Kajian morfofisiologi organ limpa kelelawar pemakan buah codot (Cynopterus sp.)
View/Open
Date
2017Author
Hanadhita, Desrayni
Agungpriyono, Srihadi
Satyaningtijas, Aryani Sismin
Metadata
Show full item recordAbstract
Kelelawar pemakan buah merupakan reservoir alami banyak penyakit zoonosis yang saat ini bermunculan. Kelelawar yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala klinis dan dapat terinfeksi secara persisten. Karakter unik kelelawar mengindikasikan kelelawar memiliki aktivitas kekebalan yang tinggi untuk pertahanan terhadap virus walaupun dalam keadaan fisiologis. Aktivitas kekebalan yang tinggi dapat mempengaruhi ukuran organ limfoid secara umum dan berakibat pada produksi reactive oxygen species (ROS). Limpa merupakan salah satu organ limfoid terpenting yang memiliki fungsi strategis dalam eliminasi patogen dalam darah.
Penelitan ini dilakukan untuk menyediakan data mengenai ukuran normal limpa serta menganalisa kadar malonaldehyde (MDA) dan super oxide dismutase (SOD) pada kelelawar pemakan buah codot liar genus Cynopterus. Rasio bobot limpa terhadap bobot badan Cynopterus adalah 0.4% dengan nilai jantan cenderung lebih besar dibandingkan betina. Kadar MDA limpa, yang menggambarkan produksi ROS, lebih tinggi dibandingkan kadar MDA hati. Jantan yang memiliki kadar MDA lebih tinggi daripada betina juga memiliki ukuran limpa yang lebih besar. Kadar ROS yang tinggi diketahui berdampak negatif, namun pada kelelawar hal ini dapat mendukung hematopoiesis yang diperlukan untuk terbang serta pertahanan tubuh kelelawar sebagai reservoir virus. Kadar MDA yang tinggi secara umum disertai dengan tingginya kadar SOD dapat menurunkan efek negatif stress oksidatif pada Cynopterus. Perbandingan kadar MDA dan SOD Cynopterus dengan tikus laboratorium (R. norvegicus) yang telah dikoreksi dengan laju metabolisme menunjukkan bahwa Cynopterus menghasilkan MDA dan SOD lebih rendah dibandingkan tikus laboratorium.
Collections
- MT - Veterinary Science [934]