedikit. Deteksi cepat S. Enteritidis pada
pangan sangat penting untuk keamanan pangan dan sebagai peringatan dini
terhadap terjadinya wabah. Surveilans keberadaan S. Enteritidis pada pangan
menjadi tindakan rutin di seluruh dunia untuk memastikan keamanan pangan,
untuk mengurangi kejadian infeksi melalui makanan, dan pada akhirnya untuk
memastikan kesehatan masyarakat.
Metode kultur merupakan metode standar untuk mendeteksi Salmonella,
namun metode konvensional ini membutuhkan serangkaian tahapan kultur,
konfirmasi biokimiawi dan serologis, membutuhkan waktu yang lama,
menggunakan peralatan laboratoium yang intensif, dan membutuhkan banyak
keterampilan teknis. Saat ini, beberapa metode telah dieksplorasi dan
dikembangkan untuk uji cepat S. Enteritidis. Secara umum, uji cepat tersebut
dikelompokkan menjadi miniatur uji biokimiawi, berbasis asam nukleat, berbasis
biosensor, berbasis imunologis, dan modifikasi pada uji konvensional untuk
mempercepat analisis. Namun, uji cepat ini memiliki beberapa kelemahan antara
lain dibutuhkannya persyaratan khusus terhadap laboratorium, tenaga yang
terlatih, banyak peralatan yang digunakan dan reagen uji yang mahal. Oleh
karena itu, uji yang cepat, sederhana, murah, spesifik dan sensitif dalam
mendeteksi S. Enteritidis sangat diperlukan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat prototipe uji cepat untuk
mendeteksi S. Enteritidis pada pangan menggunakan teknik koaglutinasi tidak
langsung dengan menggunakan S. aureus Cowan I sebagai carier matriks.
Sensitivitas, spesifitas, limit deteksi, dan waktu pengujian dalam penggunaan
prototipe kit juga ditentukan pada penelitian ini.
Metode dalam penelitian ini meliputi karakterisasi S. aureus Cowan I,
karakterisasi S. Enteritidis BCC B2691, pembuatan serum monospesifik terhadap
S. Enteritidis, konstruksi matriks prototipe kit, dan menentukan sensitivitas,
spesifitas, limit deteksi, dan waktu pengujian dalam penggunaan prototipe kit.
Karakterisasi S. aureus Cowan I dilakukan dengan serangkaian uji
biokimiawi dan uji serum soft agar. Karakterisasi S. Enteritidis BCC B2691
dilakukan dengan serangkaian uji biokimiawi dan multiplex polymerase chain
reaction (mPCR). Pembuatan antiserum dilakukan pada ayam dengan
menyuntikkan antigen S. Enteritidis BCC B2691. Serum monospesifik dibuat
dengan melakukan absorbsi terhadap serum yang belum spesifik menggunakan
bakteri S. Pullorum, S. Typhimurium, S. Typhi. Prototipe kit dibuat dengan
menggunakan tiga komponen utama yaitu S. aureus protein A (S. aureus Cowan I)
sebagai carier matriks, antibodi sekunder sebagai penghubung antara S. aureus
protein A dengan antibodi primer, dan antibodi primer sebagai detektor terhadap
keberadaan S. Enteritidis pada sampel. Reagen prototipe kit dibuat dengan
mengikatkan S. aureus Cowan I dengan IgG kelinci anti Fc IgY dan antiserum
monospesifik terhadap S. Enteritidis. Prototipe kit dibandingkan dengan mPCR
untuk menentukan sensitivitas dan spesifitas kit. Sampel pangan yang diinokulasi
secara buatan digunakan untuk mengetahui limit deteksi kit pada pagan.
S. aureus Cowan I yang digunakan pada penelitian ini memiliki kemampuan
memproduksi protein A pada dinding selnya. Salmonella BCC B2691 pada
penelitian ini telah dikonfirmasi sebagai Salmonella Enteritidis. Serum
monospesifik memiliki spesifitas yang tinggi terhadap S. Enteritidis. Prototipe kit
koaglutinasi tidak langsung mampu membedakan dengan jelas kontrol positif dan
kontrol negatif tanpa menunjukkan reaksi self aglutinasi. Uji ini memiliki
spesifitas yang tinggi terhadap S. Enteritidis dan tidak memperlihatkan reaksi
silang dengan bakteri lainnya. Prototipe kit mampu mendeteksi 6.75 × 108 cfu/mL
S. Enteritidis pada buffer dan 1 sel/25 ml S. Enteritidis pada sampel pangan jika
diaplikasikan setelah prosedur selective enrichment. Penggunaan kit ini mampu
memberikan hasil dalam waktu singkat (reaksi dapat diamati dalam waktu 10
detik), dapat diaplikasikan pada sampel tanpa ekstraksi pada proses preparasi
antigen, dan dapat mengurangi waktu pengujian S. Enteritidis hingga 4 hari.
Collections
- DT - Veterinary Science [294]